Marvel selalu diantar tidur oleh ayah dan bundanya. Dibacakan dongeng sebelum tidur. Tapi, anak itu juga sering berceloteh tentang ini dan itu, apalagi sejak dia masuk sekolah. "Tadi, aku main sama temenku, Ayah. Ayah tahu nggak namanya Bian? Itu yang lebih tinggi dari aku?" ucap Marvel dengan mata yang berbinar menatap Santoso, siapa juga yang bisa menolak kehadiran anak itu. "Ayah nggak tahu, Nak, besok kasih tahu Ayah, ya?" Santoso yang duduk di pinggiran ranjang berkata dengan lembutnya, sambil mengelus rambut Marvel yang cokelat. Marvel mengangguk, lalu menguap sambil menggaruk kepalanya. "Nah, waktunya tidur," ucap Kinanti dengan lembut. "Besok kita sekolah lagi!" Kinanti, selalu menyayangi Marvel apa adanya, seperti anaknya sendiri. Begitu juga Santoso. "Cerita Kancil!"

