Bab 50

1455 Words
Bimo masih diam membisu melihat ap yang ia lihat saat ini. "Hai perkenalkan nama ku Angel," Bimo melihat tampa mengedipkan mata, ia yang masih syok dengan apa dilihatnya. Bimo yang merasa kaget saat itu akhirnya ia menjabat tangan wanita itu yang sedari tadi sudah menjulurkan tangan nya dari tadi. "Maaf aku sangat kaget melihatmu, senang berkenalan dengan mu, nama ku Bimo," ucap Bimo yang merasa tak enak hati, tetapi Bimo sangat kaget saat merasakan tangan gadis itu sangat dingin seperti es. "Tidak apa-apa, apa kalian sudah memesan makanan?" ucap Angel. "Kami sudah memesan minuman dan makanan, kau tumben ada di kafe pada siang hari!" ucap Adam. "Aku sedang ada urusan yang harus ku kerjakan saat ini, Baiklah kalau kalian sudah memesan, aku pamit dulu, selamat menikmati," Angel berpamitan kepada dua orang ini. "Terimakasih, semoga urusan mu lancar,"ucap Adam. Bimo yang tak pernah melepaskan pandangannya terhadap gadis itu,dikagetkan oleh Adam,"Bim, itu Angel sedang mengucapkan kata pamit," Bimo yang kaget karena gerakan dari teman nya itu. "Oh .. iya terimakasih banyak," ucap Bimo yang masih kaget dengan pertemuan mereka. Selepas Gadis itu pergi dari meja mereka berdua Bimo sedang membisikan sesuatu kepada Adam. "Ia sangat mirip dengan seseorang," bisik Bimo kepada Adam. "Iya Kau benar, aku sempat berpikiran yang sama denganmu, tetapi mereka adalah dua orang yang berbeda," ucap Adam. Bimo yang masih melihat sosok seseorang yang membuat ia kaget hari ini, merasa mereka adalah orang yang sama, tetapi Bimo juga tidak memungkiri kalau itu adalah hal yang sangat mustahil,"Ah... Mungkin ini hanya sesuatu yang kebetulan saja," batin Bimo. Setelah mereka berbicara tentang gadis yang sangat mirip dengan seseorang yang mereka rindukan, akhirnya mereka di hentikan oleh kedatangan pelayan yang membawa minuman dan makanan ringan yang telah mereka pesan. "Terima kasih banyak," ucap Adam dan Bimo bergantian. "Selamat menikmati, saya pamit ke belakang bila ada pesanan jangan sungkan untuk memanggil saya," pelayan itu dengan ramah mempersilahkan Adam dan Bimo menikmati semua hidangan yang telah mereka pesan. Bimo yang sejak tadi merasa haus karena kekagetan tadi, segera meneguk minumannya. "Ah... minuman di sini memang terbaik, walau ini bukan cafe yang tak terlalu banyak pengunjungnya tetapi hidangan dan minuman di sini hampir sama dengan rasa restauran bintang 5," ucap Bimo. "Santai saja mengapa kau seperti orang yang terburu-buru begitu, minumlah perlahan," Adam menggelengkan kepala. Adam memandangi gadis tersebut dari jauh, ia tersenyum melihat gadis itu yang sedang kebingungan mencari sesuatu, dan pandangan Adam tidak bisa lepas dari gadis yang dilihatnya tadi. Bimo yang melihat pandangan Adam yang terus mengarah kepada gadis itu, segera menyadari temannya itu. "Hei.. kau mengapa melihat Gadis itu terus menerus, Tak ingatkah kau besok sudah akan kan segera berlibur bersama istrimu itu," ucap Bimo yang menyadari Adam. "Iya aku ingat, Mengapa kau berbicara seperti itu seakan-akan aku ini sedang yang tertangkap basah," ucap Adam kembali. "Jadi apa namanya! kau yang terlihat sedang memandangi gadis yang bukan siapa siapa mu, dan bila orang lain melihat kau tersenyum kepadanya pasti dalam pikiran mereka kau sedang menyukai gadis itu," Bimo memberikan pendapatnya dengan apa yang dilihatnya sekarang ini. "Kau ini aku hanya sekedar melihatnya saja, dan aku hanya menganggapnya sebagai teman saja tidak lebih," Bela Adam kepada Bimo. "Ingat Gadis itu bukanlah Anjani, dan kau telah mempunyai seorang istri jadi jagalah sikap dan pandangan mu, untung saat ini aku yang melihatmu seperti itu, Bagaimana bila Sarah yang melihatmu memandangi seorang gadis," Adam yang mendengar itu menaiki sebelah alisnya, Ia merasa Apa yang dipikirkan Bimo tidaklah benar, tetapi ia menyadari bila gadis yang melihatnya saat ini selalu mengingatkan dia kepada sosok yang dicintainya dahulu. "Terima kasih, kau telah mengingatkanku, tetapi mungkin kau ada benarnya juga, karena paras gadis itu selalu membuatku ku teringat kepada Anjani, dan kau jangan menceramahi ku lagi karena aku akan selalu menjaga perasaan Sarah dan aku telah berjanji tidak akan menyakitinya," ucap Adam dengan lantang. "Sepertinya kau sudah lama mengenal pemilik Cafe ini," Adam menganggukkan kepalanya. "Tidak begitu lama, tetapi aku mengenalnya waktu saat ia menumpang mobilku," ada mengingat saat pertama kali bertemu dengan Angel. "Awalnya aku pikir aku sedang melihat hantu, karena saat itu aku baru pulang yang dari meeting di hotel setelah itu kami melewati jalan yang cukup sepi, dia memberhentikan mobil yang sedang dikendarai oleh sekretaris ku, di mana daerah yang kami lewati saat itu sedang diguyur hujan gerimis, jalanan itu cukup sangat sepi, maka dari itu waktu ia masuk ke dalam mobil tanpa persetujuan, aku sangat terkejut melihat wajah itu," Adam mengingat-ingat dan menceritakan saat pertama kali mereka bertemu. Bimo yang saat itu hanya mendengar dan menganggukkan semua apa yang didengarnya, dia pun sangat menyesal mengapa Bimo telat untuk berkenalan dengan Angel, karena Bimo juga sangat merindukan teman nya itu, mungkin dengan melihat dan memandang wajah Angel dapat melepaskan rasa Rindunya kepada Anjani. Mereka berdua tidak menyadari Gadis itu sedang memandang ke arah mereka dengan tatapan kosong dan terlihat sangat tajam. Setelah itu kadang dan Bimo asyik bercerita dan tertawa sesekali mereka mengecek ponsel masing-masing untuk sekedar melihat Apakah ada pesan yang masuk. "Sepertinya para wanita yang sedang menunggu di rumahmu sudah mempersiapkan makan malam untuk kita bersama," ucap Bimo kepada Adam. "Sepertinya begitu, aku pun baru mendapatkan pesan dari Sarah, Ia menyuruh kita untuk pulang lebih awal. "Adam Aku ingin menceritakan sesuatu kepadamu, aku dan Caca akan segera tinggal bersama,"ucap Bimo tegas. "Oh benarkah?" Adam minyak ini kembali dengan apa yang didengarnya tadi. "Iya benar, aku yang mengajak Caca untuk tinggal bersama, aku sangat kasihan melihatnya yang selalu sendiri tinggal di rumah besar itu," Bimo menegaskan kembali dengan rencananya. "mungkin saat kau pulang dari liburan bersama istrimu aku akan mengambil liburan untuk pergi ke kota sebelah menemui kedua orang tua Caca dan meminta Restu mereka berdua," Bimo yang berbicara kepada Adam sedikit berkhayal bila iya datang menemui kedua orang tua kekasihnya itu. "Kami akan selalu mendukung semua apa yang kalian tuju dan cita-citakan, dan itu ide yang bagus untuk kalian atau kau yang ingin bertemu langsung kedua orang tua dari kekasihmu itu," Adam yang selalu mendukung semua keputusan dari sahabatnya itu. "Apa kau telah mempersiapkan semuanya?" Bimo menggeleng. "Kau tenang saja aku akan membantumu sebisa mungkin, dan waktumu juga mungkin agak sedikit panjang untuk mempersiapkan diri bertemu dengan calon mertua mu itu," Adam sedikit memberi ketenangan kepada Bimo yang saat ini mungkin sedang dilanda kegugupan. "Kau Jangan gugup apalagi grogi karena itu dapat membuatmu seperti orang bodoh,"Adam yang sedikit memberi godaan kepada temannya itu karena iya ya melihat sangat jelas wajah Bimo sangat tegang saat menceritakan perihal keseriusannya kepada kekasihnya itu. Bimo yang merasa dirinya diolok-olok oleh temannya itu segera memberikan tinjuan kecil kelengan Adam. Adam tertawa karena Bimo yang selama ini terlihat cool bisa juga terlihat konyol akibat kegugupan yang melanda dirinya saat ini. Bimo yang merasa Adam menertawainya hanya diam dan menatap malas temannya itu. "Apakah kau sudah puas tuan menertawakan ku," ucap Bimo yang yang sedikit jengkel dengan Adam. "Sorry sorry kawan, bukan maksudku untuk mentertawakan mu tapi aku hanya sedikit lucu melihat tampangmu yang terlihat sangat tegang, karena kau selama ini mempunyai image cool dan gentle," Bimo yang mendengarkan alasan temannya tertawa itu mengiyakan semua, karena saat ini iya sangat gugup padahal ini baru direncanakannya, Bagaimana bila ia benar benar berhadapan di depan kedua orang tua Caca. Bimo segera menggelengkan kepalanya kuat-kuat untuk membuang semua pikiran negatif terhadap orangtua kekasihnya itu, ia akan menghadapi semua rintangan yang berada di depannya. Dan akhirnya mereka telah selesai, mereka memanggil pelayan itu untuk sedikit memberikan tips, karena pelayan itu sudah memberikan pelayanan yang sangat baik dan ramah. Setelah itu mereka menitipkan salam kepada Angel, mereka sengaja untuk menitipkan salam saja karena mereka tahu bila pemilik kafe ini sedang ada urusan. "Tolong sampaikan salam kepada Angel,kami permisi dulu"Adam memberikan pesan kepada pelayan itu. "Baiklah tuan, Saya akan menyampaikan pesan itu kepada Nona Angel,"pelayan itu menyapa dengan ramahnya. Adam yang saat ini membatalkan untuk pulang lebih awal karena ia telah mendapatkan pesan dari istrinya, semua barang-barang mereka telah di packing dan itu semua atas bantuan Caca yang datang pagi ini ke rumah mereka. Adam saat ini memutuskan untuk membantu Bimo agar pekerjaannya segera selesai tepat pada waktu pulang makan malam. Setelah selesai menyelesaikan semua pekerjaan yang ada Bimo segera membereskan semua berkas-berkas tersebut dan memanggil sekretarisnya untuk merapikan kembali semua dokumen yang ada di atas mejanya. "Tolong ini kau rapikan kembali semua berkas-berkas yang telah aku Satukan ke dalam map berwarna hitam, Kau tidak perlu terburu-buru karena aku memerlukannya lusa depan jadi tolong dipersiapkan dengan seksama,Apa kau mengerti" ucap Bimo kepada sekretarisnya itu. "Baiklah Pak, aku akan membereskan nya tepat pada waktunya,"ucap sekretaris Bimo yang mendengarkan instruksi dari atasannya tersebut. "Ayo Adam kita segera pulang tapi sebelum itu kita harus mencari hadiah untuk para wanita yang berada di rumah, sebaiknya kau bersama denganku dan mobilmu itu akan dibawakan dengan sopir kantor.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD