Bab 73

1760 Words
Sarah yang saat ini sedang duduk santai di sofa sambil membaca majalah yang tadi ia beli di bawah, dan suaminya sedang membaca koran pagi ini, mereka berdua sangat larut dengan kegiatan masing-masing. Tidak lama seorang dokter dan perawat masuk kedalam ruang rawatan Sarah,"Selamat pagi wah sepertinya Nyonya Sarah sangat baik keadaannya saat ini, dan mungkin hari ini kau di boleh kan untuk keluar dari rumah sakit,"Sarah yang saat ini sedang kembali ke atas tempat tidurnya agar ia dapat dengan mudah diperiksa oleh dokter yang selama ini merawatnya di rumah sakit ini, mendengar penjelasan dari dokter itu membuat Sarah sangat bahagia akhirnya ia dapat keluar dari sini. Dan akhirnya dokter itu memeriksa keadaan Sarah, dan benar saja keadaan dan luka memar yang didapat akibat dari benturan kecelakaan itupun tidak menunjukkan ke arah yang tidak baik. "Baiklah sepertinya Nyonya Sarah dapat melakukan rawat jalan saat ini, sebelum pulang nanti saya akan meresepkan obat untuk diminum di rumah selama satu minggu ke depan,"dokter menjelaskan semua kepada Sarah dan Adam. "Apakah ada yang perlu ditanyakan lagi?,"dokter itu memberikan waktu untuk Adam dan Sarah bila ingin menanyakan sesuatu. "Dokter saya menanyakan saat ini kami dalam perjalanan untuk liburan Apakah Ah kamu dapat melanjutkan perjalanan saat ini?,"Adam memberanikan diri untuk bertanya apakah mereka dapat melanjutkan liburannya atau tidak. "Begitu rupanya, seperti yang telah saya lihat dan periksa keadaan Nyonya Sarah saat ini dalam keadaan sangat baik mungkin tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk melanjutkan perjalanan liburan kalian berdua tetapi tolong obat yang saya berikan selama satu minggu ke depan harus tetap rutin diminum, Dan Bila terjadi keluhan kau dapat membawa Nyonya Sarah ke klinik atau rumah sakit terdekat, apa masih ada yang perlu kau tanyakan Tuan?," dokter itu menjelaskan tentang kondisi Sara saat ini dan dan setelah mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh dokter tersebut Adam dan Sarah sangat mengerti Mereka pun hanya menganggukan kepala saat dokter itu menjelaskan. "Tidak ada lagi dokter, Terima kasih atas penjelasannya, kami berdua cukup mengerti dan semoga saja perjalanan kami dapat berjalan dengan lancar,"Adam berbicara kepada dokter yang akan meninggalkan ruangan Sarah. "Baiklah bila tidak ada lagi yang perlu ditanyakan Saya permisi dahulu dan Tunggulah sebentar nanti perawat Saya akan membantu untuk menyelesaikan administrasi dan obat-obatan nya, semoga Nyonya Sarah lekas sehat dan pulih kembali Saya permisi dulu,"dokter itu berpamitan kepada Sarah, Ia sangat senang mendapatkan dokter dan perawat yang sangat humble kepada dirinya. "Terima kasih Dokter, Maafkan bila selama ini mungkin saya sering merepotkan dokter dan perawat di sini," ucap Sarah. "Sama-sama nyonya, itu sudah tugas dan kewajiban kami sebagai pelayanan kesehatan di rumah sakit ini,"setelah mengucapkan itu dokter dan perawat itu segera meninggalkan ruangan Sarah, selepas dokter dan perawat itu keluar dari pintu ruangan nya, Sarah sangat senang sehingga ia pun meloncat dari tempat tidurnya, Adam yang melihat Sarah saat ini sangat senang tertawa gembira karena istrinya saat ini telah pulih. "Sudah sudah sayang kau jangan loncat-loncat seperti anak kecil,"mendengar kata-kata dari sang suami membuat Sarah berhenti dan menatap tajam kearah suaminya itu yang menyebutnya seperti anak kecil. Melihat Sarah langsung berdiri diam membuat Adam berpikir apakah ia ada salah berbicara terhadap istrinya itu,"Ada apa sayang mengapa kau memandangku seperti itu, apa kau sedang marah kepadaku?," mendengar pertanyaan dari sang suami membuat Sarah memutar kedua bola matanya, ia berpikir mengapa parah lelaki tidaklah sangat peka terhadap wanita, setelah ia berbicara seperti itu mengapa mereka masih menanyakan keadaan orang yang telah mereka katakan semangatnya karena lontaran ucapan yang dikeluarkan dari mulut lelaki. "Menurutmu apa sayang, aku meloncat seperti ini karena saat ini perasaanku sangat bahagia, dan kau bilang aku seperti anak kecil!" Adam pun mengerti sekarang Mengapa istrinya itu berubah dari ceria menjadi sinis kepadanya. "Maafkan aku sayang Aku tidak bermaksud mengatai mu seperti anak kecil, Tapi jujur memang kau seperti anak kecil karena aku selalu gemes melihat semua kelakuanmu," Adam pun yang mengetahui istrinya itu sedang marah kepadanya langsung merayu dan memeluk sambil mencium cium semua wajah milik Sarah yang membuat istrinya itu memberontak karena kelakuan suaminya. "Hentikan sayang, nanti ada orang yang masuk di ruangan ini dan melihatnya," Sarah masih memberontak akibat dirinya mendapatkan perlakuan yang membuat ia kegelian. "Biarkan saja, toh Siapa suruh masuk tanpa mengetok pintu dahulu, lagian yang aku cium sekarang ini adalah istri kesayanganku, Jadi siapa yang yang marah bila aku menciumi istriku sendiri,"Adam yang tak mau kalah dengan semua ucapan yang dilontarkan oleh istrinya itu. "Iya maksudku bila ada yang masuk nanti dan melihatnya kan malu,"ucap Sarah yang sudah pasrah dengan apa yang dilakukan oleh suaminya saat ini. "Aku tidak peduli karena saat ini aku ingin memeluk dan mencium Istriku,"Adam terus memeluk dan menciumi istrinya. Sarah yang sudah pasrah dengan apa yang dilakukan oleh suaminya pun akhirnya membalas setiap gerakan dan sentuhan yang diberikan oleh suaminya itu tetapi mereka berdua cukup sadar karena saat ini mereka masih berada di kamar rumah sakit. Tok..Tok.. pintu ruangan Sarah saat ini sedang diketok oleh seseorang dan itu menandakan semua kegiatan yang dilakukan oleh syara dan suaminya akan terhenti. Sarah sedikit merapikan dirinya yang saat ini sangat berantakan akibat kelakuan suaminya, dan Adam pun tersenyum melihat Sarah yang saat ini memanyunkan bibirnya akibat dirinya yang terus memeluk dan menciumnya. "Silakan masuk,"Sarah mempersilahkan orang yang yang tadi mengetuk pintu ruangannya itu masuk. "Permisi Nyonya Saya hanya mengantarkan tagihan administrasi rumah sakit ini,"Adam pun mengambil kertas yang diberikan oleh perawat itu dan dan ia pun tersenyum ramah setelah perawat itu menyerahkan kwitansi tagihan rumah sakit. "Terima kasih, saya akan segera membereskan semua tagihan ini,"Adam pun segera beranjak dari tempat duduknya menuju meja administrasi untuk menyelesaikan semua. "Permisi Nyonya Saya akan melepaskan selang infus, Bolehkah anda kembali ke tempat tidur anda untuk saya lakukan tindakan pelepasan infus,"perawat itu dengan ramah meminta kerjasama kepada Sarah agar dapat melakukan tindakan lebih aman dan nyaman, Sarah sedikit menunjukkan wajah meringis ngilu sewaktu jarum infus itu dicabut dari pergelangan tangannya. "Saya sudah melepaskan selang infus dari tangan nyonya, saya akan kembali ke ruangan bila ada perlu kiranya dapat memanggil saya kembali, dan setelah ini anda dapat menunggu obat-obatan untuk rawat jalan selama seminggu ini, dan saya permisi dahulunya" perawat itu segera keluar dari ruangan tersebut. Sarah dengan sigap membereskan semua barang-barang yang ia dan Adam bawa ke rumah sakit, setelah ia membereskan semua Sarah pun memutuskan untuk melanjutkan menonton TV sembari menunggu suaminya yang sedang mengurus administrasi rumah sakit ini. ... Caca dan Bimo saat ini telah sampai di apartemen mereka, Bimo meraba untuk mencari saklar dan menghidupkan nya. Caca segera menuju dapur untuk mengambil minuman dingin, ia melihat Bimo yang saat ini sedang merebahkan diri di atas sofa dan segera membawakan minuman untuk kekasihnya itu. "Kau sangat lelah sekali sayang, Cobalah kau untuk berendam agar dapat melepaskan semua penat yang saat ini kau rasakan," Caca memberikan saran kepada Bimo agar dapat rileks. "Iya Kau benar sayang, walaupun pekerjaan sudah di-handle dari awal oleh Adam Tetapi beberapa pekerjaan tidak bisa dilepaskan begitu saja tanpa pengawasan, sebenarnya ini bukanlah hal yang membuat aku sangat kelelahan tetapi memang hari ini Badanku terasa capek sekali,"ucap Bimo. "Ini minum lah dulu, Aku akan segera menyiapkan air hangat untuk kau berendam nanti, dan setelah itu aku akan buat kamu segelas coklat hangat, karena yang kutahu minuman itu dapat membuat rileks,"Caca yang saat ini sedang memberikan minuman dingin kepada kekasihnya itu dan ia pun segera menuju ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat. "Terima kasih sayang Kau yang paling terbaik,"Bimo memuji kekasihnya itu. "Iya sama-sama sayang,"Caca memberikan senyum manis kepada Bimo. Bimo memandang punggung kekasihnya yang berjalan menuju ke kamar mandi, ia merasa sangat beruntung memiliki kekasih seperti Caca yang mengetahui apa yang sedang ia rasakan saat ini, padahal Bimo belum ada berbicara apa-apa tetapi Caca mengetahui itu. Beberapa menit setelah Caca mempersiapkan air hangat dan semua keperluan mandi Bimo segera ia keluar untuk memanggil kekasihnya itu di ruang tengah, setelah sampai di ruang tengah Caca melihat kekasihnya itu sedang memejamkan mata ia yakin Bimo saat ini sedang tertidur, tetapi Caca tidak mau membiarkan Bimo tertidur sebelum membersihkan diri. "Hei..Sayang, bangunlah air hangat mu sudah siap,"Caca membangunkan Bimo dengan lembut agar kekasihnya itu tidak terbangun dengan kaget. "Maaf sayang aku ketiduran,"ucap Bimo. "Tidak apa-apa, segeralah mandi agar kau dapat segar kembali,"Bimo menganggukan kepala dan Ia pun segera beranjak dari sofa menuju kamar mandi. Caca menunggu kekasihnya itu yang saat ini sedang berendam untuk merileks kan badannya, Caca yang tak tahu akan melakukan apa saat ini ia berjalan ke arah balkon apartemen dan melihat suasana malam yang masih ramai. Caca tidak tahu sudah berapa lama ia berdiri di sana, ia pun dikagetkan oleh kedatangan Bimo yang telah selesai mandi. "Kau sedang melihat apa sayang? dan juga udara di luar saat ini sangat dingin!" Bimo yang saat ini sedang memeluk Caca dari belakang. "Aku tidak melihat apa-apa sayang, aku hanya bosan saja, duduk dan menonton TV saat menunggu kau mandi tadi," ucap Caca ya masih memandangi suasana kota di malam hari. "Baiklah bila begitu Sekarang saatnya giliran ku untuk mandi," mendengar itu Bimo sedikit tak rela untuk melepaskan pelukannya tetapi ia paham bila Caca juga membutuhkan kesegaran. Bimo segera menuju kamar mereka dan menunggu Caca selesai mandi, Ia tersenyum mendengar Caca yang selalu bersenandung saat di kamar mandi. Cklek.. Pintu kamar mandi terbuka, dan menampilkan Caca saat ini hanya berbalut handuk yang melilit di badannya beserta handuk kecil yang saat ini sedang bertengger menutupi rambut basah nya, dan itu membuat mata Bimo melotot tak berkedip saat ini. Bimo yang saat ini terpaku melihat penampilan kekasihnya yang baru keluar dari kamar mandi itu,Caca pun kaget melihat Bimo yang saat ini sedang menatapnya dari atas tempat tidur, akhirnya Bimo pun berjalan ke arah Caca, baca yang melihat itu hanya berdiri mematung ia tak tahu harus berbuat apa, Bimo yang telah sampai dihadapan Caca awalnya hanya membantu Caca untuk mengeringkan rambut yang masih terlihat basah, tetapi Bimo sangat terbuai oleh aroma wangi yang keluar dari tubuh Caca, Bimo pun mulai menciumi belakang telinga Caca yang membuat kekasihnya itu pun ikut terbuai oleh perlakuan Bimo, Bimo tidak bisa mengontrol dirinya sendiri karena saat ini ia sangat terbuai dan terpesona oleh Aura yang keluar dari kekasihnya itu. Iya pun mulai melepas kaitan handuk yang melilit di tubuh kekasihnya itu. Caca yang refleks menutup bagian dadanya dengan kedua tangannya tetapi segera ditahan oleh Bimo yang saat ini sedang meraba bagian d**a kekasihnya itu. entah apa yang dipikirkan oleh Bimo dan Caca saat ini, Bimo dengan segera mencium bibir Caca dengan rakusnya setelah Cukup puas explore bibir kekasihnya itu Bimo pun segera menggendong Caca ke atas tempat tidur, dan Caca pun pasrah dengan apa yang dilakukan oleh kekasihnya. mungkin ini adalah malam yang sangat spesial bagi Bimo dan Caca.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD