MAFIA LOVE STRUGLLE-1

1069 Words
FOLLOW AND TAP LOVE ❤ SEBELUM BACA. The Hippodrome Casino London, 11.00 pm Fredi Zelo Ambrik masih setia duduk manis bermain Judi dengan dua pengawalnya Edwin dan Faro. Dua orang kepercayaannya ini sudah seperti sahabat sekaligus saudara baginya. Fredi seorang yang cerdas, dia selalu menggunakan otaknya saat melakukan sesuatu. Termasuk bermain kasino, jarang sekali dia kalah. Tapi malam ini entah kenapa dia begitu sial. Dua bodygoard yang berjaga dekat dengannya masih setia menunggu sang tuan. Nampak kesal sekali di wajahnya. Semua orang menyaksikan itu hanya terpaku terdiam. Ahh mana mungkin ada yang berani, kalau tidak mereka ingin tempat laknat tersebut di bakar oleh mafia ini. Penat..!! Fredi duduk di pojok menjauhi dirinya untuk sementara bermain kasino yang sudah kebiasaan malamnya. Fredi memesan wine kepada bertender, dirinya menyesap minumannya dengan mudah. "Tuan, apa tidak sebaiknya kita pulang saja." Tanya faro salah satu orang kepercayaannya sekaligus pengawalnya. Dengan kaca mata hitamnya dia tetap menikmati minumannya. Bahkan tidak bergeming sama sekali pertanyaan faro. Sepertinya ia sudah sangat bosan, Fredi memutuskan pergi dari tempat tersebut. BRUK.. "Oopss sorry." Hanya kalimat itu yang keluar dari bibir seksinya. Bahkan tidak sama sekali takut padanya. Wanita itu pergi begitu saja tanpa meliriknya. Ah iya dia Argetta Alzyalin Pencily adik seorang pengusaha di New York yang baru saja berhasil kabur ke London. Fredi menatap tajam wanita yang berani begitu saja menabraknya lalu pergi. "Siapa dia." Ucap Fredi pada pengawalnya. "Sepertinya dia pendatang, tuan." Jawab edwin. "Buat dia menemaniku malam ini." Kedua pengawal terkejut mendengar lontaran kata Fredi. Tak biasanya Fredi minta di temani seorang wanita. Sepertinya wanita ini mampu menaklukkan hati Fredi. Fredi yang tadinya siap untuk keluar dari kasino, enggan melakukannya. Dia berbalik kembali di tempat duduknya. Entah apa yang membuatnya penasaran dengan wanita ini. Cantik, ya dia memang sangat cantik, mempesona bahkan terlihat jelas indah bola matanya. Tidak..!! Fredi tak mungkin jatuh cinta pada wanita yang belum dia kenal. Tapi mungkin dia terobsesi. Ah iya mungkin itu sebutan yang pantas. Karena tidak ada pernah wanita, tidak terkesima dengan ketampanannya. Wanita ini bahkan tidak memandangnya sama sekali. Menoleh saja tidak. Setelah wanita ini lengang dua puluh menit karena wanita itu sepertinya menang dalam permainan. Cerdik..!! Wanita yang membuat takjub dari penglihatannya. Bukan saja memiliki wajah cantik. Ternyata dia juga begitu cerdik. Akhirnya sang wanita duduk manis sendiri menyesap minumannya. Auranya cantik semakin terlihat, saat bibir seksinya mendarat di gelas berisi wine. Fredi begitu gagah menghampiri wanita bernama argetta ini. "Boleh aku duduk disini." Ucap Fredi membuka kaca matanya. Mata yang indah bukan. Argetta Hanya melirik Fredi tanpa menggubrisnya. Buatnya pria yang di hadapannya sangat tidak penting. Dia hanya ingin menghabiskan waktunya tanpa ada Emran yang mengatur hidupnya. Fredi langsung duduk manis di hadapan wanitanya ini. Argetta rasanya ingin memecahkan kepala pria di hadapannya ini. Apakah dia tak punya sopan santun sehingga berani duduk di depannya. "Apa Aku menjawab pertanyaanmu. Atas dasar keberanian apa kau duduk di depanku." Argetta berucap sangat angkuh. "Ah.. sungguh kau tak mengenaliku." Ucap Fredi dengan senyum getir di bibirnya. Benar benar wanita di hadapannya membuat kesal, kenapa bisa wanita sepertinya seakan buta melihatnya. Akan di pastikan argetta memiliki kesulitan. Hah hidupnya tergantung mafia terkejam di hadapannya ini. Semua mata tertuju di meja bulat yang di duduki argetta dan Fredi. Argetta memalingkan wajahnya agar pria ini pergi dari hadapannya. "Tidak penting mengenal siapa dirimu." Argetta bersuara dengan ketus. Wajahnya muak jika harus bertatapan dengan pria yang berhidung mancung ini. Fredi tampak tertegun melihat keberanian dan angkuhnya argetta. Fredi semakin kesal, semua wanita menggilainya tapi wanita ini. Fredi mengambil rokoknya dan menghembuskan asapnya ke wajah argetta. Uhuk..uhuk. Argetta terbatuk di buatnya. "Beraninya kau." Agatha berdiri menghantam meja di hadapannya. BRAK.. "Apa kau tak punya sopan santun." Argetta menatap penuh dengan kebencian di matanya. Sebelum bertemu dengan pria di hadapannya, ia sudah banyak rencana di otaknya sebelum kembali ke New York. Fredi tersenyum getir, "Sepertinya wanita ini harus di beri pelajaran dengan siapa dia berhadapan." Fredi bergumam dalam hatinya. Senyuman di wajahnya penuh kelicikan. Fredi mematikan rokok di tangannya. "Sepertinya kau harus ku beri pelajaran, agar bisa bicara sopan padaku." Fredi mendekati argetta bahkan dia tak perduli semua mata sedang melihatnya. "Siapa kau berhak mengat---" Argetta terbelalakan, Fredi melumat bibir Agatha begitu nikmat. Tangan kiri Fredi melingkar di pinggang argetta. Sedangkan yang Kanan sudah terletak di bagian tekuk argetta. Argetta memukul sekuat tenaga melepaskan ciuman Fredi. Tapi disayangkan Fredi begitu kuat mendekap tubuh argetta. Fredi dengan liar mencium argetta depan umum. Argetta semakin kuat menghantam d**a bidang Fredi yang gagah. Sial! Argetta harus terjebak ciuman pria yang tak di kenalnya. "Aaahhh.. Dasar kau, beraninya kau mencium bibirku" Argetta meneriakinya Setelah berhasil melepaskan ciuman dari pria yang di anggapnya b******n. "Haha." Fredi tertawa hambar di ruangan yang sudah penuh dengan mengunjung menatap mereka. "Jika kau ingin hidup dengan tenang, kau harus ikut denganku kalau tidak---" "Kalau tidak apa." Ujar argetta menatap sinis. "Kalau tidak akan ku pastikan, kau akan mendapatkan lebih dari ini." Fredi menyeringai argetta, ia membelai lembut wajah argetta dengan telunjuknya. Dari wajah hingga turun di bagian lengan mulus argetta. "Jangan bersikap kurang ajar padaku." Argetta menepis cepat tangan Fredi. Ia sangat marah. Ia tak terima di permalukan seperti ini. Di New York dia adalah wanita sangat di hormati, tidak Ada satu orang pun berani memperlakukannya sangat tidak sopan. Dengan langkah mundur Fredi duduk tempatnya kembali, posisi kaki kirinya berada di atas lutut. Dia memetik jari dua kali. Edwin dan Faro menghampiri Fredi yang akan memberikan tugas pada mereka. "Ya, tuan." Edwin membuka suaranya. "Seret dia."Ucap Fredi dengan tegas. Fredi merasa akan menang puas dari wanita yang tak dikenalnya. Argetta menggerang kesal. "Ah. Tuan apa yang kau lakukan. Kau Alan membawaku kemana."Faro menyeret argetta secara paksa kemobil mereka. Argetta duduk di paksa. Edwin mengikat kedua tangan argetta, membungkam mulutnya dan menutupi wajahnya dengan penutup warna hitam. "Hmmmm..eehhmmmmm..hhbmmmmmmm" Argetta tak dapat melihat apapun, Dirinya bungkam. Kali ini pria yang Akan di hadapkan mungkin saja akan membunuhnya. Apa yang di inginkannya, kenapa harus aku. Apa yang di inginkan dariku. Emran, Aku mohon tolong adikmu. Batin argetta seakan berteriak. Tapi dia menyakinkan dirinya, harus kuat. Bukankah dia harus menerima segala resiko jika jauh dari pengawasan Emran. Argetta terjebak, oh tidak..!! Manusia k*****t seperti apa yang bisa melakukan hal keji ini. Apa dia sedang di culik saat ini. Apa mereka mengetahui jati dirinya seorang adik pengusaha ternama di New York. Belum saja lama argetta menginjak London, ia menghadapi masalah dengan orang asing ini. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD