Kentang Luar Biasa

1111 Words
Sudah kuduga, saat aku mengatakan Kentang, semua orang akan langsung terdiam. Seolah... Aku ingin memberi makan mereka dengan racun, wajar jika mereka shock. Itulah kenapa aku tidak bisa membiarkan kesalah pahaman mereka terhadap Tuan Kentang sekeluarga terus berlanjut. Mereka... Benar-benar harus merasakan kebaikan dari Keluarga Tuan Kentang. “Kepala Desa, bukankah kentang adalah sesuatu yang tidak bisa di makan? Di bandingkan dengan jamur beracun, kentang masih lebih buruk. Itulah sebabnya selama berabad-abad tidak ada orang yang memakannya dan membiarkan tanaman itu tumbuh liar di sekitar hutan.” “Hahaha... Sayang sekali. Bagaimana selama berabad-abad mereka mengabaikan hal ini? Bahkan kalian pun ikut mengabaikannya, sungguh... Kalian yang belum pernah merasakan ini, benar-benar harus menyesali hidup kalian. Hahahah!” ujarku. “Eh... Sampai sebegitunya?!!” “Tapi Kepala Desa? Apakah kentang-kentang itu benar-benar bisa di makan?” “Tentu saja bisa, malahan mereka adalah makanan yang sangat nikmat. Selama ini orang-orang tidak pernah mengetahui bagaimana cara mengolahnya, yang mereka tau adalah benda ini mengandung racun. Benar! Benda ini memang beracun!” tegasku. “Lalu kenapa kita harus memakannya?” “Untuk memastikan apakah benda ini masih beracun atau tidak. Dengar... Jika kalian berhasil mengetahui rahasia dari si Tuan Kentang ini, Kira-kira kalian bisa memikirkan apa yang terjadi?” Warga desa terdiam dan beberapa dari mereka menggelengkan kepala mereka. “Saat kalian mengerti rahasianya. Tentu saja hal yang pertama bisa kalian dapatkan adalah terhindar dari kelaparan. Kentang seperti yang kalian tau, benda ini tumbuh dimana-mana. Bahkan di sekitar hutan kalian bisa dengan mudah mendapatkannya, hanya saja karena pemahaman yang kalian ketahui tentang mereka hanya sekedar racun yang mereka kandung, kalian mengabaikan dan terlalu menyepelekan benda ini.” “Hal ini sudah menjadi catatan turun-temurun dari umat manusia, tentu saja sampai sekarang tidak ada seorangpun yang mau menggali tanaman itu, Kepala Desa. Malahan... Sempat ada sebuah cerita di mana sebuah Desa di penuhi dengan kentang yang tumbuh liar, kerena hal itu orang di desa tersebut memutuskan untuk membakar habis semuanya. Termasuk desanya.” Memang sudah sejauh apa kesalah pahaman mereka semua terhadap Tuan Kentang?!! Jika bahkan ada sebuah cerita sepelik itu maka akan sulit untuk meyakinkan mereka. Jangankan enggan, orang-orang tidak akan mau memakannya, dan niat itu tidak akan pernah ada dalam diri mereka. Tapi aku sangat yakin! Jika mereka tau rasanya, maka kesalah pahaman yang terjadi selama berabad-abad ini... Aku... Akan segera mengakhirinya! Yosh! Akhirnya sudah jadi juga. Masakan pertama menggunakan benda paling beracun di dunia ini, kentang. Dan ini adalah kelahiran dari.... Kentang goreng! “Siapa yang akan menjadi orang pertana yang ingin merasakannya?” Hahaha... Tentu saja, meskipun aku mengatakannnya dengan ramah, itu malah membuatku seperti orang yang memiliki gangguan psikis. Bukankah kalimat yang barusan itu tidak ada bedanya dengan kalimat siapa yang ingin mati terlebih dahulu? Aduh-aduh... Kalau sudah begini apa boleh buat, aku sendiri saja yang menjadi orang pertama kali memakannya. Kira-kira namaku akan tercatat di sejarah tidak ya? “Kepala Desa!!!” seru warga yang melihat hal itu. Dengan wajah merekan yang heran bercampur dengan rasa takut yang luar biasa, mereka seperti menyaksikan persembahan sirkus yang luar biasa. “Apa?” jawabku sambil mengunyah kentang goreng buatanku dengan sangat santai. “Eh??? Benarkah benda itu sebenarnya bisa di makan? Apakah tidak berbahaya?” “Kepala Desa? Tidak akan ada yang terjadi setelah anda memakannya, kan?” ucap Hathor dengan wajah yang sangat cemas. “Jika memang harus ada yang terjadi, maka hanya satu hal yang pasti. Kenyang!” tegasku. “Hathor, kenapa kau sendiri tidak mencobanya? Jangan bilang orang berbadan bongsor sepertimu yang hidup secara terhormat sebagai seorang ksatria takut terhadap kematian?” imbuhku. Sorot matanya terlihat gemetar, bahkan aku bisa melihat Hathor sempat menelan ludah. Hee... Bahkan orang sepertinya takut terhadap racun, kah? Astaga, kesalah pahaman yang sangat dalam rupanya. Baiklah, aku tinggal menyodorkan benda ini dan membiarkan dia mengambilnya. “Silahkan... Kuharap ini bisa meluruskan pikiranmu.” Hathor mengambil sekeping kentang yang telah di goreng itu, tentu Kentangnya masih dalam keadaan hangat dan masih memiliki cita rasa puncaknya. “Krzzzz!!!” Suara benda garing itu ketika dia di jepit oleh gigi saat mengunyah. Mata Hathor yang semula merasakannnya sambil terpejam mendadak melotot. Pemandangan itu membuat warga yang lainnya ketakutan. Mungkin mereka berpikir... Ah!!! Hathor telah teracuni! Apa itu menghentikan kerja jantungnya sampai matanya ingin melompat keluar. Ya... Mungkin sesuatu seperti itu yang terpikir dalam benak mereka. “Enak! Sedap! Mantap!!! Kepala Desa, Apa-apaan ini?!!” seru Hathor secara tiba-tiba. “Ah... Ini benar-benar gawat, aku tidak bisa berhenti ingin merasakan makanan ini,” sambil mengambil satu keping gorengan itu lagi Hathor mengatakannya. “Jadi... Selama ini buyut, kakek nenek, ayah dan ibu... Mereka semua berbohong.” Ehh! Apa yang dikatakan si Hathor ini sambil menutupi matanya? “Betapa kejamnya mereka selama ini memfitnah keluarga Tuan Kentang, mereka telah hidup lama di antara kita, tapi tak ada satupun dari kita yang menyapa mereka. Ah... Keluarga Tuan Kentang pasti sangat kesepian selama ini.” Ehhhhh.... Kenapa dia malah terlihat seperti orang yang sedang melakukan sebuah drama. Ada apa drngan si Hathor ini? Apa jangan-jangan kentang di dunia ini dapat merusak cara berpikir seseorang, mungkinkah? “Benar-benar orang yang hidup tanpa memiliki perasaan, bagaimana mereka bisa mangajarkan anak cucu mereka dengan suatu pemahaman yang mengerikan, mengatakan benda dengan kekayaan rasa yang luar biasa ini dengan sebutan racun? Mulut mereka memang harus di jaga,” kata Lyod yang tanpa kusadari sudah mengambil satu buah kentang goreng dari piring yang ku pegang. Bahkan selama aku sibuk memperhatikan Hathor dan juga Lyod. Torn yang juga ada di sekitarku... “Nona Ririna... Maafkan aku... Sepertinya... Aku benar-benar telah merasakan jatuh cinta, tapi kali ini bukan terhadapmu. Maafkan aku, maafkan aku,” ujat Torn sambil terlihat menangis saat mengunyah kentang gorengnya. Astaga, diantara banyaknya orang yang berdiri di sini. Kenapa harus mereka bertiga? Tidak bisakah ada orang yang lebih normal untuk merasakan ini dan memberikan pendapat yang tidak membuat orang lain salah paham? “Hmmm... Memang benar, benda ini memang bisa di makan. Sesuai dengan apa yang di katakan oleh Kepala Desa. Yang lebih mengejutkan adalah, kentang memiliki rasa yang sangat enak, jika di bandingkan dengan roti.... Aku malah ingin memakan kentang goreng setiap hari. Kepala Desa... Mungkin kita bisa mulai menanamnya besok.” Paman Mizzre.... Akhirnya ada orang normal yang dapat memberikan komentar tentang kentang, baguslah! “Kepala Desa? Apa anda tidak keberatan untuk menggorengnya dalam jumlah yang lebih banyak? Saya akan mengikuti anda selamanya!!!” seru Hathor sambil memperlihatkan wajahnya yang berbinar-binar. Ya ampun... Bahkan setelah kalian enggan memakan kentang, kini kalian ingin memakannya lebih banyak, kah? Siapa yang peduli, bukankah itu artinya kesalah pahaman mereka sudah teratasi. “Apa boleh buat, aku akan menggorengnya banyak sekali agar cukup untuk semua orang.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD