Mencari Kesepakatan

1601 Words
Di luar gerbang tadi suasananya memang cukup mengesalkan, tapi di dalam gerbang ini, semuanya terlihat sangat mengesankan. Apa yang kulihat sekarang ini benar-benar sebuah kota, aku bisa melihat keramaian di mana-mana, dan apa yang kuinjak sekarang bukanlah tanah ataupun rumput, semua adalah batu bata yang telah di tata sehingga jalannya nampak mulus, mudahnya kita biasa menyebut ini dengan jalan setapak. “Kalian jangan pergi terlalu jauh dariku, kita di sini datang sebagai kelompok, jadi kita di kenal sebagai kelompok pedagang dari Desa Nimiyan, jika kita terpisah dan para penjaga menemukan salah satu dari kita, akan sangat rumit nanti urusannya,” ujar Paman Bern. “Baik Paman!” ujar kami dengan serempak. Benar apa yang di katakan oleh Paman Bern, keamanan kota disini dapat di jamin, para penjaga berpatroli kesana kemari, bahkan di setiap sudut gang aku bisa melihat ada penjaga yang berdiri menjaga tempat itu. “Menjual Potion hasil buatan Desa kita ke Guild pedagang akan sama halnya dengan menjual nama kita. Saat barang kita di perjual belikan, sama halnya dengan Potion-potion ini maka nama kita juga akan menyebar ke seluruh negeri. Saat itu negeri ini akan mendengar kabar bahwa desa kita masih hidup.” “Benar apa yang di katakan oleh Paman Bern, sebentar lagi kabar kita akan sampai ke telinga orang itu,” ujarku. Ku harap mereka semua tidak bertindak gegabah, jika mereka tau dan memutuskan untuk berbuat nekat pada desa, semua warga akan dalam bahaya, saat ini aku masih belum cukup kuat untuk melindungi mereka. Seorang anak kecil datang mengejutkanku, dengan penampilannya yang lusuh, wajahnya yang kotor dan juga bajunya yang sudah compang-camping menandakan bahwa anak ini adalah seorang pengemis. “Kakak, apakah kau punya makanan?” dengan mata yang memelas anak itu menanyaiku. Aku sedang tidak membawa apapun saat ini, bahkan uang saku kami pun sudah habis untuk dibayarkan sebagai uang masuk menuju kota, Satu-satunya cara kami mendapatkan uang adalah dengan menjual Potion-potion ini. “Maafkan aku adik kecil, tapi saat ini Kakak masih belum mempunyai apapun yang bisa di berikan padamu,” ujarku sambil mengelus rambut gadis kecil itu yang acak-acakan. “Kalau begitu maaf telah mengganggu,” dengan suara lirih gadis itu mengatakannya dan lalu berlari pergi ke dalam sebuah gang. Haa.... Terenyuh hatiku melihat kehidupan gadis kecil itu yang menyedihkan, bahkan di usianya yang masih sangat muda dia sampai mengemis seperti itu, tubuhnya kurus dan juga kotor, apa tak apa membiarkan gadis sekecil itu dalam kondisi seburuk itu? “Kepala Desa, di kota ini memang banyak sekali pengemis yang hidupnya terlantar di gang-gang gelap kota, mereka tidak punya pekerjaan atau rumah, hal yang bisa mereka lakukan hanyalah meminta-minta, itulah kenapa mereka mengemis.” “Paman Bern, ayo lanjutkan,” jawabku. Hatiku terlalu sakit melihat pemandangan barusan, kupikir kehidupanku sebelumnya sudah cukup buruk, tapi di bandingkan dengan gadis kecil yang ku temui tadi... Kehidupanku masih jauh lebih lunak. **** Paman Bern menuntun kami ke sebuah bangunan besar, benar! Sebuah Guild Pedagang. Tempatnya cukup besar dan cukup ramai, semua orang yang datang dan pergi selalu membawa barang ataupun uang bersama mereka, seberapa banyak jumlah emas yang biasa di Transaksikan di tempat ini dalam sehari, aku benar-benar hanya dapat mendengarkan suara gemerincing uang koin di sana-sini. “Ririna... Selamat siang, hari yang sibuk seperti biasa bukan,” ucap Paman Bern pada seorang gadis muda yang menjadi Resepsionis Guild Pedagang. “Paman Bern, datang lagi untuk menjual Potion?” jawab gadis bernama Ririna itu. Ada apa ini? Kenapa kedua Abang-abang ini malah menyenggol tanganku? Dengan senyum yang terlihat bodoh di kedua wajah mereka, Torn dan Lyod tampaknya terpesona oleh kecantikan Gadis Resepsionis Guild ini. “Ririna, kali ini aku benar-benar membawakanmu benda yang bagus, ini adalah Potion seperti biasanya, namun kualitasnya aku jamin lebih tinggi dari sebelumnya. Kau bisa melihat warnanya atau bahkan kau bisa menguji khasiatnya. Nona Resepsionis, silahkan periksa dan tentukan harganya.” “Baiklah Paman Bern, aku akan menguji satu botol Potion ini terlebih dahulu, kalian semua bisa menunggu di kursi tunggu disana,” kata Ririna sambil menunjuk pada kursi yang tersedia di ruangan besar itu. “Gadis bernama Ririna itu... Apakah dia sudah punya suami?” Torn mencoba memecah keheningan dengan pertanyaan dan juga wajahnya yang cengar-cengir seperti orang bod0h itu. “Hei... Kenapa kau menanyakan itu? Apa kau naksir padanya?” sahut Lyod yang terdengar kesal. “Dia cantik, memang tidak boleh kalau aku naksir padanya?” “Torn... Kau itu pria bau yang mudah berkeringat, beraninya kau naksir pada Princess Ririna!” Princess Ririna? Apa itu yang ada dalam pikiran mereka? Orang-orang ini, mereka selalu ribut kemanapun mereka pergi, dasar. “Semuanya!!!” seru Ririna, dia tampak berlari terburu-buru, wajahnya sangat bersemangat dan kelihatan gembira, mungkin ini akan menjadi kesepakatan yang menjajikan. “Nona Ririna, namaku adalah Lyod!!!” spontan Lyod menghentikan pertikaiannya dengan Torn dan berbalik ke arah Ririna sambil mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Gadis Resepsionis Guild yang manis itu. “Lyod!!! Kau ini memang!!!” geram Torn ambil mengangkat kerah baju yang di kenakan oleh Lyod. “Hei, jika kalian ingin di sukai oleh seorang gadis, kalian harus menjaga sikap kalian. Berusahalah untuk terlihat dewasa sebaik mungkin,” ujarku. “Nona Ririna, silahkan sampaikan apa yang ingin kau sampaikan beberapa saat lalu, dan tolong maafkan teman-temanku yang tiba-tiba memotong pembicaraanmu,” imbuhku sambil menatap mata Ririna. Ririna tiba-tiba tersipu dan wajahnya berubah menjadi merah merona. “Ich.....igayaaaaaaaaa!!!!” dengan kompak kedua orang di sampingku mengatakannya. “Bahkan setelah mencuri hari kedua gadis kembang desa kau juga ingin mencuri hati gadis lain di luarluar.” “Ichigaya, kau durjana. Teganya kau pada temanmu.” Urghh... Kedua orang ini benar-benar. “Anu... Tuan Bern, Potion yang kau berikan itu... Kualitasnya memang lebih baik daripada Potion biasanya, kemungkinan anda akan mendapatkan harga yang tinggi untuk setiap botolnya,” kata Ririna dengan wajah yang bahagia. Torn dan Lyod melompat-lompat kegirangan sambil berpelukan, walaupun usia mereka sudah 20 tahunan, mereka tidak ubah-ubahnya sama seperti anak-anak, hanya badan mereka saja yang tumbuh dengan sempurna, mental mereka benar-benar kurang. “Kepala Desa, kita berhasil melakukannya!” sambil merangkulku Paman Bern mengatakannya. “Syukurlah, sekarang keuangan di desa benar-benar bisa di perbaiki, kuharap bisnis ini akan menjadi lebih lancar ke depannya,” jawabku. “Paman Bern? Apa kau memanggil pemuda itu dengan sebutan Kepala Desa?” “Benar, Ririna. Pemuda yang sedang kurangkul ini adalah seorang Kepala Desa Nimiyan yang baru, walaupun dia masih muda, tapi dia mampu memimpin desa dengan sangat baik.” “Perkenalkan, nama saya Ichigaya Eishi, saya adalah seorang Kepala Desa yang saat ini memimpin Desa Nimiyan.” Gadis bernama Ririna ini tampaknya terkesan denganku, ini... Ntah kapan tepatnya, tapi sepertinya aku memiliki aura yang dapat membuat gadis-gadis terkesan denganku, padahal saat di bumi dulu, bisa dibilang aku ini sama sekali tidak populer di kalangan para gadis, apa ini salah satu berkat yang di berikan oleh Dewa Berkacamata itu? “Dan Nona Ririna, tolong perkenalkan juga, Namaku adalah Torn, walaupun hanya sebuah desa kecil, namun Desa Nimiyan itu telah lama mendapatkan perlindungan dariku,” dengan nada rayuan Torn itu mengatakannya. “Ah! Itu adalah Master Guild, beliau yang akan secara langsung melakukan kesepakatannya bersama anda,” kata Ririna. “Akkkk!!! Aku diabaikan,” kata Torn. “Sudah kubilang kalau kau itu Pria bau yang mudah untuk berkeringat, Nona Ririna tidak akan mau denganmu, hahaha.” Master Guild itu turun dari lantai dua, tampaknya dia tidak sendirian turun dari tempat itu. Dia turun bersama tiga orang yang wajahnya tidak asing. Khususnya untukku, Torn dan juga Lyod. Orang-orang yang telah turun bersama dengan Master Guild pedagang ini adalah orang-orang yang sama dengan yang telah membawa bangkai monster ke hutan di dekat desa. “Torn... Lyod... Apapun yang terjadi kalian tidak boleh meledak disini, jika kalian berdua tidak tahan melihat wajah mereka, pergilah dari sini dan tunggu kami di luar,” bisikku pada mereka berdua. “Tidak, kami akan menunggu disini bersamamu.” “Berjanjilah padaku untuk tidak meledak, kawan-kawan.” Torn dan Lyod menarik nafas mereka dalam-dalam mencoba untuk menenangkan diri mereka. Jangankan mereka, bahkan akupun cukup kesal dengan melihat wajah mereka semua, para Badjingan yang telah membuat warga desa sengsara. “Selamat siang Tuan Bern, kami sungguh menyambut anda kembali di Guild Pedagang ini, sebagai salah satu sumber pemasok Potion kami tentunya. Oh ya! Kita belum pernah saling bertemu sebelumnya, tapi selama anda di sini, saya sungguh berharap Resepsionis kami Ririna memperlakukan anda dengan baik.” “Tentu saja, Nak Ririna sangat baik dalam melakukan pekerjaannya, dia gadis yang sangat ramah dan juga cekatan.” “Baguslah, Sebelumnya kita perlu saling mengenal terlebih dahulu, Nama saya adalah Tarich, saya adalah Guild Master dari Guild Pedagang di Kota Irishe ini. Tuan Bern, salam kenal.” Bagus, orang bernama Tarich ini sepertinya adalah orang yang bisa di ajak bicara, mari kita kesampingkan para bandit yang ada di belakangnya itu. Kami membutuhkan kesepakatan ini. “Tuan Bern, barang yang kau bawa kali ini kualitasnya sangat bagus. Seharusnya anda membawa benda-benda seperti itu ke kota ini lebih awal.” “Maaf Tuan Tarich, saya tidak bisa melakukan pengiriman beberapa bulan lalu karena adanya sesuatu yang terjadi di desa saya.” “Ah!!! Benar... Desa Nimiyan itu bukan? Desa yang katanya sedang di timpa oleh kemalangan itu.” “Tuan Tarich, jika tidak keberatan... Kabar angin itu, apakah anda tau siapa yang menyebarkannya?” kataku menyela pembicaraan antara Sang Guild Master dengan Paman Bern. “Kau...” Pria itu menoleh ke arahku sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arahku. “Maaf karena saya bersikap kurang sopan pada anda karena tidak memperkenalkan diri saya sebelum angkat bicara. Nama Saya adalah Ichigaya Eishi, dan saya adalah Kepala Desa Nimiyan saat ini.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD