Raja Goktug Palapis

1799 Words
Tanpa di duga kami berenam kali ini benar-benar sampai ke dalam Istana Kerajaan Palapis, hal ini sama sekali tidak ada dalam rencana kami. Tapi ntah bagaimana kami semua menginjakkan kaki disini. “Tuan Ichigaya, tetap bawa kereta anda ke dalam istana, bahkan benda yang saat ini anda tuntun... Bawa juga ke dalam istana,” ucap Selcan. Aku dapat membaca maksud dari permintaan Selcan, dia pasti ingin menunjukkan barang-barang ini sebagai bahan pertimbangan. Yang ku tau adalah bangsa Dwarf benar-benar tergila-gila terhadap penemuan. Dan apa yang ada bersamaku adalah penemuan yang tak pernah mereka lihat, tentu saja Raja akan lunak padaku jika mengetahui aku dapat menciptakan benda-benda ini. “Tuan Ichigaya, temuilah ayahandaku, sang Raja, Goktug Rahen Palapis. Dan yang di sampingnya itu adalah ibuku, sang Ratu, Zihan Rahen Palapis.” Aku berlutut pada mereka selaku orang yang memiliki kewenangan paling tinggi di Negeri ini, begitu pula para warga yang ku bawa bersamaku. “Salam Yang Mulia Raja dan Ratu Palapis. Suatu kehormatan bagi kami para warga Desa Nimiyan dapat bertemu dengan Yang Mulia,” ujarku. “Salam Yang Mulia,” dengan kompak para wargaku mengatakannya setelahku. Sang Raja sama sekali tidak memakai mahkota, itu karena dia memiliki dua tanduk di kepalanya yang cukup besar. Kurasa itu adalah ciri Khas yang dimiliki oleh kaum Dwarf dengan kasta tertinggi. “Selcan, siapa orang-orang yang kau bawa ini?” kata sang Raja. “Ayahanda harus melihat hasil kerja orang yang saya bawa kemari, kereta dan sebuah benda dengan roda ini adalah barang yang di buat olehnya,” jawab Selcan sambil menunjuk ke arahku. Sang Raja Turun dari singgasananya dan berjalan dengan sangat berwibawa menuju keretaku. Dia melihat-lihat kereta dan sepeda yang ku bawa dengan sangat teliti. “Sebuah roda yang di buat dengan kayu Pirch yang merupakan kayu teringan saja masih terasa berat, bagaimana kau berpikir untuk membuat roda dari besi? Terlebih, dengan jari-jari kecil dan tipis yang terbuat dari besi ini apakah rodanya benar-benar kuat? Dan benda hitam ini apa?” kata sang Raja. “Tuan Eishi, bisakah anda menjelaskannya pada Ayahanda?” Hufft... Bagaimana aku bisa selalu terjebak dalam situasi semacam ini. Biarlah, lebih baik aku menjelaskan apa yang mereka ingin tahu. “Baiklah, Raja Goktug. Bolehkah saya menjelaskannya?” “Silahkan, aku benar-benar penasaran dengan barang-barang yang kau buat. Aku tidak percaya bahwa Ras Manusia dapat menciptakan sebuah benda lebih mahir dari kami Bangsa Dwarf. Aku ingin tau kualitas seperti apa yang mampu kau buat dengan tanganmu.” “Kalau begitu, biarkan saya menjelaskan bagian yang berwarna hitam ini dulu. Ini adalah sebuah ban, bahan baku pembuatannya adalah karet. Benda ini memiliki sifat lentur, sehingga sangat mudah baginya menyesuaikan bentuk dengan lingkungannya. Sangat cocok untuk dijadikan alas sebuah roda karena memiliki gaya gesek yang sangat kuat.” “Karet? Gaya gesek? Aku sama sekali tidak pernah mendengarnya. Apa itu?” Hmmm.... Kurasa aku harus mengambilnya di Inventory. Aku memiliki beberapa karet mentah yang kusimpan di dalamnya. Tapi untuk mengambil benda itu, aku harus memperlihatkan kekuatan yang sama dengan sihir ruang. Tentunya hal ini akan membuat gempar, tapi bukankah aku sudah membuat negeri ini gempar beberapa waktu lalu, ketika sang putri memutuskan untuk menikahiku. “Inventory!” ujarku. Kemudian aku memasukkan tanganku ke dalam layar Inventory, seperti biasa. Orang-orang disini akan melihatnya seperti tanganku melewati sebuah ruang hampa, jadi penampilannya seperti aku memotong tanganku. “Bagaimana tangannya bisa menghilang?! Sihir apa yang di gunakan oleh orang ini?” ucap sang Raja begitu terkejut. Aku mengeluarkan kembali tanganku dengan menggenggam sebuah karet gelang. “Raja, inilah benda yang saya sebut karet. Ini bukan benda yang berbahaya. Jadi anda bebas memegangnya jika anda penasaran.” Raja Goktug mengambilnya. “Apa kau baru saja menggunakan sebuah sihir Ruang? Bagaimana sihir langka seperti itu benar-benar nyata?” “Coba anda tarik atau coba anda acak-acak benda itu.” Raja Goktug mengikuti apa yang aku katakan padanya, dia segera menarik dan mengacak-acak karet yang aku berikan. “Lihat, karena benda itu sangat lentur, bagaimanapun anda menariknya benda itu akan mengikuti sesuai dengan tarikan anda, kemudian benda itu akan kembali pada bentuknya yang semula. Karena bahan itu memiliki sifat fleksibel yang sangat baik, bahan itu sangat berguna dalam pembuatan bermacam benda, contohnya adalah ban untuk melapisi roda.” “Ban yang terbuat dari karet memiliki gaya gesek yang sangat baik, gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda. Semakin besar gaya gesek suatu benda maka benda itu akan sulit tergelincir.” “Roda yang terbuat dari Kayu memiliki gaya gesek yang kecil, jadi saat melewati turunan, kereta dengan roda kayu cenderung tergelincir dan hal itu sulit di hentikan. Tentu saja hal itu berbahaya.” “Roda yang ku buat dengan bahan besi dan gabungan karet ini memiliki gaya gesek yang lebih baik, sehingga bisa mengurangi kecepatan saat kereta tergelincir. Bukankah mempertimbangkan keselamatan itu adalah hal penting untuk seorang pengrajin?” “Apalagi, saya membuat benda yang dinamakan Rem dan juga Per. Semua itu bahkan membuat keamanan semakin terjamin.” “Prajurit! Tolong bawakan aku dan Tuan Ichigaya ini sebuah kursi. Sajikan makanan yang lezat untuk para tamu yang datang bersamanya, jamu mereka di ruang makan. Aku harus membicarakan hal menarik ini dengan Tuan Ichigaya, aku tidak ingin mereka hanya berdiri dan menunggu untuk pembicaraan kami yang mungkin akan menjadi perbincangan panjang,” ujar Sang Raja. Tolong ampuni saja aku, aku sama sekali tidak menginginkan pembicaraan yang berlarut-larut, aku hanya ingin kembali dan mulai berdagang lagi. “Lanjutkan Tuan Ichigaya, penjelasanmu tentang benda-benda yang kau ciptakan sangat menarik,” imbuh sang Raja. “Baiklah, kita akan lanjutkan pembicaraan tentang Rem dan Per. Rem digunakan untuk memberikan gaya gesek yang semakin besar. Rem adalah bagian yang bisa di tarik ini,” ujarku sambil memperlihatkan rem pada sepeda yang ku bawa. “Saat benda seperti Tuas yang kusebut rem ini di tarik, benda yang ada di dekat roda yang juga terlapisi oleh karet akan menjepit bagian roda. Sehingga roda akan terhenti ketika tarikan yang kita berikan sangat kuat.” “Di kereta, saya membuat remnya dengan cara di injak, bukan di tarik. Itu karena ada dua roda yang harus dijepit secara bersamaan. Jari tangan tidak cukup kuat untuk menarik tuasnya, tapi pijakan kaki cukup kuat untuk melakukannya. Cara kerjanya tetap sama.” “Bagaimana kalau saya memberikan anda sebuah contoh?” Aku naik ke sepedaku, dan mulai mengayuhnya dengan sangat cepat. Aku tidak peduli walau aku menaikinya di dalam ruangan Istana. “Benda itu bergerak dengan sangat cepat?! Benda itu di tunggangi layaknya seekor kuda. Karena terbuat dari besi, itu artinya benda itu adalah kuda besi!” seru Raja Goktug. “Selcan, apa kau melihat itu? Ini benar-benar hal yang paling luar biasa yang pernah aku lihat seumur hidupku.” Kemudian aku mengerem tepat di hadapan sang Raja. Sepedaku berhenti dengan sangat sempurna. “Lihat?! Ini adalah yang dinamakan dengan gaya gesek. Bahkan benda yang berjalan begitu cepat akan terhenti jika kita memicu gayanya semakin besar, itulah gunanya Rem.” “Kami Bangsa Dwarf adalah bangsa yang paling banyak menyumbang untuk kemajuan peradaban, tapi kami bahkan tidak mampu membuat benda-benda yang lebih maju seperti yang kau buat. Ide dan juga keterampilanmu dalam menbuat benda-benda itu melebihi kemampuan kami. Sebagai Kaum Dwarf aku merasa malu, jujur aku sangat kagum denganmu yang mampu membuat sebuah Rune yang dapat membuat seseorang bergerak sangat cepat.” “Memang banyak yang menganggapnya sebagai sebuah Rune, tapi alat yang saya buat ini sama sekali bukan Rune. Apakah anda mendengarkan saya mengucapkan sebuah mantra?” “Benar juga, aku sama sekali tidak mendengar kau mengucapkan mantra apapun.” “Raja, ini sama sekali bukan alat yang digerakkan dengan sihir. Tidak ada penggunaan Mana untuk membuat alat ini bekerja. Anda hanya perlu mengayuhnya dengan kaki saja. Mengayuh adalah mendorong secara bergantian ke atas ke bawah. Bagaimana jika anda mencobanya secara langsung? Saya yakin anda sangat tertarik dengan alat ini bukan?” “Sangat! Aku juga ingin merasakan bagaimana bisa bergerak cepat seperti yang kau lakukan.” “Apakah menaikinya seperti ini?” ujar Raja Goktug. Ya, kelihatannya Raja Goktug begitu memperhatikanku tadi, dia sudah menaiki sepeda dengan benar, tangannya memegang kedua setir, bahkan jarinya siap untuk menarik Rem. Raja ini benar-benar jeli, padahal aku butuh waktu untuk mengajari wargaku mengendarai sepeda. “Anda melakukannya sangat baik, sekarang sebelah kaki anda menahan pada lantai, kaki satunya anda letakkan pada pedal, itu adalah bagian pada sepeda yang di kayuh.” “Yap! Itu dia,” imbuhku saat kaki Raja Goktug menyentuh pedal. “Haha... Tuan Ichigaya, aku tidak pernah berdebar-debar seperti ini untuk waktu yang lama. Terakhir kali aku berdebar-debar seperti ini adalah ketika malam pertamaku dengan istriku,” kata Raja Goktug. Urgh... Apa tidak masalah membicarakan malam pertamamu dengan Ratu pada orang yang baru pertama kali kau temui? “Raja, benda yang anda pegang dengan kedua tangan anda adalah setir. Bisakah anda menggerakkannya?” “Begini?!” sahutnya? “Ya! Seperti itu. Jika anda ingin bergerak ke kiri anda hanya perlu membelokkannya ke kiri. Begitu pula sebaliknya.” “Mengerti!” balas Raja Goktug. “Raja, ingat ini baik-baik. Jika anda ragu mengayuhnya anda akan jatuh. Lakukan saja seperti biasa, perlakukan ini seperti anda berjalan dengan santai. Anda akan baik-baik saja.” “Baik, akan kulakukan seperti yang kau minta,” balasnya. Raja Goktug menghela nafas panjang, dia bersiap seolah-olah dia akan pergi berperang atau menghadiri rapat besar. “Lihat, aku melakukannya. Aku bergerak! Selcan apa kau lihat ini?! Hahaha, ini menyenangkan. Aku tidak tau tapi aku suka ini, daripada mengendarai kuda, menaiki benda ini jauh lebih menyenangkan.” Dia berhasil dalam sekali coba, sebenarnya Raja ini benar-benar memiliki bakat. Tunggu, bukankah Raja Goktug ini terlalu bersemangat, kenapa dia mulai menambah kecepatan? Bukankah dia terlalu berlebihan. “Wooohooo!!! Aku adalah orang tercepat di Kerajaan Palapis. Raja Goktug akan di kenal dengan Raja si Kaki Angin. Aku melesat seperti angin, bahkan kalian hanya dapat mengejar debuku, hahahah!” “Tuan Ichigaya, maafkan ayahku... Dia terkadang suka berlebihan, tapi dia orang yang baik, kok.” “Tentu saja, Yang Mulia Putri.” Aku tidak yakin orang jahat akan memiliki sikap kony0l sepertinya. Jujur saja ayahmu Raja Goktug, dia pasti orang yang baik. Ckitt!!!! Raja Goktug mengerem dan berhenti dengan mulus, jujur saja aku merasa... Pengendara sepeda handal baru saja lahir. “Hanya satu hal yang bisa ku katakan, ini hebat! Sangat hebat! Pemikiranmu yang membuatmu menciptakan benda ini di luar dugaanku. Bahkan Dwarf pengrajin paling hebat di Kerajaan Palapis ku harus menyanjung pencapaianmu dengan memberikanmu kehormatan tertinggi. Apa yang kau ciptakan ini bukan hanya membuat peradaban maju selangkah, tapi lebih dari itu.” “Terima kasih, Raja Goktug. Saya sangat tersanjung,” jawabku. Raja Goktug menatap mataku beberapa detik dan itu membuatku bingung, tidak ada pilihan lain selain menatapnya balik. Ku harap dia tidak marah. “Menikahlah dengan Putriku, Selcan.” Bahkan aku lebih berharap dia tidak mengatakan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD