Souran Baghi

1577 Words
Baru saja aku masuk ke Kota yang berada lumayan jauh dari perbatasan Kerajaan Parandis, dan aku sudah mendapat sebuah masalah. Padahal Kadeena sudah meminta maaf dengan benar, tapi pria ini tidak membiarkan kami pergi dengan mudah. Seorang pria dengan pakaian mahal, dengan kumis yang mirip seperti kumis bangsawan era abad pertengahan. Apa yang diinginkan pria ini. “Apa kau pemilik b***k itu?” ketus pria itu sambil menunjuk ke arah Kadeena. Semua orang mulai berkerumun dan melihat pertikaian kami. Bisakah kalian tidak hanya melihat? Cobalah melerai atau mengatakan sesuatu yang membuat kami bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan jalan damai? “Ah... Apa kau pernah melihat pemuda itu?” gumam seorang warga yang melihat ke arahku. “Tidak, aku tidak pernah melihatnya sama sekali di sekitar sini,” jawab lainnya. “Itu artinya dia seorang pendatang dari luar. Ah... Dia begitu tidak beruntung karena harus berurusan dengan Tuan Souran.” Souran? Apa para warga membicarakan soal pria dengan kumis abad pertengahan ini. Ternyata dia terkenal, apa aku telah menyinggung seorang tokoh penting di kota ini. “Hei! Jawab aku! Apakah kau pemilik b***k manusia hewan itu?!” kejutnya. “Dia adalah temanku!” jawabku dengan tegas. Pria yang bernama Souran itu terdiam, kemudian dia perlahan mulai tertawa dan akhirnya terbahak-bahak seorang diri. “Kau baru saja bilang apa? Dia? Gadis b***k ini adalah temanmu? Hahahaha... Apa kau sama dengan dia? Apa kau juga seorang b***k?!” “Tunjukkan padaku dimana mereka membuat simbol b***k itu di tubuhmu,” pria itu dengan tidak sopannya menarik bajuku dan berusaha untuk membukanya. “Kepala Desa!” seru Kadeena yang terlihat khawatir padaku. Aku menepis tangan pria bernama Souran itu dengan keras sehingga dia melepaskan cemgkramannya dari bajuku. “b******n! Beraninya kau menyakitiku dengan tangan kotormu itu! Apa kau tidak tau siapa aku ini, ha?!!” murka Pria itu. Kadeena mencoba maju melindungiku, tapi dengan tanganku aku mencoba menghalangi gadis itu untuk maju. “Tenang saja, aku tau cara mengatasi masalah ini. Percayalah, bagaimanapun juga... Aku adalah seorang Kepala Desa,” ucapku sambil menoleh ke arah Kadeena dengan memperlihatkan senyumku. Ku harap, dengan ini dia bisa menghilangkan kecemasannya itu. Aku paham, membuat masalah di daerah baru yang kita masuki, itu adalah sebuah kecerobohan terbesar. Tapi mau bagaimana lagi? Diam bukanlah sebuah pilihan. Pria ini terlalu angkuh dan sombong, ingin rasanya ku cabut kumis itu dari wajahnya. “Aku adalah Souran Baghi, aku adalah pemilik serikat dagang di kota ini, aku adalah pria terkaya yang ada di kota, dan aku bebas melakukan apapun yang ku mau disini. Beraninya kau menentangku, dasar b***k!” ucap pria itu. Souran Baghi. Umumnya di dunia ini seseorang hanya mempunyai satu nama, jika ada nama lain di belakang namanya. Maka bisa di pastikan bahwa orang tersebut adalah seorang bangsawan. Yah! Tapi tidak perlu di pusingkan masalah itu. Aku sudah pernah berurusan dengan para bangsawan beberapa kali, dan aku selalu baik-baik saja. Tapi... Bukankah itu karena Hathor selalu berada di dekatku. “Jika kau benar-benar merasa ingin meminta maaf padaku dengan tulus, maka bersujudlah dan jilati sepatuku!” “Open Information!” gumamku sedikit berbisik. Aku bisa melihat status level orang itu, tapi di pasar ini ada beberapa warna yang sama dengan tabel status yang dimiliki oleh Souran Baghi. Artinya dia tidak sendirian, dia memiliki familiar di dekatnya. Dan mereka... Adalah para b***k yang berdiri tepat di belakang Souran Baghi. Tidak salah lagi, simbol yang sama dengan yang ada di lengan Kadeena itu adalah buktinya. “Oy! Jangan hanya menatapku seperti itu, apa kau tidak paham dengan semua kalimat yang aku katakan, orang desa?!” Empat orang b***k di belakangnya itu, tiga adalah seorang b***k petarung sama seperti Kadeena, mereka bertiga dari ras manusia, level mereka juga tidak sebanding dengan Kadeena. Satu orang lagi adalah perempuan dan dia hanyalah b***k pekerja, kasihan sekali melihat dia membawa banyak barang di tangannya. Itulah kenapa aku begitu benci p********n. Yang lainnya lagi ada di atap, kah? Seorang pemanah jitu, ya. Pantas di bilang seorang bangsawan, dia di jaga oleh beberapa orang yang berpengalaman ternyata. “Kadeena? Apa kau bisa mengatasi ketiga pria di belakang Souran Baghi? Mereka adalah b***k petarung sama sepertimu, mereka di beli untuk melindungi Souran.” Aku menoleh ke arah Kadeena, “Tenang saja. Bahkan jika mereka bertiga maju sekaligus. Mereka tidak akan bisa menjadi lawanmu,” kataku memberi senyum. Hmm... Aku sudah melihat level mereka dan meninjau kekuatan para b***k petarung itu. Di banding dengan Kadeena, mereka sama sekali bukan apa-apa. Sekarang tinggal aku mengatasi ke tiga penembak jitu yang sudah bersiap di atap itu. Yosh! Masukkan tanganku ke dalam tas pengalihan. Aku membawa sebuah tas yang di sabukkan ke pinggangku, wadahnya ada di belakang dan isinya kosong. Saat aku memasukkan tanganku ke dalamnya, ada perintah otomatis yang tersambung ke inventarisku. Tas ini bisa menjadi kedok pengalihan. Dengan begitu meskipun di dalam keramaian, aku bisa dengan leluasa menggunakan inventaris tanpa di curigai memiliki sihir ruang. Tapi syaratnya adalah, hanya benda yang muat di dalam tas saja yang bisa di keluarkan. Aku lemparkan Kunai yang ku ambil dari dalam tas ke arah jam tiga, delapan dan sebelas. Disanalah tempat para pemanah jitu bersiaga. Souran Baghi begitu terkejut karena Pemanah Jitu yang selalu mengikuti dia diam-diam dapat di temukan olehku dengan sangat mudah. “Kau?! Kau bisa mendeteksi hawa keberadaan para pemanah itu? Apa kau seorang Assasin?!” tanya Souran. Tapi sayang sekali, itu bukan role yang ku peroleh dari dewa. Aku adalah seorang Crafter, aku bisa membuat benda yang di gunakan oleh para Assassin. “Hahaha... Tapi sayang sekali, ya. Meskipun kau tau di mana mereka bersembunyi, tapi tampaknya lemparan pisaumu sama sekali tidak mengenai mereka,” ejek Souran kepadaku. Ya! Maaf saja kalau tidak kena. Apa yang kau harapkan dari seorang Crafter, melempar Kunai bukanlah pekerjaan yang bisa ku lakukan. Aku pun tidak percaya diri bahwa lemparanku akan mengenai target. Tapi... Duarr!!! Meledak! Kunai yang ku lemparkan itu menghasilkan sebuah ledakan yang mengejutkan. Semua orang berlarian menjauh dari kami. “Kau! Apa yang telah kau lakukan, ha?!! Kau membunuh ke tiga pengawal yang di tugaskan oleh ayahku. Beraninya kau!!!” Saat Souran hendak bergerak aku lalu menggertaknya, “Maju selangkah maka nasibmu tidak akan jauh berbeda dari mereka.” kemudian Souran berhenti dan mulai gemetaran. Dia mungkin berpikir aku bisa meledakkannya juga, tapi... Hal semacam itu mana mungkin aku bisa melakukannya? Kunai yang meleset tadi sudah ku beri rune, syaratnya adalah, ketika kunai itu mengenai sesuatu, dalam hitungan ke lima maka kunai tersebut akan meledak. Setidaknya jika aku meleset, aku masih yakin bisa membunuh musuh-musuhku. Ya, bertarung dengan memikirkan segala kemungkinan, dan menciptakan kesempatan dari kesalahan yang mungkin di lakukan. Adalah cara bertarungku sebagai seorang Crafter. “Sihir ledakan? Berbeda dengan sihir elemen api biasa, itu adalah sihir yang telah mencapai tingkat lanjut. Jadi... Kau adalah seorang penyihir api tingkat lanjut, ha? Pantas saja kau berani bertindak belagak di depanku.” Penyihir api? Sayang sekali tapi aku sama sekali bukan seorang Mage, aku itu Crafter. “Kepala Desa, kau seorang penyihir api? Kuatnya!” kata Kadeena dengan mata berbina-binar merasa takjub. Ha... Sekali lagi, aku sama sekali bukan seorang penyihir. “Maaf karena memanggilmu b***k, kawan. Aku tidak menyangka kalau dirimu adalah seseorang yang memiliki bakat,” sanjung Souran Baghi padaku. Dia menyanjungku, apa dia mulai kehilangan minatnya untuk bertarung. Baguslah kalau memang begitu, aku berharap masalah ini bisa di selesaikan dengan jalan damai. “Tapi sepertinya kau lebih berbakat dari orang kebanyakan, iya, kan? Aku bisa melihat itu, kau melancarkan sebuah sihir ledakan tanpa perlu merapal mantra. Kawan... Kabarnya seorang penyihir agung bisa melancarkan sebuah sihir dengan mempersingkat mantranya. Tapi tidak sampai harus menghilangkan mantra seperti yang kau lakukan tadi.” Sial! Aku bahkan tidak menyadari sesuatu seperti itu. Aku harus menjadikan hal ini sebagai sebuah pembelajaran. Selain menggunakan tas pengalihan, aku harus bisa merapal sebuah mantra palsu. “Sihir tanpa rapalan... Banyak orang yang sudah meneliti tentang hal itu, tapi... Mereka semua hanya bisa mempersingkatnya. Jika kabar ini terdengar. Kawan... Kau akan segera menjadi seseorang yang terkenal jika dunia tau tentang kemampuanmu ini.” “Bagaimana kalau kita lupakan semua yang terjadi, dan mulai menjadi teman mulai sekarang?” imbuh Pria bernama Souran itu. Teman? Dengan orang licik sepertimu? Maaf saja bung, tapi selalu ada pilihan No di samping Yes. Tentu saja aku menolak lah. “Kepala Desa, tidak saya sangka. Meskipun anda masih muda tapi anda sudah menempa diri anda sehingga anda bisa menjadi orang yang luar biasa. Penyihir tingkat tinggi sekalipun masih belum bisa menyamai level anda, saya merasa saya telah membuat keputusan yang tepat dengan mengikuti anda.” Sayang sekali, Kadeena. Tapi aku bukanlah orang se luar biasa seperti yang kau bilang barusan. Malahan... Aku adalah orang yang selalu merasa iri dengan Champion lain yang di panggil ke dunia ini bersamaku. Suara riuh langkah kaki kemudian terdengar semakin mendekat. Bukan hanya beberapa, tapi dari suara langkah ini, jelas banyak sekali orang yang datang ke arah kami. Sial! Bahkan ada yang menunggangi kuda juga. “Haha!!! Sepertinya sudah cukup bagiku mengulur waktu. Pasukan pengawal dari keluargaku sudah tiba. Sekarang... Keadaan sudah berbalik, bocah peledak!” Souran tersenyum sungging dengan wajah licik. Dasar siluman! Tidak kusangka dia mengatakan sesuatu hanya untuk mengulur waktu. Kapan? Kapan dia memanggil bala bantuannya? “Kawan... Aku benci mengatakannya. Walaupun kau begitu berbakat dan memiliki sihir tanpa rapalan. Sepertinya kau akan mati sebelum kau jadi terkenal.” “Kau pikir aku akan melepasmu setelah kau membunuh ke tiga pengawalku?” “Kawan... Kau telah menyinggung Tuan ini terlalu jauh.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD