Champion Lainnya Muncul

1693 Words
Aku merasa tidak enak meninggalkan mayat-mayat itu di sana. Apa benar-benar tidak apa meninggalkan mereka begitu saja? Meskipun rekan mereka tidak peduli, tetap saja aku kepikiran. “Kepala Desa, saya mencari air di sekitar sini, dan ketiga Beruang Merah yang tergeletak di sana adalah Beruang Merah yang mengganggu saya,” kata Hathor. Mengejutkan, apa benar itu seekor Beruang? Bukankah ukurannya hampir lebih besar tiga kali di bandingkan dengan Beruang Grizzly di bumi? Dan Hathor... Dia mengalahkan mereka seorang diri? “Saya akan membawa kuda ke sekitar sungai, Kepala Desa. Sebaiknya anda pikirkan akan di apakan Beruang Merah itu. Ku dengar banyak bagian tubuh mereka yang bisa di manfaatkan, karena dia adalah Monster berbulu, dagingnya juga bisa di konsumsi.” “Baiklah, aku akan memikirkan akan di apakan ke tiga Beruang merah ini,” jawabku yang kemudian menelan ludah. Ah... Ini menakutkan, jika beruangnya tiba-tiba bergerak bagaimana? Hathor pergi ke sungai membawa kuda-kuda itu. Astaga, meskipun aku berdiri dan beruang ini terbaring, tubuhnya masih lebih tinggi di bandingkan denganku, bahkan aku bisa memanjat ke atasnya. Jika Monster semacam ini juga ada di bumi, bukankah akan mengacaukan satu kota. Orang dewasa pun akan habis dalam satu santapan saja. Apa benda sebesar ini bisa di masukkan ke dalam kantong Inventory ku. Sebaiknya ku coba saja. Aku menyentuh tubuh beruang itu, aku membayangkannya masuk ke dalam Inventory ku. Berhasil! Tubuh beruang itu masuk ke dalam Inventory ku. Tapi butuh waktu juga untuk memasukkannya. Aku tidak tau akan di apakan ke-tiga Beruang Merah ini, tapi... Kurasa aku akan tau nanti akan di jadikan apa. “Kepala Desa, apa anda sudah memutuskan bagaimana mengolah ke-tiga Beruang Merah itu?” “Belum, tapi mungkin nanti aku akan menemukan cara yang paling cocok untuk mengolah ke-tiga Beruang Merahnya. Saat ini aku memasukkan mereka ke dalam sihir ruang, jadi mereka tidak akan membusuk.” “Kalau begitu kita berkemah disini, Kepala Desa. Saya akan membuat apinya.” “Tidak masalah kah? Terakhir kali posisi kita di ketehui oleh para Bandit adalah karena kita membuat api unggun.” “Karena ada saya di sini, anda tidak perlu mengkhawatirkan tentang pengepungan.” “Haha... Kau benar, lagipula Beruang Merah Alpha yang sebenarnya yang menghidupkan api unggunnya, mendekat sama saja dengan cari mati,” gurauku. Apa aku harus membuat lampu ya? Lampu bisa menjadi cahaya, dan penggunaannya tidak akan mengeluarkan asap, tapi cahayanya yang terang tetap bisa memancing orang untuk datang. Dan lagi, apa dunia ini mampu menerima kemajuan yang sangat pesat itu? Sebaiknya aku menunda ide tentang membuat lampu. Lagipula, aku masih belum menemukan sumber tembaga. Hmm... Apa aku bisa mengandalkan koneksiku dengan Raja Goktug untuk mencarinya? Sebaiknya aku tanyakan saat dia mampir ke pernikahanku nanti. “Kepala Desa, makanannya sudah siap!” “Apa? Apa kau memasak, Hathor?” ujarku keluar dari kereta. “Hehe... Saya malu apakah ini bisa di sebut masakan, saya hanya membakar ikan tangkapan saya dari sungai, saya ragu apa itu bisa di katakan memasak.” “Benarkah kau hanya membakarnya? Baunya sangat enak, lho.” “Haha... Anda bisa saja, Kepala Desa.” Bukan hanya untuk memberikan minum pada para kuda, tapi dia juga membersihkan noda darah yang berlumuran di tubuhnya, bahkan dia menangkap ikan untuk di jadikan makan malam kami. “Hathor... Kau sangat memikirkanku, ya? Padahal kau tidak perlu repot-repot seperti ini. Bukan hanya menemani perjalananku, kau menyiapkan segalanya yang aku butuhkan juga, aku sangat berterima kasih padamu,” ucapku. “Kepala Desa, apa yang anda katakan, Terima kasih terlalu berlebihan untuk saya. Selama ini... Orang yang banyak di repotkan adalah anda, orang yang memikirkan kami semua juga anda, balasan sekecil ini tidak bisa di hitung sebagai balas budi.” “Saat saya tidak bisa menggerakkan satu kaki dan kedua tangan saya, saat saya kelaparan di tempat yang gelap itu, saat Gil berlarian dengan tubuh selemah itu, saat Istri saya Astrid tidak sadarkan diri. Anda mengatasi semua masalah itu, bagi saya... Itu seperti anda menyelamatkan hidup saya seribu kali,” sambung Hathor. “Begitu ya, aku senang bisa menyelamatkanmu waktu itu. Kalau aku melewatkan kesempatan itu, aku akan sanagt sedih, kehilangan rekan, teman, guru, saudara atau keluarga sepertimu. Syukurlah aku bertemu denganmu, Hathor!” Hathor terharu, dan dia bergelimang air mata. Bahkan pria besar sepertinya bisa tersentuh juga, kah. Walaupun tampangnya sangar. “Kenapa kau menangis? Ikan yang kau bakar ini enak, lho. Harusnya kau senang dengan hasilnya.” “Terima kasih, Kepala Desa. Terima kasih...” “Yosh... Yosh... Kau bisa menangis sepuasmu, istrimu Astrid ataupun orang lain di desa tidak akan tau tentang hal ini. Jujur saja, walupun kau sebesar Beruang Merah kau masih memiliki sisi yang tidak keren sama sekali,” gurauku sambil menepuk-nepuk bahunya. *** Perjalanan kami berlanjut, kami benar-benar membutuhkan waktu dua hari untuk sampai. Kini, Kota Damaa sudah berada di depan mata. “Akhirnya, Kota Damaa... Bisakah kau melihat keramaian di tempat yang menghubungkan ke lima Kerajaan itu? Aku tidak sabar untuk pergi,” ucapku dengan sangat bersemangat. “Kalau begitu ayo, Kepala Desa!” Di Kota Damaa aku bisa melihat orang-orang dari lima Kerajaan, Badamdas, Palapis, Parandis, Satazan dan Gilduran. Itu adalah lima wilayah kerajaan terbesar di benua ini, dengan Parandis yang di kenal sebagai kerajaan yang paling makmur di antara ke-lima-nya. “Tuan-tuan, tolong tanda pengenal anda,” kata Seorang Penjaga Gerbang Kota Damaa. “Bisakah aku gunakan Kartu Guild Dagang Kota Irishe?” “Oh... Pengunjung lain dari Kerajaan Badamdas. Tentu, setelah registrasi anda akan mendapatkan kartu pengunjung Kota Damaa.” “Kartu ini berlaku dalam batas waktu dua bulan, untuk batas waktu yang lebih lama anda bisa membayarnya dengan beberapa keping emas. Kartunya juga bisa di perpanjang, selama anda memiliki kartu tersebut, anda bebas memasuki Kota Damaa.” “Begitu ya? Tolong buatkan kartu dengan tenggat waktu satu tahun untuk dua orang,” jawabku. **** Sip! Sekarang aku dan Hathor memiliki akses bebas memasuki wilayah Damaa... Apa karena kota ini tidak memiliki wilayah yang terlalu lebar sehingga terasa begitu padat disini? Jujur saja Palapis masih kalah ramai di bandingkan dengan kota ini. Ada Dwarf juga, mereka pasti berasal dari Palapis. Oh! Aku tau itu, wajah yang elok serta rambut emas dan telinga panjang. Haha... Mereka adalah Elf, ternyata tidak jauh beda dengan yang di gambarkan di dalam game ataupun manga. Dan Manusia dengan telinga dan juga ekor menyerupai binatang itu pasti adalah Beastskin. Uwaah... Dunia lain memang keren. Tempat ini benar-benar wilayah yang menghimpun orang-orang dari seluruh negeri. “Hathor, ada banyak sekali orang di sini yang berasal dari Ras yang berbeda-beda, tapi mereka seakan-akan hidup secara berdampingan.” “Anda benar, Kepala Desa. Apa mereka tidak memikirkan perselisihan antar kerajaan dalam benak mereka masing-masing?” tanya Hathor. “Ntahlah, tapi melihat mereka semua bisa akur dan saling berbagi satu sama lain, ini seperti memberikan sebuah harapan untuk kedamaian bagi seluruh negeri. Pencetusan ide untuk menyatukan kelima kerajaan di tempat ini benar-benar brilian.” “Mungkin Nimiyan akan terlihat seperti kota ini nantinya, Kepala Desa. Nyatanya di desa kecil kita, berbagai macam orang telah berkumpul dan hidup rukun satu sama lain, bahkan kita berbagi tradisi dan budaya yang berbeda-beda.” “Kau benar, seandainya desa kita lebih ramai, mungkin suasananya tidak akan jauh berbeda dengan Kota Damaa ini,” jawabku. “Tunggu dulu, sangat ribut di depan kita. Apa yang terjadi?” “Sepertinya telah terjadi pertikaian di depan sana,” jawab Hathor. Benar juga, Hathor memiliki tubuh yang tinggi besar, di antara keramaian ini dia pasti bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di depannya. “Bahkan di kota yang terlihat damai ini pertikaian masih terjadi, kah? Bukankah gawat jika ini akan memecah konflik di antara ke-lima kerajaan?” “Saya harap mereka cukup pintar untuk menganggap masalah yang mereka tikaikan sebagai permasalahan pribadi dan tidak menyinggung tentang masalah kerajaan mereka.” “Aku penasaran dengan pertikaian itu, memangnya... Pertikaiannya melibatkan antar Ras kah?” “Tidak Kepala Desa, kelihatannya mereka sama-sama dari Ras Manusia. Tapi yang membuat saya cukup terkejut adalah, ada seseorang yang memiliki rambur hitam pekat persis seperti warna rambut anda.” “Benarkah? Ada seseorang dengan rambut hitam pekat sama sepertiku?” “Em! Mungkin dia orang yang berasal dari daerah yang sama dengan tempat anda berasal, Kepala Desa.” “Dia laki-laki atau perempuan?” “Dilihat dari postur tubuhnya dan cara dia berdiri, sudah pasti dia seorang perempuan. Meskipun dia memakai zirah yang mirip dengan yang biasa di pakai oleh laki-laki, tapi posturnya tidak bisa membohongi saya,” jawab Hathor. “Aku jadi semakin penasaran dengan perempuan yang kau katakan ini.” “Kepala Desa, anda baru saja akan menikah, apakah anda akan menggunakan pesona anda untuk memikat gadis lain lagi? Yah... Selama anda berhenti pada gadis ke delapan, itu tidak menjadi masalah.” “Apa yang kau bicarakan, aku tidak ada niat untuk melakukan itu. Aku hanya penasaran saja,” tegasku dengan agak kesal. “Kepala Desa... Apakah... Anda mau naik ke bahu saya?” tanya Hathor dengan cara menawarkan yang terkesan canggung. Rasanya tidak enak meminta dia menggendongku, bukankah tidak sopan untuk meletakkan kakiku di atas orang yang lebih tua? Oh tidak, meskipun aku merasa enggan untuk naik ke bahu Hathor, pada akhirnya aku melakukan hal itu juga, dengan begini aku bisa melihat semuanya dengan lebih jelas. Saat ini, aku merasa orang-orang begitu kecil, sejujurnya ini membangkitkan perasaan untuk melihat orang lain lebih rendah. Bagaimana selama ini Hathor melihat orang-orang di sekelilingnya? “Apa anda dapat melihat Gadis itu dengan jelas, Kepala Desa?” “Ya, berkatmu aku bisa melihat mereka dengan jelas.” Benar seperti yang di katakan oleh Hathor, itu adalah seorang gadis dengan rambut hitam pekat. Untungnya aku bisa melihat status orang dengan menggunakan pembuka informasi, jadi aku bisa mengetahui identitas gadis berambut hitam pekat itu. “Open Information!!!” Apa ini? Kenapa aku sama sekali tidak bisa melihat statusnya? Apa yang terjadi? Tunggu dulu, aku bisa melihat status orang lain jadi tidak mungkin perintah ini gagal. Tapi kenapa aku sama sekali tidak bisa membaca status gadis itu? Ah! Aku baru menyadari satu hal. Dewa Gradiolus pernah mengatakan pada semuanya, Champion tidak akan bisa melihat status Champion lainnya kecuali mereka setuju untuk memperlihatkannya. Dengan kata lain... Gadis ini sama sepertiku. Dia adalah seorang Champion!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD