Perjalanan Bisnis

1558 Words
Setelah beberapa jam berada di desa para tamu dari Kerajaan Badamdas pulang sebelum hari menjelang malam. Kesan yang mereka dapatkan setelah berkunjung sangat bagus, mereka takjub dengan kemajuan di Desa Nimiyan yang tidak pernah mereka temukan di tempat lain. Dengan berbagai teknologi dan benda-benda baru yang terdapat di desa kami membuat mereka enggan untuk pergi sebelum melihat semuanya. Khususnya Kakek Tua Vallas, dia adalah orang yang bersih keras ingin tinggal di Desa Nimiyan. Keinginannya untuk berguru padaku benar-benar serius, bahkan dia bilang padaku untuk menunggunya, dia akan membujuk putranya untuk menjadi penyihir kerajaan berikutnya, sementara Tuan Vallas akan belajar denganku dan meresmikan dirinya menjadi warga Nimiyan. Kakek Tua itu memaksaku, dia bahkan bilang kepadaku... Tidak pernah terlalu tua untuk belajar, tidak ada kata terlambat. Itu adalah kebulatan tekadnya. Meskipun dia benar-benar serius, aku harap dia mau memikirkan ulang keputusannya, apa yang akan di pikirkan Raja kalau penyihir agung yang menyokong negerinya selama bertahun-tahun tiba-tiba pindah ke desa terpencil di pinggiran daerahnya. Sementara itu hubungan antara Sean dan Rya ntah kenapa membaik di saat-saat terakhir, baru beberapa jam mereka kenal dan mereka sudah memanggil nama depan mereka masing-masing, bahkan mereka tidak menggunakan bahasa formal saat bercakap-cakap satu sama lain. Keinginan Kakek Tua Vallas untuk pindah dan juga suasana akrab yang di tunjukkan oleh Rya dan Sean tidak begitu mengejutkanku. Yang paling membuatku kepikiran adalah Nona Ghanira, asal kalian tahu saja, tapi beginilah kalimat terakhir yang ia katakan sebelum pergi meninggalkan desa. “Aku bermimpi sejak kecil untuk menemukan seorang calon suami yang pandai memasak, apa yang ku makan tadi sangat enak. Terima kasih atas ide hidangan yang kau bagi dengan wargamu. Lain kali aku ingin kau yang memasaknya, aku tidak peduli mau menjadi yang ke tiga sekalipun. Aku memilihmu untuk menjadi calon suamiku,” bisik Nona Ghanira. Saat itu aku berpikir kalau Buff yang di berikan oleh Dewa Garileon terhadapku sungguh-sungguh berlebihan. Tapi ya sudahlah, setidaknya mereka semua sudah pergi. Aku tidak peduli dengan apa yang akan mereka lakukan di masa depan, tapi saat ini aku perlu melakukan sesuatu yang harus kulakukan. Ya, musim panen sudah sangat dekat, saatnya untuk bersiap pergi berdagang. **** Musim panen tiba beberapa hari setelah kunjungan Tuan Putri Sean, para warga sangat antusias dengan hasil panen yang mereka tanam bersama dengan Paman Mizzre. “Lihat! Akarnya menghasilkan banyak sekali kentang yang besar.” “Tidak ada warna kehijauan di permukaan kulitnya, ini adalah kentang sehat yang bebas racun.” “Haha... Kira-kita berapa banyak kentang goreng yang bisa di buat dengan kentang-kentang ini? Aku tidak sabar untuk meminta Kepala Desa mengolahnya.” Benar, mereka sangat antusias, itu karena mereka semua... Seorang maniak kentang goreng. “Paman, kita hanya akan mengambil satu per empat hasil panennya, sisanya akan di olah dan kemudian di jual ke Kerajaan Palapis.” “Baiklah, Nak! Sesuai dengan perintah darimu... Tiga perempat kentangnya akan di jual. Ku harap ini akan menjadi bisnis yang sangat menguntungkan untuk kita,” jawab Paman Mizzre. “Setelah selesai memanen, Paman harus meletakkan kentang-kentangnya ke lumbung desa, taruh di ruangan bawah yang gelap agar terhindar dari cahaya matahari, dengan begitu kentang-kentangnya tidak akan mengalami pembusukan atau penghijauan.” “Oh iya, Paman. Bagaimana kalau aku mengambil satu keranjang kentangnya? Aku ingin membuatkan mereka kentang goreng, aku yakin setelah mereka lelah memanen. Memakan itu akan membuat mereka kembali bersemangat.” “Kau terlalu memikirkan kami, Nak.” “Sudah tugasku,” jawabku. “Hathor, setelah terkumpul satu keranjang kentangnya, bantu aku untuk mengangkatnya ke Balai.” “Siap, Kepala Desa!!!” Dengan begini kentangnya sudah siap, aku cukup terkejut dengan hasil panennya. Kentang yang tumbuh di tanam di desa ini dengan penuh ketelatenan dari para petani yang di bimbing oleh Paman Mizzre dapat tumbuh lebih besar dan lebih segar di bandingkan dengan kentang terbaik yang bisa ku temukan di bumi. Nampaknya kekuatan tanah Desa Nimiyan benar-benar ajaib. Bukan hanya subur, tapi seperti memberikan kemampuan pada tumbuhan yang tumbuh untuk mencapai batas tumbuh terbaik bagi mereka. Selain kentang, hal yang ingjn aku perdagangkan dengan Kerajaan Palapis adalah Sabun, untuk kertas, kami masih ingin menggunakannya sendiri. Lakukan perlahan saja, yang terpenting adalah berjalan dengan pasti. “Halo semuanya, apa barang yang aku minta sudah mencapai target?” “Oh! Kepala Desa, semuanya berjalan lanca. Kami mencapai jumlah yang anda inginkan.” Yang bertanggung jawab untuk produksi sabun adalah Bibi Walt, dia adalah wanita paruh baya yang pernah aku sembuhkan dengan menggunakan High Potion. Benar, dia adalah ibunya Lyod. “Kalau begitu Bibi Walt, bisa membantuku untuk mengemas sabunnya?” “Tentu saja, Kepala Desa. Semoga perjalanan bisnis kalian besok bisa berjalan dengan lancar.” “Terimakasih Bibi, mungkin selain membawakan oleh-oleh untuk kalian nanti, aku akan mencari bahan baru yang dapat memberikan sabun produksi desa kita memiliki varian baru.” “Itu ide bagus,” jawab Bibi Walt. “Baiklah, barangnya sudah selesai di kemas. Kalau begitu aku akan segera meletakkannya di kereta. Da! Bibi! Da! Semuanya!” “Semoga perjalanan bisnis anda menyenangkan, Kepala Desa!” “Dan ingat, jangan sampai anda memikat gadis lain di luar sana. Hahahah!” Ya ampun, dasar orang-orang ini. Mereka selalu bersemangat setiap hari, tidak bosan-bosannya mereka meledekku. **** Sudah tiba saatnya, kereta sudah menghadap ke arah luar desa. Dua sepeda sudah di parkirkan di sampingnya. Hathor, Torn dan Lyod juga sudah memakai pakaian yang sangat rapi. “Paman sangat yakin kalian dapat menjual semua barangnya. Dengan Eishi bersama kalian, semuanya pasti berjalan lancar,” ucap paman Jerome. “Eishi, jangan lupa berhenti di perjalanan untuk makan. Jangan biarkan dirimu lapar. Dan ya! Rya... Aku titipkan Eishi padamu. Kalau dia pulang dengan keadaan kurus, Ibu akan menghukummu.” “Ya ampun Ibu, sebenarnya anakmu itu siapa, sih?” Aku hanya bisa tersenyum melihat mereka. “Oy! Sebaiknya kau jaga kakak ku dengan baik,” kata Tuare. Gadis ini masih memperlihatkan wajah kesalnya kepadaku, hadeh... “Tolong jaga Gill!” ucap Hathor pada Nyonya Astrid. “Kau tidak perlu khawatir, aku serahkan keamanan Kepala Desa padamu,” jawabnya. “Umm! Tidak perlu mengkhawatirkan hal itu.” Kemudian mereka berpelukan. Meskipun mereka terlihat seperti pasangan yang tidak serasi, dengan Nyonya Astrid yang sangat cantik dan Hathor yang berwajah sangar. Aku benar-benar heran bagaimana mereka bertemu dan saling jatuh cinta. Mereka benar-benar keluarga yang Harmonis. “Kami berangkat!!!” **** Semakin lama pemandangan desa semakin kecil dan semakin jauh, rasanya aku ingin kembali secepatnya, tapi... Mungkin aku harus menikmati perjalanan ini. Hathor dan Paman Bern berada di kereta, Torn dan Lyod berboncengan dengan sepeda di bagian kiri, sedangkan di kanan ada aku dan Rya, Rya begitu erat memelukku, nampaknya bukan karena dia takut terjatuh, sepertimya dia masih kesal dengan apa yang di lakukan Tuan Putri Sean terakhir kali. “Masih beberapa menit tapi kita sudah pergi jauh meninggalkan desa, mungkin kita bisa memangkas waktu perjalanannya menjadi separuhnya.” “Bersemangat itu bagus Torn, tapi tetap saja kita perlu berhenti untuk istirahat. Aku tidak ingin ada yang tumbang sebelum sampai di Kerajaan Palapis,” ujarku. “Rya... Bagaimana perasaanmu setelah pergi jauh meninggalkan desa? Ini adalah kali pertamamu bepergian ke Negeri lain.” “Aku sangat cemas, aku khawatir dengan keadaan di rumah. Tapi aku juga merasa sangat tidak sabar untuk melihat hal-hal baru yang menungguku.” “Sebentar lagi kau akan melihat tempat yang di lihat oleh Rariti, dia akan senang jika kau bisa melihatnya, aku yakin itu.” “Terimakasih Eishi, karena telah mengajakku,” dengan memelukku semakin erat dan menyandarkan wajahnya di punggungku, Rya mengatakannnya. “Ehm ehmmm! Huaa... Panas sekali di kanan. Padahal ini adalah perjalanan bisnis dan bukan kencan, tapi tampaknya seseorang tidak bisa membaca situasi,” sindir Lyod. Dasar bujang, dia selalu iri setiap kali melihat orang lain bermesraan. Sip! Akhirnya kami telah keluar melewati Hutan Nimiyan. Padang rumput yang hijau sudah terlihat. Di antara pegunungan yang membentang di hadapanku, disanalah... Kerajaan Palapis berada. Jantungku semakin berdebar-debar tak sabar ingin segera melihat tempat seperti apa itu. **** Dua jam berlalu semenjak perjalanan kami, Hathor menyarankan kami untuk berhenti untuk mengisi kembali tenaga, kuda-kuda juga harus di beri makan dan minum. “Torn, Lyod! Bisa minta tolong carikan se ember air untuk kuda-kuda kita?” “Siap, Guru!!!” “Sambil menunggu Torn dan Lyod kembali, aku akan memasakkan kalian makanan.” “Tolong ya, Rya!” sahutku. “Paman Bern, apa anda pernah pergi ke Kerajaan Palapis sebelumnya?” “Tidak, Nak. Kurasa ini akan menjadi kunjunganku yang pertama.” “Kepala Desa, saya juga. Ini akan menjadi kunjungan pertama saya ke Kerajaan Palapis, tapi saya sangat mengenal jalur menuju kesana. Setelah kita melewati gunung... Akan ada hambatan yang akan kita hadapi.” “Suku Bandit Gunung Bajra!” imbuhnya. “Kita hanya berenam di sini, dengan dua orang yang tidak bisa bertarung. Apakah kita perlu mengambil jalan memutar, Hathor?” ujarku. “Tidak ada yang perlu anda khawatirkan, Kepala Desa. Meskipun mereka sekelompok Bandit, tapi bagi saya mereka biasa-biasa saja. Mudah di atasi. Mereka tidak akan menyerang jika mereka masih mengingat wajah saya.” “Baguslah kalau begitu.” Eh?!! Kenapa aku harus lega setelah mendengar apa yang di katakan oleh Hathor?! Bukankah itu kalau mereka mengingat wajahnya, dan Hathor yang kulihat... Apakah dia masih terlihat seperti Hathor yang mereka kenal? Ah... Mereka pasti tidak akan mengenalinya. Itu artinya, para Bandit itu akan mencari masalah pada kami. Haa... Ya sudahlah, mungkin aku harus mengetes kemampuan bertarungku pada mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD