ORANG PERTAMA bab 10 : Tolong jaga dia

1323 Words
~♥~'ORANG PERTAMA'~♥~ 20:45, Seoul. Setelah makan malam, melakukan tugas mereka sebagai menantu dan juga anak, Ning dan Jin Seok berada di tempat yang berbeda. Kedua nya membagi tempat, entah itu ingin saling tahu apa yang tidak disukai dan apa yang disukai masing-masing dari pasangan. Ning dan ibu berada di kamar mama mertua nya. Ia membantu wanita itu agar segera istirahat begitu juga Ji Min sang ibu. "Kamu beneran gapapa masuk les masak? Mama dengar, menantu mama ini gak bisa masak bukan karena gosongin panci ibu. Tapi--" "Ning yakin kok ma. Ning pengen ngerjain tugas sebagai istri. Kata ibu sama ayah, Ning harus berbakti sama suami. Harus masak buat suami walaupun cuma mie sama telor aja." sela Ning begitu yakin walau dalam hati tidak yakin sama sekali. "Lihat, tangan kamu aja kena gini. Gimana kalau," Ning terkekeh begitu juga Ji Min. Wanita itu sangat senang putrinya bisa mendapatkan mertua yang sangat baik seperti Yoo Na. "Nyonya, dia pasti bisa melakukan semua yang di mulai nya. Semua usaha pasti akan ada saat dimana kita berada di titik rendah, dan sekarang dia sedang melewati masa itu." sahut Ji Min memberikan besan nya itu pengertian. "Yap ibu benar, Ning pasti bisa masak. Lagian om nya ngeselin kalau ngajarin Ning masak," Ji Min dan Yoo Na tersenyum geli melihat gadis itu merenggut. "Bawaan nya ngantuk mulu. Soal nya, om gak ngajarin tapi nyulut emosi sama omongan nya yang pedas." sambung nya semakin membuat mereka tertawa. Yoo Na mengusap pipi Ning penuh sayang, begitu juga Ji Min memeluk sang anak dari samping. "Mau tau sesuatu gak," celetuk Yoo Na Ning mengangguk. "Suami kamu itu berubah karena sesuatu yang gak bisa dia lupakan. Apa dan bagaimana nya, mama mau kamu dengar dari dia sendiri. Tapi mama mohon sama Ning buat selalu di samping dia, seperti apapun dia. Mau kan?" Ning menatap Yoo Na dan Ji Min bergantian, kemudian mengangguk tersenyum lebar. "Anak pintar. Ibu berharap Ning selalu ingat pesan ibu sama ayah. Apa lagi sekarang kamu kan udah dewasa, jadi harus berpikir matang sebelum melakukan sesuatu." pesan Ji Min yang lagi-lagi di angguki sang anak. Ji Min dan Yoo Na berharap pernikahan didasari perjodohan ini akan bertahan di mana kedua nya saling mengerti arti pasangan yang sesungguhnya dan juga saling mencintai. "Lagian om keren kok aku gak akan rugi juga, Hehe. Apalagi kalau lagi masak, kayak ayah keren nya." kekeh Ning membuat Ji Min dan Yoo Na ikut terkekeh. ☘️ ☘️ ☘️ Sementara Jin Seok menemani mertua dan ayah nya duduk di hadapan perapian dengan kaleng bir di tangan masing-masing. Sebenarnya sih ia hanya jadi pendengar yang baik bagi kedua bapak-bapak di sana, sesekali menanggapi ucapan mereka dengan anggukan. Dasar durhaka memang. Tapi begitu lah dia. Namun tiba-tiba ia tersentak saat Dong Ho menepuk pundak nya. Seperti nya mertua nya ingin mengatakan sesuatu dan benar saja, "Ayah ingin minta tolong sama kamu nak Jin Seok. Tolong jaga putri ayah, dia harta ayah dan ibu mertua mu yang paling berharga. Bagi kami, dia bagaikan nafas kami. Dia memang manja," "Maafkan saya." ia menyelah Dong Ho mengingat perkataan nya tadi sore. Dong Ho menggeleng tertawa, "Bukan, bukan itu nak. Dia memang seperti itu di saat butuh perhatian dari kami. Dia sangat lah cengeng. Jangankan di cubit, mendengar notasi suara tinggi aja dia akan menangis." sambung Dong Ho tersenyum Sedangkan Jin Seok teringat kejadian pagi tadi saat ia tak sengaja menyentak Ning. Ia merasa karena bukan nya meminta maaf, malah mengomeli gadis itu tanpa melihat apa dia menangis atau tidak. Sekali lagi Dong Ho menepuk pundak Jin Seok, "Anak ayah memang jauh dari istri idaman bagi laki-laki, melihat dia tak bisa apa-apa. Kami terlalu memanjakan nya karena tak ingin merasakan apa yang telah ibu dan ayah mertua mu ini rasakan sejak kecil." ia sejenak menghela napas, "Ayah hanya ingin kamu mengajari dia dengan pelan agar bisa mengerti cara hidup sebagai orang dewasa. Dan berada di samping laki-laki selain ayah adalah pertama bagi nya. Jangankan laki-laki, berteman dengan perempuan pun hanya punya satu teman. Apa yang terjadi setelah meninggalkan rumah adalah hal yang pertama bagi nya." Jin Seok tersenyum simpul mengangguk, "Kalian sudah mengajarkan semua nya kok. Terlihat dari dia yang selalu membawa kalian saat melakukan sesuatu." Memang benar kan selama dua hari mereka tinggal serumah, Ning selalu membawa kata ayah ataupun kata ibu dalam pembicaraan mereka. Setelah mendengar bagaimana sosok istri nya, Jin Seok tak memungkiri bahwa sekarang ia harus bertanggung jawab dengan pilihan orang tua untuk nya. Ia akan menjaga Ning namun dalam arti yang berbeda. Tak perlu menjadi suami yang sebenarnya, cukup menjadi teman itu sudah lebih baik. Young Suk yang diam pun mengangkat suara, "Papa minta kamu berubah. Jangan sekaligus tapi lakukan perlahan-lahan. Kadang jika kita terlalu fokus mengingat yang telah berlalu, kita malah melewatkan masa sekarang yang malah akan membawa penyesalan di masa yang akan datang." tutur nya berharap sang anak menangkap ke arah mana ucapan nya itu. "Papa please," "Why? Hanya mengingatkan." tandas Young Suk. Jin Seok menangkap arah ucapan sang papa, ia tak ingin suasana haru ini malah menjadi dingin karena pembahasan yang sangat Jin Seok tidak suka. "Tak apa nak, perlahan-lahan saja." kata Dong Ho seolah mengerti posisi sang menantu. Jin Seok menghela napas berat. ~♥~'ORANG PERTAMA'~♥~ 22:35, Seoul. Sekarang aku dan Om kim dalam perjalanan pulang dari rumah orang tua nya. Dan seperti sebelum nya, tidak ada suara selain alunan dari radio malam yang memenuhi mobil. Aku mengantuk tapi tak ingin tertidur di sini berakhir dia akan meninggalkanku nanti. Ayolah Ning cara berpikiran mu terlalu pendek, dia tidak akan melakukan nya, bisa saja dia tak setega itu. Tapi tetap saja… Mungkin tak tega melihatku terkantuk-kantuk, Om Kim menegur dan menyuruh untuk tidur saja. Huh, enak saja. Kalau nanti dia… "Buang pikiran aneh kamu. Saya gak akan sejahat itu ninggalin kamu di mobil sendiri. Lagian saya masih mau bebas belum mau di penjara karena kematian--" "Om, nyuruh tuh nyuruh aja gak usah sumpah in orang. Mulut nya bener-bener pedes ya ampun," Gila kan. Om memang akan selalu menyebalkan kalau berbicara. Dan lagi-lagi tak ada suara. Aku yang melihat peta di mobil pun hanya bisa menghela napas, tetap berusaha agar mata tetap fokus. Seperti biasa semua yang kita perkirakan akan jauh dari kenyataan karena tepat kami memasuki kawasan perumahan menuju rumah, mataku malah terpejam dengan sangat rapat. Setelah nya aku sudah tidak tahu apa-apa lagi, terserah om mau meninggalkan ku di mobil pun masa bodoh. ~♥~'ORANG PERTAMA'~♥~ Melihat Ning terlelap, dengan pelan ia keluar dari pintu kemudi lalu memutari mobil dan segera meraih tubuh gadis itu dengan hati-hati. Terasa berat tapi kalau di tinggalkan di dalam mobil, dia mungkin benar-benar akan berada di dalam penjara. Jadi lebih baik menahan berat dari pada masuk ke dalam jeruji besi. Walau kesusahan menaiki tangga, kemudian membuka pintu kamar, ia tetap bersabar walau dalam hati mengomel tanpa henti. Jin Seok membaring kan Ning, menyelimuti nya, tak lupa membuka sepatu yang gadis itu pakai. Helaan napas kasar terdengar namun seketika pelan teratur melihat wajah sang istri. Senyum nya tiba-tiba saja merekah melihat kepolosan gadis itu di kala tertidur pulas. "Saya akan menjaga mu sampai dimana kamu menemukan dunia yang benar-benar menjadi dunia yang berada dalam impianmu itu." tekat nya mengusap puncak kepala Ning. "Good night Nona Hwang." bisik nya segera keluar dari kamar tak lupa mematikan lampu tanpa tau kalau gadis itu takut akan gelap. Kalau di pikir-pikir lagi, kenapa Jin Seok tidak mengganti marga Ning, itu karena dia berharap orang lain yang akan melakukan nya. Sedangkan Ning yang merasa sesak nafas karena gelap pun tersentak bangun dengan keringat yang bercucuran. Ia segera mencari senter di dalam laci yang sudah di siapkan nya dan menyalakan senter itu di dalam selimut. Ketakutan apa yang tersimpan di dalam diri Ning sampai merasa sesak saat berada dalam gelap? Dan sampai kapan Jin Seok berpikir bodoh seperti sekarang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD