Sambel Nasional dan Drama Talenan Patah

1216 Words

Pagi itu, Dara membuka warung seperti biasa. Tapi bedanya, hari ini wajahnya ngantuk, rambut kucel, dan baju daster pun udah kayak bendera setengah tiang. Bukan karena kurang tidur, tapi karena semalaman dia mimpiin sambel bisa ngomong dan minta jatah royalti. “Bu, ada sambel?” tanya pelanggan pagi-pagi. Dara bengong. “Yang bicara sambelnya atau orangnya?” “Eh, saya, Bu… bukan sambelnya…” “Oh, kirain sambelnya. Maaf, masih trauma.” Neni tertawa terpingkal-pingkal di dapur. “Teh, kayaknya Teh Dara makin hari makin mirip Upin Ipin kalau lagi kecapean.” Dara hanya menjulurkan lidah. Tapi belum sempat menikmati pagi dengan secangkir kopi dan gosip tetangga, datanglah Bu Rini dengan semangat membara seperti caleg yang baru dapat dukungan RT sekomplek. “Dara, kamu harus ikut lomba antar-R

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD