Mantan di Depan Pintu, Sambel di Ujung Tanduk

1139 Words

Pagi itu, suasana dapur Dara tak seperti biasa. Biasanya, jam segini sudah harum sambel tumis teri atau sambel mangga muda yang menggoda dari atas cobek. Tapi pagi ini? Dara hanya duduk diam di meja makan, menatap ulekan seperti menatap mantan utang yang belum lunas. "Bu, hari ini nggak masak sambel?" tanya Zidan sambil membuka tudung saji yang kosong. "Bikin sambel nanti siang, Nak," jawab Dara singkat. Zidan mencium ada aroma aneh di udara. Bukan aroma dapur, tapi aroma... emosi ibu yang sedang mendidih. Dari jendela, warung Intan sudah buka. Dengan tenda merah menyala, papan menu yang dicetak digital, dan—yang paling bikin Dara ingin lempar talenan—spanduk besar bertuliskan: "Sambel Mantan: Sekali Pedes, Tak Akan Lupa." Dara mendengus. "Berani-beraninya dia pakai kata 'mantan' di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD