Setelah kabar bahagia itu akhirnya sampai ke telinga Bu Marni, lengkap dengan pelukan, air mata, dan doa panjang. Loli dan Ivan baru bisa bernapas lega. Sedikit. Karena masalah lain sudah antre di depan mata, kontraktor harus ditemui hari ini, sedangkan timeline pernikahan mereka di Paris makin mepet. “Iya, Ma… sumpah semuanya aman. Mama nggak usah panik,” ucap Loli sambil nyender di kursi. “Ya sudah. d**a ma... Love you.” Telepon ditutup. Ponsel diselipkan ke dalam tas. Napas dihela. “Li, tante Maya bilang apa?” tanya Tania, duduk menyender santai tapi wajahnya jelas menunjukkan ada sesuatu yang ingin ia lontarkan. Hotel kini kembali ramai oleh suara anak-anak kecil di kejauhan. Ivan sudah pergi duluan buat ketemu calon kontraktor. Bu Panti sibuk mengasuh balita. Nick? Hilang entah

