“Pagi…” suara Ivan terdengar lembut tapi mantap saat ia melangkah masuk ke lobi hotel. Ia melabuhkan tubuh di kursi di depan Loli dan Bu Marni yang sedang duduk di sofa. Di samping Bu Marni, seorang gadis muda dengan wajah manis ikut mengangguk sopan ke arah Ivan, senyumnya malu-malu, sekilas seperti ingin menyapa tapi ragu. “Katanya kamu punya kabar gembira? Apa?” Tanya Loli sambil menatapnya penuh penasaran. Ivan menatap Bu Marni sejenak, lalu menyerahkan satu amplop cokelat besar ke pangkuannya. “Bu, tolong simpan baik-baik. Ini sertifikat tanah, pemberian ikhlas dari Pak Rudi. Di sanalah nanti panti baru akan dibangun.” Loli spontan menatap Ivan, matanya membesar. “Serius?” Suaranya hampir tak percaya. Bu Marni, di sisi lain, hanya mampu menatap amplop itu dengan tangan bergetar.

