••
Nizar pulang kerumah dengan wajah kusut dan lusuh.
" Nizar.. ada yang mau Papa bicarakan."
Nizar menoleh ke arah papa nya yang kini tengah duduk di ruang keluarga.
" Ya Pa, Ada apa?" Nizar kini duduk di sofa bersamaan dengan sang Papa.
" Papa tadi sempat mampir ke kantor, dan saat Papa ke ruangan kamu, Delia bilang kamu pergi dan membatalkan semua jadwal meeting hari ini. Ada apa?.."
Nizar menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan.
" Iya Pa. Ada masalah sedikit dengan Reza.."
Setiawan pun mengerutkan dahinya.
" Reza, maksudmu? ada apa dengannya?"
" Reza ditangkap polisi Pa..."
" Apa..? Bagaimana bisa?"
" Ya.. Dia tertangkap tangan sedang mengkonsumsi narkotika di apartemen nya.."
Papa Nizar hanya geleng-geleng kepala dan meraup wajahnya kasar.
" Anak itu.. Mengapa sampai bisa terjerat dengan masalah hukum seperti ini..!"
" Aku pun tidak tahu pasti kenapa Reza bisa senekat ini mengkonsumsi barang haram, Aku meminta Pak David untuk membantunya dalam masalah ini Pa.."
Papanya pun hanya mengangguk
" Yah.. sudah semestinya kamu membantunya."
" Oh ya, Papa dengar hari ini ada karyawan baru di kantor kita? Bagian Produksi? Siapa dia?."
" Iya Pa.. namanya Via, Levia Putri Samantha, Dia aku tempatkan di posisi Wakil Divisi Produksi menjadi wakil Bu Eveline."
" Hah? Apa Papa tidak salah dengar? Samantha? Jangan-jangan dia putri dari ..-"
" Iya.. dia putri sulung dari Tn. Bramantyo Samantha"
" Woww.. apa yang membuat seorang Putri Samantha mau melamar di perusahaan kita?"
" Dia ingin mandiri Pa.. lagi pula dia baru lulus kuliah dan belum memiliki pengalaman."
" Oh.. Begitu...?"
Nizar pun mengangguk.
" Ya sudah, kamu kelihatan sangat suntuk, masuklah ke kamar mu dan istirahatlah.."
" Iya Pa, Aku ke kamar ya..."
" Oke.."
Nizar menapaki anak tangga menuju kamarnya di lantai atas.
Setiawan melihat anaknya hingga berlalu, bersandar pada bahu sofa.
" Nizar, seandainya kamu tahu rahasia besar soal Reza. Mungkin kamu tidak akan bersusah payah membelanya saat ada màsalah seperti ini. Suatu saat Papa akan ceritakan semua tentangnya."
~~••~~
Hari sudah menunjukkan pukul 8 malam,
Levia baru saja memarkirkan mobil sedan berwarna putih kesayangan di garasi rumah.
Ia melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut wajah bahagia.
" Ini dia putri kesayangan Ayah baru pulang, dari mana saja sayang?.." - tanya Bramantyo kepada putrinya.
" Haloo Ayah... tentu saja aku baru pulang kerja." - ucap Via santai sembari menuju dapur untuk mencuci tangan.
Mendengar perkataan anaknya itu, Bramantyo dan Istrinya pun saling tatap dan mengerutkan kening.
" Apa katamu Via? Bekerja?.. coba tolong jelaskan kepada Ayah dan Bunda tentang ucapanmu barusan.." - Ibunda Via
Via mendekati kedua orang tuanya yang tengah duduk santai di ruang keluarga sembari menonton televisi.
" Iya Yah, Bun.. Aku sekarang sudah bekerja.."
" Bekerja dimana? Kenapa kamu tidak memberi tahu Ayah kalau kamu ingin bekerja?.."
" Jadi sewaktu kepulanganku dari Berlin, aku melihat lowongan pekerjaan di salah satu situs pencari kerja, dan perusahaan itu adalah perusahaan yang bagus dan ternama. Lalu aku melamarnya, dan hari ini aku dipanggil untuk proses interview , dan... hari ini juga aku diterima...!"
" Oh ya..? semudah itu?.. apa nama perusahaan itu..?" - Bramantyo
" Mahendra Corporate, dan aku ditempatkan di posisi Wakil Divisi Produksi."
" Mahendra Corporate? Jangan bercanda dengan Ayah Via...!"
Via memandanga Ayahnya dengan raut wajah bingung, apa yang salah dengan dirinya bekerja di Mahendra Corporate..
" Iya Ayah, memang kenapa? Apa pemilik Mahendra Corporate adalah pesaing bisnis Ayah..??"
" Ah.. tidak tidak, hanya saja Ayah tidak menyangka kamu akan diterima bekerja di Perusahaan Iklan ternama di Indonesia, dan jabatan yang kau miliki bukan jabatan sembarangan.." - Bramantyo
" Ayah..! Aku kan anak Ayah! Dan aku anak yang pintar! Jadi tentu saja aku bisa diterima disana.." - Via mengerucutkan bibirnya mendengar Ayahnya yang seperti tak percaya dengan kemampuan dirinya.
" Via sayang, Maksud Ayah mu bukan seperti itu. Kami senang kamu mau mandiri dengan bekerja di Perusahaan milik orang lain, dan setahu Bunda, Tn. Setiawan Mahendra bukanlah pesaing bisnis Ayahmu. Ya kan Yah..?"
Bramantyo mengangguk mantap mendengar ucapan Istrinya.
" Tapi mengapa kamu harus bersusah payah mencari kerja di tempat lain, memang diantara sekian banyak Perusahaan Ayah, kamu tidak berminat untuk bekerja di salah satunya..?"
Via menggeleng
" Ayah.. kalau aku bekerja di Perusahaan milik Ayah, semua orang akan tahu aku anak Ayah, dan aku akan langsung mendapatkan Posisi Manager atau mungkin Direktur, tanpa aku harus bersusah payah memulainya dari nol. Aku ingin mengasah kemampuan diriku Yah, aku ingin berdiri sendiri tanpa bayangan Ayah dibelakangku.."
Bramantyo mengulurkan tangan hendak memeluk Putrinya, Hal itu disambuat oleh Via. Ayah dan Putri itu kini saling memeluk erat.
" Ayah bangga denganmu Via, kamu memiliki pemikiran yang bijak dan dewasa. Ayah doakan semoga kamu dapat pengalaman yang baik selama bekerja disana, dan ingat.. jangan buat malu Ayah, kamu harus bekerja dengan dedikasi penuh...!"
Via melepas pelukannya dan memandang wajah Ayahnya.
" Siap Ayah, Aku akan menjaga nama baikmu...!" - ucap Via dengan tegas.
Bramantyo dan Istrinya hanya terkekeh mendengar perkataan Via.
" Dinda kemana Bun..? Tumben gak ikut nonton televisi sama Bunda dan Ayah..?"
" Ada di kamarnya sayang, mungkin lagi asyik nonton film korea.."
" Ha..Ha..Ha.. anak itu, halusinasinya ketinggian."
" Ngomong-ngomong kamu sudah makan malam?"
" Sudah Bun... Via ke kamar dulu ya.."
Via berlalu dari hadapan Ayah dan Bundanya.
Ia menuju kamar untuk membersihkan diri.
Sekitar setengah jam Ia menghabiskan waktu di kamar mandi, kini Ia sudah mengenakan piyama tidurnya.
Via merebahkan tubuhnya di tempat tidur sembari memainkan ponselnya, Ia membuka aplikasi i********: miliknya.
Ada beberapa notifikasi permintaan mengikuti dari beberapa orang baru, yaitu dari teman-teman barunya di Mahendra Corporate.
Lalu tanpa sengaja Ia melihat suggestion friend , dan terkejutnya Ia melihat salah satu profil dengan nama profil @askara_NM. Via seperti mengenal sosok itu.
" Ini kan Kak Nizar..?"
Via men- scroll foto-foto Nizar di aplikasi itu, tanpa sadar Ia mengembangkan senyum di bibirnya.
" Oh my God, kenapa gue jadi senyum-senyum gini..?"
Via lalu memukul-mukul kepalanya, menyadari hal bodoh yang Ia lakukan, karna tak sengaja Ia menekan tanda love di salah satu foto Nizar.
" Astaga Tuhan!! Aduh.. Bagaimana ini??...! Pasti Kak Nizar sebentar lagi akan melihat notifikasi kalau aku menyukai salah satu fotonya. Argghh...! Via...!"
Via membalikkan badan dan menenggelamkan wajahnya di bantal.
~~••~~
Nizar baru saja bangun dari tidurnya karena sejak tadi siang tertidur,, langsung menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
Setelahnya Ia duduk di tepi ranjang lalu meraih ponselnya yang terletak di nakas samping tempat tidurnya.
Saat mengecek notifikasi yang masuk di handphone nya, Ia terkejut saat mendapati notifikasi i********: yang memberitahu bahwa..
" @levia.p.samantha mengeLike foto anda.
" Via...??"
Nizar langsung tersenyum.
" Ha..Ha.. Ternyata kamu stalker yaa!!.."
Dan kini gantian Nizar yang melihat-lihat foto pribadi Via di laman i********: nya.
Tanpa ragu Nizar pun menekan tombol " Mengikuti" di profil i********: Via.
Setelah merasa puas melihat beberapa foto Via, Nizar pun lekas menaruh kembali ponselnya di nakas, dan keluar kamar menuju ruang makan untuk makan malam.
~~••~~
" @askara_NM mulai mengikuti Anda."
" ARGHHH....!!!! AYAH...! BUNDA...! VIA MALUUU....!!!"
Via benar-benar semakin malu, apa yang Ia takutkan mengenai Nizar yang akan mendapatkan notifikasi ternyata kejadian.
Nizar malah terang-terangan mengikutinya kini di i********:.
" apa aku sanggup melihat wajahnya besok, aku tertangkap basah menjadi seorang stalker...hikss..hikss..!"
Sedangkan di meja makan, seorang Pria tampan menyantap makanannya dengan hati yang berbunga-bunga, Tanpa sadar Ia mengunyah makanan sembari senyam-senyum sendiri.
••