PART 3

1127 Words
•• Pagi ini keluarga Mahendra berkumpul di meja makan. Belia yang sudah siap dengan seragam sekolahnya dan Nizar yang sudah terlihat tampan dengan setelan jas berwarna navy. " Nizar, tolong kamu gantikan papa untuk meeting dengan klien ya di Penang Cafe Jam 11 siang ini.." - ucap Setiawan Mahendra " Baik Pa.." - jawab Nizar singkat " Kak, aku boleh minta tolong antar ke sekolah nggak?" " Siap tuan puteri Belia.. Kalau sudah selesai sarapannya kita bisa jalan sekarang.." " Udah kok kak, yukk..." " Ma.. Pa.. kita berangkat ya..." - ucap Nizar seraya mencium kening mamanya dan mencium punggung tangan papanya. Nizar dan Belia kini tengah berada di mobil, dalam perjalanan menuju sekolah Belia. Setengah jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah Belia. " thanks kak, Ibel masuk yaa.." " Oke dek, belajar yang pinter.." " Siap Pak Bos...!" Nizar tersenyum memandang adik perempuannya masuk ke gerbang sekolah. Saat akan melajukan kendaraannya, Nizar mendapati sesuatu.. " Dia..?" - gumam Nizar. Ya.. Nizar melihat wanita yang semalam Ia lihat di cafe. " Dia punya adik yang sekolah disini juga?..." - tanya Nizar pada dirinya sendiri. Dengan sedikit rasa penasaran yang Ia rasakan, Nizar kembali melajukan kendaraannya menuju kantor. ~~••~~ Nizar sedang serius memeriksa berkas untuk meeting hari ini. Tiba-tiba saja ponselnya berdering. " Rio..? " - gumamnya. " Ya.. Halo.. Ada apa Yo...?" "...." " Hah? Serius? Kapan?... Jadwal gue agak padet nih hari ini." "..." " OK gue usahain deh ya, tapi kalo gak bisa gapapa kan?.." "...." " Ha..Ha..Ha... siaappp! Ok deh Bro, thanks infonya.." "...." " Bye...!" Nizar menutup sambungan teleponnya dan meletakkan ponselnya diatas meja. " Pesta Bujang..? Huhh! Kapan aku akan merasakannya...!" - gumam Nizar. TOKK TOKK TOKK " Masuk...!" " Permisi Pak.. saya mau menyerahkan beberapa CV dari pelamar yang kemarin bapak minta.." " Oke Del, coba saya lihat dulu ya..." Nizar menerima beberapa berkas CV dan melihat-lihat sekilas CV tersebut. " Ada yang baru masuk hari ini Pak CV nya, ada di bagian paling belakang, kemungkinan itu yang paling cocok dengan kriteria yang kita cari.." Nizar langsung mengecek CV yang Delia masuk, dan dia membulatkan bola matanya. Betapa terkejutnya Ia saat mendapati CV dari seorang pelamar yang bernama Levia Putri Samantha, puteri dari seorang Bramantyo Samantha, yang namanya ada di jajaran orang terkaya di Indonesia. Dan Nizar semakin terkejut saat melihat foto yang tertera di CV. " Astaga Wanita ini kan...?" " Ya Pak? Bagaimana?.." " Oh..Nggak, bukan apa-apa. Oke, tolong hubungi pelamar atas nama Levia Putri Samantha. Minta Ia datang besok pagi untuk interview langsung dengan saya. " " Baik Pak.." Delia mengambil kembali berkas-berkas CV tersebut dan keluar dari ruangan Nizar. Saat Delia berlalu dan menutup kembali pintu ruangannya. Nizar masih terpaku dengan apa yang Ia dapati tadi. " Bagaimana bisa putri dari seorang Bramantyo Samantha melamar di Perusahaan papa..? kenapa Ia tidak bekerja saja di perusahaan milik Samantha? Kebetulan macam apa ini...?" ~~••~~ Nizar baru saja menyelesaikan meeting dengan klien baru di perusahaannya. Meeting kali ini sangat menyita waktunya, pembahasan yang panjang dan beberapa presentasi yang langsung dibahas saat ini juga. Nizar melirik jam tangan mewah di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul 5 sore. " Ah.. aku masih punya waktu 1 jam sebelum berkumpul dengan mereka.." Nizar bergegas keluar cafe menuju parkiran mobil. Saat sedang asik memainkan ponsel sambil berjalan, tiba-tiba saja.. BRUKKK!! " Awww..." - pekikan wanita di depannya terdengar nyaring dan hampir terjatuh, untung saja wanita itu tidak terjatuh karna dengan sigap Nizar menangkap tubuhnya. " Ah.. maaf, aku gak sengaja.. are you okay?" " Ya.. aku gak papa.." " Maaf sekali lagi, aku berjalan sambil main hp." " Iya.. sudah. aku tidak apa-apa, lain kali jangan jalan sambil main hp.!" Nizar menggaruk belakang lehernya yang tidak terasa gatal sama sekali, menyadari kecerobohannya. " Saya permisi.." " I..Iya.. silahkan.. dan maaf..." " Kau sudah berulang kali berkata maaf, sudah cukup.." Nizar tersenyum canggung saat melihat wanita itu pergi meninggalkannya, dan Ia pun melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Belum genap langkahnya menuju parkiran, lagi-lagi langkah Nizar harus terhenti. Ia mendapati seorang wanita dan pria tengah b******u mesra di dalam mobil. Namun yang menarik perhatian bukanlah sikap mereka yang b******u di dalam mobil, namun sosok wanita itu lah yang menarik perhatian. " Levia..? " Baru sekali mengetahui namanya saja Nizar langsung menghafalnya. Ya.. wanita yang tengah b******u adalah Levia. Nizar kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil. " Wanita itu, Hah... seorang puteri Bramantyo b******u di dalam mobil, diparkiran pula. Seperti tidak ada tempat lain saja." Nizar melajukan mobilnya meninggalkan cafe. •• Sesampainya di Apartement milik Angga. " Weey... ini nih bujang lapuk kita baru sampai...!" - ucap Rio meledek Nizar. Nizar tak marah dengan perkataan Rio, karna Ia sudah mengetahui sahabatnya itu tengah mabuk. " Gila tuh orang, baru jam segini udah teler.." - Nizar " Wkwkwk.. lagi banyak masalah dia, makanya mabok duluan." - Bastian " thanks dude for coming.." - Angga " thanks for having me.." - Nizar membalas uluran tangan Angga. " Gimana kerjaan Bro? Aman..?" - tanya Reza kepada Angga. " Lancar bro, lo gimana?.." " Yah, seperti yang lo lihat, He..He..He.. gini-gini aja." " Kenapa lo gak pindah di kantor gue aja sih Bro, lo bisa jadi asisten gue, gue perlu bantuan lo di kantor.." " No.. thanks before. Gue pengen niti karir gue dulu sendiri, dari SMA gue banyak lo bantu, biarin kali ini gue berdiri sendiri." Nizar hanya mengangguk dan mengerti perasaan sahabatnya. " Ok. kalau lo perlu apa-apa, you know lo bisa hubungin gue. Jangan sungkan.." Reza hanya tersenyum getir dan sinis mendengar perkataan Nizar. Ia menatap Nizar untuk beberapa saat, dengan tatapan tajam yang tidak bisa diartikan. Hal itu tak luput dari pandangan Bastian, Bastian merasa ada yang tak beres dengan Reza akhir-akhir ini. Dan Bastian mencari arti tatapan tajam Reza kepada Nizar. Karena tak ingin merusak suasana hatinya yang sedang bersuka cita dengan sahabat-sahabatnya, Bastian memilih seolah tidak melihat apapun. " Besok mau berangkat bareng atau gimana nih?.." - tanya Bastian kepada teman-temannya. " Terserah, gue sih OK aja. mau kumpul dulu di satu tempat trus kita barengan, atau mau langsung ketemuan di gedung aja." - Nizar " Gue langsung ke gedung aja ya." - jawab Reza mantap. Nizar dan Bastian menoleh ke arah Reza sesaat. " Oke, langsung ketemu di gedung aja ya.." - Nizar " Oke...!" - Bastian. Angga menghampiri Reza, Bastian dan Nizar dengan membawa sebotol minuman. " Hadiah dari sepupu gue, oleh-oleh dari bali.." - Angga menjelaskan sembari mengedipkan sebelah matanya ke Nizar. Nizar terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Bastian berjalan ke arah Rio yang masih cuap-cuap " ngalor ngidul " tak jelas. Bastian menepuk pundak Rio keras. " Ke kamar mandi sana! cuci muka, gila lo, yang lain belum minum lo udah teler duluan." Rio menjawab perkataan Bastian dengan racauan tak jelas. " Bodo amaat...!" Bastian meninggalkan Rio dan berkumpul kembali dengan teman-teman yang lain. " Pulang sama siapa tuh dia teler gitu..?" - tanya Reza. " Dia udah bawa baju buat besok, dia nginep disini, besok ke gedung bareng gue." - Angga. " Oh..." - Nizar hanya Ber-O ria. " Seret aja ke kamar mandi kalo gak mau sadar juga, jangan sampai dia nyusahin lo." - Bastian " Ha..Ha..Ha.. Tenang aja.. gue guyur ntar dia.." - Angga ••
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD