Cinta tidak pernah terperangkap oleh mata kemudian diserap oleh pikiran. Cinta adalah perasaan yang murni tumbuh apa adanya. Jika cinta terperangkap oleh mata maka kasihan bagi si buta yang tidak bisa jatuh cinta karena pandangan selera. Bagi si buta logika cinta tidak pernah bekerja. Bagi si buta cinta seperti serangkaian rasa yang memikat.
“Kamu serius akan menikah dengan Kessy?” Tiba-tiba saja Kakek bertanya pada Chen. Chen hanya mengangguk dengan cepat. Chen tidak pernah memandang wanita lain meskipun banyak wanita yang datang mendekati. Hati Chen sudah lebih dulu terpikat oleh Kessy. Tapi Chen lupa bahwa Kessy yang sekarang jelas berbeda dengan Kessy saat masih kecil.
Kessy saat masih kecil penuh dengan hati yang riang dan kesederhanaan. Pemikiran Kessy waktu kecil hanya sebatas main dan membeli mainan. Kali ini Kessy berubah sangat drastis, kesanggupan orang tua Kessy memberikan Kessy kemewahan membuat Kessy lupa akan kesederhanaan. Kessy selalu ingin bergelimang harta, hidup Kessy tidak pernah jauh dari barang mewah dan branded. Semua yang terbaru harus Kessy punya. Kessy sudah jauh berbeda.
“Kenapa tiba-tiba sekali Kakek bertanya begitu?” Chen bertanya pada Kakek dan melihat ke arah Kakek sebentar kemudian lanjut menyetir mobil. Biasanya Kakek tidak pernah membicarakan Kessy, obrolan Chen dengan Kakek hanya seputar strategi bisnis dan urusan kKantor. Semua orang mengira bahwa seluruh aset kantor dan perusahaan milik Chen, tidak banyak yang tahu kalau Chen mendaftarkan semua aset dan saham atas nama Kakek dan Nenek Chen.
“Nggak apa-apa, Kakek hanya bertanya saja. Kakek gak bermaksud mengusik atau mempengaruhi urusan kamu dengan Kessy, Kekek hanya merasa Kessy banyak berubah. Kakek jadi kurang suka dengan sikap dan perubahan Kessy yang sekarang. Dulu Kessy sangat manis, tapi sekarang sangat angkuh.” Kakek memberikan pendapat kepada Chen.
Nenek yang duduk di kursi belakang mendengarkan apa yang sedang Chen dan Kakek bicarakan. Nenek juga tidak mau kalah memberikan pendapatnya “Mungkin firasat Kakek dan Nenek ada benarnya juga, entah kenapa Nenek juga jadi kurang setuju kamu sama Kessy. Kessy sepertinya bukan wanita yang bisa dijadikan istri.”
Chen hanya diam saja, apa yang menjadi firasat Kakek dan Nenek Chen selalu saja benar. Chen selalu menuruti semua perkataan Nenek dan Kakek, Nenek dan Kakek bagi Chen adalah orang tua yang sesungguhnya. Kakek dan Nenek memberikan kehangatan bahkan saat Chen tidak mendapatkan kasih sayang yang utuh sebagai anak. Chen tidak pernah kehilangan kasih sayang dari orang tua karena Kakek dan Nenek selalu memberikan kehangatan untuk Chen.
“Hmmm... aku gak ngerti apa yang Kakek dan Nenek katakan. Selama ini Kessy sangat baik, Kessy sudah banyak membantu aku. Kessy juga satu-satunya orang yang tidak pernah lari saat aku dalam kesulitan. Aku dan Kessy sudah punya banyak kisah Nek, jatuh cintaku pada Kessy tidak sesederhana yang Kakek dan Nenenk pikirkan. Aku tidak pernah memandang Kessy yang sekarang atau yang dulu, bagiku Kessy tetaplah Kessy.”
Jelas saja Chen membela Kessy. Chen tidak rela jika Kessy dalam masalah. Perasaan cinta Chen untuk Kessy berkembang sangat dalam sedari kecil, tentu saja akan sangat sulit melepasakan Kessy. Tapi Kessy berbeda dengan Chen. Benar apa kata Kakek, Kessy tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki termasuk dalam urusan cowo. Kessy memang sudah bertunangan dengan Chen dan memutuskan akan segera menikah, tapi list cowo di HP Kessy masih sangat banyak.
Kessy wanita dengan pemikiran terbuka. Bagi Kessy pernikahan bukan sesuatu yang berat, bagi Kessy cinta juga bukan dewa yang harus dipatuhi. Bagi Kessy hidup dan cinta harus berjalan sangat mudah. Sesudah kalau sudah cinta, sudah tidak bahagia, sudah tidak memberikan banyak manaaf ya lebih baik ditinggalkan saja. Begitulah cinta bagi Kessy, tidak pernah ada harganya.
“Kakek gak melarang kamu sama Kessy, kamu jangan salah paham ya. Nanti setelah menikah Kakek yakin kamu bisa merubah Kessy menjadi lebih baik. Kakek yakin kamu bisa menjadi imam yang baik untuk keluarga kamu. Apapun yang membuat cucu Kakek bahagia tentu saja Kakek juga sangat bahagia.” Kakek memberikan penjelasan lanjutan yang membuat Chen jauh merasa lebih nyaman.
“Aku tahu, pasti karena Kessy sudah menolak untuk ikut makan bersama dengan kita kan? Pasti karena Kessy tidak mau makan di pinggir jalan? Kakek jangan menilai orang hanya dari situ saja, Kessy baru saja pulang dari Salon karena akan ada acara makan malam dengan rekan-rekannya, jadi aku bisa mengerti kalau Kessy menolak untuk ikut makan bareng.” Chen menjelaskan.
“Udah udah jangan berdebat, kayanya sudah mau sampe. Awas jangan lupa cari parkiran yang deket lokasinya, kamu tahu kan kalau Nenek dan Kakek sudah tidak kuat jalan jauh?” Nenek mengingatkan Chen. Kakek tidak menjawab lagi apa yang Chen katakan.
Orang tua pasti punya firasat untuk semua yang dilakukan oleh anak-anaknya, hanya saja mata Chen sudah tertutup. Mata, hati dan pikiran Chen sudah terkunci hanya untuk Kessy saja. Chen, Kakek dan Nenek sudah berada di meja makan. Mereka bertiga hanyut dalam pembahasan di masa lalu dan melupakan perdebatan kecil tentang Kessy.
Ditengah acara makan malam bersama dengan Kakek dan Nenek, Kessy mengirimkan pesan kepada Chen. Chen membuka pesan yang Kessy kirimkan. Kessy mengirimkan foto satu botol wine dan lingerie warna merah yang baru saja Kessy beli dengan tulisan apakah malam ini mau bermain? Lengkap dengan emot ikon love berwarna merah. Chen langsung senyum sangat lebar. Tentu baby, malam ini aku ingin bermain.
Jatuh cinta kepada Kessy sangat rumit, meskipun Kessy sudah sering sekali mengkhinati Chen. Meskipun Kessy sudah sering sekali ganti laki-laki dan selingkuh tapi ada yang tidak bisa Chen tolak dari Kessy, yaitu malam yang menggairahkan bersama Kessy. Kakek dan Nenek Chen tidak tahu bahwa gaya pacaran anak muda sekarang tentu berbeda, tidak lagi mesem-mesem tapi selalu ada bumbu malam yang panas.
“Nenek sama Kakek rencana pulang ke Lembang kapan?” Chen memastikan, Chen khawatir kalau malam ini Kakek dan Nenek masih di Jakarta berarti malam ini akan gagal menghabiskan malam bersama dengan Kessy.
“Kayanya sih besok aja ya Kek.” Nenek bertanya pada Kakek. Chen sudah mulai degdegan. Muka Chen mulai pucat, Chen menelan ludah menunggu jawaban dari Kakek.
“Pulang sekarang saja, jangan ganggu waktu istirahat Chen. Dia pasti banyak kerjaan, kita pulang setelah makan saja. Minta sopir kamu untuk antar Nenek dan Kakek pulang, Kakek sudah tidak kuat nyetir sendiri. Kalau kita pulang besok pagi siapa yang akan menyiram tanaman besok pagi?” Kakek sepertinya tahu dari raut muka Chen. Chen mulai bisa mengendurkan otot muka mendengar jawaban dari Kakek.
“Kakek ini gimana sih, lebih mentingin tanaman dibandingkan cucu sendiri. Kita ini udah lama lho gak ketemu sama cucu, sebulan lebih kayanya. Masa iya mau langsung pulang.” Nenek masih ingin lebih lama bersama Chen. Nenek masih negosiasi dengan Kakek supaya besok pagi pulang ke Bandung dan satu malam menginap di apartement Chen.
“Nggak usah, Kakek lebih nyaman di Lembang. Jadi kita pulang sekarang saja, lagian kamu tuh jadi cucu gimana. Kamu dong yang harusnya datang ke Lembang, bukan Kakek yang ke Jakarta.” Kakek kekeuh ingin pulang setelah makan. Nenek hanya pasrah dan mengikuti apa kata Kakek.
“Iya maaf, nanti bulan depan aku pulang deh ke Lembang. Jadi kalau mau langsung pulang, aku minta Pak Yono untuk datang kesini. Gimana?” Chen bertanya dengan penuh senyuman. Kakek dan Nenek mengangguk. Akhirnya Chen bisa bernafas lega karena malam ini akan menghabiskan malam bersama dengan Kessy.
Kessy mengirim Chen pesan lagi. Di Hotel ini ya sayang, aku sepertinya dari jam tujuh malam sudah di hotel. Ingin mandi dulu dan santai dulu di Hotel. Eh, Kakek dan Nenek gimana? Kessy penasaran dengan Kakek dan Nenek karena Chen mengiyakan begitu saja ajakan Kessy.
Kakek dan Nenek pulang sekarang diantar sama Pak Yono. Sepertinya aku datang terlambat, mungkin datang sekitar jam sembilan malam, aku ada urusan dulu sebentar. Dandan yang cantik dan wangi ya sayang. I Miss you.. see you!
Chen sudah tidak sabar ingin segera malam. Chen dan Kessy sudah lama sekali tidak menghabiskan malam bersama. Setiap kali Kessy diajak oleh Chen untuk memadu kasih selalu saja ada alasan Kessy untuk menolak. Kali ini Kessy sengaja mengajak Chen menghabiskan malam bersama supaya mengusir Nenek dan Kakek Chen secara halus. Kessy tidak suka kalau Chen lama-lama bersama dengan Nenek dan Kakek, Kessy takut Chen tdipengaruhi oleh Nenek dan Kakek Chen.