Pembukaan Internship

1546 Words
Ruang aula pertemuan RSUD Genting sudah ramai saja pagi ini. Upacara pembukaan program dokter Internship sedang berlangsung di sana. Beberapa dokter, perawat dan crew RSUD ikut menghadiri jalannya prosesi. Tentu hadir juga dua belas dokter muda yang mengikuti program Internship putaran ini di sana. Sari dan beberapa rekan baru yang belum dikenalnya. Hanya dua wajah yang tidak asing bagi Sari, Junaedi. Pria itu merupakan teman seperjuangan Sari dalam menempuh pendidikan dokter di Fakultas kedokteran Universitas Jembar, Unjem. Jun adalah teman seangkatan Sari dalam perkuliahan selama lebih dari lima tahun. Tetapi mereka berdua memiliki hubungan yang tidak terlalu akrab. Hanya sekedar mengenal nama dan hal standard lainnya sebagai teman. Serta satu lagi dokter pria yang tadi pagi kebetulan ketemu di parkiran mobil, Roni. Pria yang terlihat easy going dan mudah bergaul serta sedikit cuek. Saking cueknya sampai telat hadir di upacara pembukaan ini hanya gara-gara ngopi di kantin, gokil. Sari memang sedikit membatasi pergaulannya selama di kampus dahulu. Tidak ingin berhubungan terlalu dekat dengan dengan teman-teman seangkatannya. Sari tak ingin teman-temannya mengetahui status sosialnya, status keluarganya. Status keluarganya yang bagaikan Sultan penguasa bisnis kesehatan. Sari ingin memliki teman, serta dapat bergaul secara normal dengan mereka. Murni pertemanan sesama mahasiswa. Tanpa memandang kekayaan atau status sosial dan keruwetan lainnya. Hubungan hangat yang dia rasakan lebih dari lima tahun masa studinya di fakultas kedokteran. Baru saat mendekati kelulusan akhirnya rahasia tentang status kesultanan serta pengaruh besar keluarga Sari di bidang kesehatan terbongkar. Dan segala yang ditakutkan oleh Sari pun terjadi. Pandangan serta sikap sebagian besar orang kepadanya ikut berubah juga. Orang-orang yang bahkan sebelumnya tidak akrab atau tidak pernah menyapa dirinya tiba-tiba berubah. Semua orang terlihat manis, tersenyum dan ramah di hadapannya. Senyuman palsu yang seakan berharap Sari akan mengingat mereka, serta dapat membantu kesuksesan mereka dengan kekuasaannya. Sungguh memuakkan. Hal menyebalkan lainnya adalah diskriminasi. Bukan masalah besar tentunya bagi Sari dan keluarganya untuk mengeluarkan 'sedikit' uang untuk teman dan kampusnya. Keluarganya pun sudah menganggap hal ini sangat wajar terjadi. Sama sekali tidak keberatan untuk mengeluarkan uang berapapun jumlahnya. "Alaaah seperti itu kan sudah biasa." Mama Sari selalu saja mengingatkan kepadanya akan kebiasaan yang sudah mendarah daging itu. Menurut beliau, dulu waktu acara penyumpahan Mahes, kakak laki-lakinya sebagai dokter juga seperti itu. Keluarga mereka yang didapuk untuk mengadakan pesta. Perayaan kelulusan seluruh dokter yang menjalani penyumpahan di periode yang sama. Tak ada masalah sama sekali, anggap saja sedikit charity. "Ya gak bisa begitu juga donk, Ma." Namun sebagai seorang wanita yang berperasaan halus, Sari merasa tidak nyaman. Dirinya tak bisa secuek Mahes, yang dengan entengnya ikhlas saja mengurusi acara penyumpahan itu. Mas Mahes yang terlalu lempeng dan baik hati. Sari pribadi merasa tidak adil. Gadis itu tidak suka jika terang-terangan ditodong dan dipaksa. Ditambah todongan lain dari pihak kampus untuk memberikan kenang-kenangan secara pribadi dan rasa terima kasih dari keluarga Hartanto. Todongan terang-terangan yang meminta alat medis dengan harga fantastis. Menyebalkan. Acara pembukaan berlangsung hikmad dan lancar menandai dimulainya masa tugas dua belas dokter Internship itu di wilayah kota Genting. Sambutan selamat datang, penjelasan tentang peraturan dasar Internship, waktu pelaksanaan, pembagian stase dan dan wilayah kerja juga dikemukakan oleh dokter Albertus spesialis penyakit dalam. Salah satu dokter pembimbing mereka semua selama setahun ke depan. Setelah seluruh prosesi resmi selesai, dua belas dokter muda itu tidak langsung pergi meninggalkan aula. Mereka masih berkumpul untuk saling berkenalan satu sama lain dan membahas pembagian tim kecil yang terdiri dari empat orang. Tim yang nantinya akan bekerja dalam waktu dan stase yang sama. "Perkenalkan, namaku Roni, dari Unibrew. Asli Arema aku, salam kenal semuanya." Roni yang termasuk tampan dengan rambut cepak dan kulit putih bersihnya memperkenalkan diri. Mengawali sesi perkenalan mereka. Dengan gaya khas easy going dengan senyuman lebar di bibirnya. "Gue Ferdi, dari UGM Jogja. Tapi gue aslinya berasal dari Jakarta. Salam kenal juga ya." Seorang Pria lain memperkenalkan dirinya. Pria yang berpenampilan trendi dan gaul kekinian khas anak ibukota. "Aku Jun, dari Unjem. Asal Jembar." Jun yang selanjutnya memperkenalkan dirinya dengan sangat singkat. 'Yaampun Jun, gak ada kata-kata manis lain apa buat perkenalan?' Sari terkikik dalam hati. "Nah aku makhluk ganteng terakhir di tim putaran kita. Kenalin namaku, Dani. Dulu kuliah di Universitas Hang Goa Surabaya, aslinya Surabaya juga." Pria terakhir memperkenalkan dirinya. Pria paling tampan diantara keempat pria lain. Tapi jelas di jari manis kirinya sudah melingkar sebuah cincin. Sudah ada yang punya. "Aku Intan dari Uner. Aku asli Surabaya, bonek mania rek. Di sini aku kebetulan barengan sama teman sekampus denganku, Ella. Salam kenal ya semuanya, mohon kerjasamanya untuk setahun ke depan." Seorang wanita manis dengan kulitnya yang sedikit gelap dan rambut pendek memulai perkenalan rombongan cewek. Dia terlihat cerewet, bawel dan blak-blakan anaknya. "Aku Ella, dari Uner sekampus sama Intan. Aslinya surabaya juga, salam kenal ya semuanya." Seorang gadis yang terlihat sangat cantik, kalem, dan cerdas memperkenalkan dirinya sambil tersenyum. Wajah dan senyuman Ella adem banget untuk dilihat, bahkan Sari yang sesama wanita juga langsung menyukai gadis itu. Gimana dengan para cowok? Pasti jantungnya sudah berdebar melihat Ella. "Aku Sari, dari Unjem juga sama seperti Jun. Aku tinggal di kota Genting ini. Salam kenal semuanya." Sari ikut memperkenalkan dirinya sambil tersenyum seramah mungkin. Berusaha memberikan kesan yang baik pada teman-temannya di perkenalan pertama mereka. "Wah bisa jadi base camp ni rumahnya kalau deket sini." Ferdi langsung menyeletuk, ingin memanfaatkan penduduk lokal yang berdomisili di dekat RSUD. "Ide bagus. Nanti pasti kita akan butuh berkoordinasi satu sama lain. Kita membutuhkan tempat untuk base camp. Kalau di kontrakan atau kost pasti sempit dan tidak nyaman." Dani menyetujui usulan Ferdi. "Bisa sekalian nanya-nanya tentang keadaan di daerah sini sama kamu ya, Sar." Roni berkata juga dengan wajah cerianya. "Boleh saja," Sari sedikit ragu untuk menyanggupi permintaan mereka. Tapi keseluruhan temannya itu terutama para prianya sudah keburu kegirangan menemukan tempat tongkrongan baru dan gratis. 'Waduh bisa langsung ketahuan donk status kesultananku kalau mereka main ke rumah?' Sari membatin kebingungan dalam hati. Selanjutnya kelima dokter wanita lainnya yang mendapat giliran memperkenalkan dirinya. Mulai dari Yunita, Silfi Tika, Desi dan Nadiah. mereka semua berasal dari universitas dan kota yang berbeda-beda tetapi masih dalam kawasan Jawa Timur. Jadi intinya hanya Sari yang tinggal di kota Genting ini. Kesebelas teman lainnya ngekost atau kontrak rumah selama setahun mendatang di kota ini. Membuat keputusan untuk menjadikan rumah Sari sebagai base camp semakin bulat saja. Setelah acara perkenalan, mereka melakukan pengundian untuk menentukan tim kecil. Dan didapatkan pembagian yang adil. Tim A yang pertama bertugas di UGD terdiri dari Roni, Jun, Ella dan Intan. Tim B yang bertugas di poli rawat jalan terdiri dari Sari, Ferdi, Tika dan Silfi. Sementara Tim C yang bertugas di puskesmas terdiri dari Yunita, Dani, Desi dan Nadiah. Kegiatan mereka selanjutnya adalah sesi ramah tamah. Bercakap-cakap atau sekedar ngobrol satu sama lain sambil menikmati jamuan nasi kotak sebagai menu makan siang. Sari yang merasa belum mengenal siapapun, mengambil duduk di sebelah Jun, satu-satunya orang yang sudah dikenalnya sebelumnya. "Halo Jun, tinggal dimana selama di sini?" Sari menyapa Jun, teman lamanya. Sebagai formalitas dan basa basi saja. "Belum tahu," jawab Jun, sedikit kaget karena Sari yang tiba-tiba mendekat padanya. "Haaah? belum tahu?" Sari menyelidik dan penasaran. "Belum nyari." "Kok bisa belum nyari?" "Aku baru datang tadi pagi." Jun sedikit kebingungan untuk menjelaskan maksud ucapannya pada Sari. Aduh Sari kalau nanya detail banget, jadi bingung kan jawabnya. "Nyari dan ngontrak bareng aku aja yuk," tiba-tiba Roni ikut nimbrung duduk di dekat Jun dan Sari. "Kebetulan aku juga baru datang tadi pagi. Kita join aja bro, biar irit bayar kontraknya patungan." "Boleh," Jun tidak keberatan dengan tawaran Roni. "Dasar kalian bisa-bisanya datang dadakan pada hari H begini." Dani ikut berkomentar. "Halah Jembar dan Malang ke sini kan cuma dua sampai empat jam." Roni menjelaskan alasannya datang pagi. "Iya, dua jam." Jun menyetujui. "Enak bener yang rumahnya dekat. Kalian tahu? Gue dari Jakarta bingung nyari di peta, kota Genting itu sebelah mana? Eh ternyata di ujung timur pulau Jawa begini." Ferdi ikut menyeletuk dari tempat duduknya. "Peta? Hari gini masih pakai peta?" Intan terkikik mendengar ucapan Ferdi. "Peta digital lah maksudnya, google map." Ferdi memperjelas maksud dari kata-katanya. "Terus kamu ke sini naik apa? Berapa jam perjalanan?" Dani ikutan kepo mendengar cerita Ferdi. "Naik mobil travel, gila aja hampir sehari semalem di jalan gue. Rasanya kayak gue traveling ke ujung dunia." Ferdi menceritakan perjuangan dan deritanya yang harus jauh-jauh datang dari Jakarta. "Wow ini baru namanya pengabdian demi Nusa dan bangsa." Celetuk Intan mengomentari. "Loyalitas tanpa batas, Bro." Roni menambahkan. Ferdi hanya bisa mendengus pasrah sementara teman-teman lainnya menertawakan dirinya. Menertawakan kesialannya karena mendapat tempat pengabdian Internship yang sangat jauh dari daerah asalnya. Gimana gak apes kalau jarak yang memisahkan antara Jakarta dan Genting ini lebih dari seribu kilometer jauhnya. Setelah prosesi ramah tamah selesai mereka membagi diri sesuai dengan tim masing-masing. Kemudian beranjak untuk mendatangi setiap stase sesuai dengan pembagian tugas mereka. Berkenalan dengan anggota crew setiap stase yang mulai besok akan menjadi tempat kerja mereka selama tiga bulan ke depan. Sebagai informasi, dalam dunia pendidikan medis dan Internship, para dokter muda (koas) dan dokter Internship akan di tempatkan secara bergiliran ke setiap stase di rumah sakit. Hal ini bertujuan agar setiap dokter mengetahui apa dan bagaimana keadaan di setiap stase dalam sebuah rumah sakit. Stase-stase itu misalnya UGD, poli penyakit dalam, poli bedah, ruang rawat inap bedah, ruang rawat inap penyakit dalam dan lain-lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD