Danieru baru saja tiba ke mansionnya, pria itu kembali menyendiri, dan meliburkan semua pelayan di tempat itu. Ia tak perlu kehadiran orang lain, yang ia perlukan hanya kehadiran Camilla. Rasa hampa memojokkannya, membuatnya terjatuh ke dalam jurang rindu yang begitu dalam. Memikirkan, dan semakin memikirkan istrinya. Ia merasa kepalanya begitu sakit, itu semua hanya karena perkara cinta dan rumah tangga yang tiba-tiba saja berantakan. Pria itu berbaring pada ranjangnya, masih tersisa aroma tubuh Camilla, tetapi kehangatan di sana sudah lama tak ada. Hatinya menjerit, menyuarakan rindu, dan mengatakan banyak hal yang tak ia mengerti. Danieru resah, menjadi gelisah. Hatinya terasa ditikam oleh bola berduri, tertancap dalam … dalam … dan sangat dalam. “Camilla ...” Suara lirih itu terden

