BAB 7

1142 Words
Camilla membuka mata, ia menatap sekitar dan mengamati ruangan yang jelas saja sangat asing baginya. Tempat yang entah di mana, dan kenapa ia bisa berada di tempat itu. Camilla merasakan tubuhnya sangat lemah, dan ia juga merasakan kepalanya agak pusing. Wanita itu memijat kepalanya, ia kemudian menatap ke samping dan melihat Danieru yang tertidur dengan posisi duduk dan kepala tersandar pada dinding. Wanita itu mengamati wajah tampan suaminya, ia bisa melihat wajah Danieru yang kelelahan dan juga wajah Danieru sedikit kusam. Entah pukul berapa suaminya itu tidur semalam, yang jelas pasti cukup larut. “Doggie ....” panggil Camilla. Ia menyentuh tangan Danieru, berharap pria itu segera bangun dan bisa bicara dengannya. “Apa kau masih hidup?” tanya Camilla yang tak melihat reaksi dari suaminya. “Danieru!” panggil Camilla dengan suara yang sedikit lebih keras. Ia kemudian tersenyum saat pria itu membuka mata, lalu menatapnya. Wajah Danieru yang baru saja terbangun terlihat begitu lucu, membuat Camilla ingin tertawa. Danieru yang belum meraih kesadarannya secara penuh segera mengecup kening Camilla. Ia sudah lama menginginkan wanita itu membuka mata, ia juga sudah merasa lega saat wajah Camilla tidak sepucat semalam. Tetapi ... tetap saja kondisi Camilla begitu lelah. “Apa kau sudah bangun sepenuhnya dari tidurmu?” tanya Camilla. Danieru yang mendengar pertanyaan itu kemudian berdiri, ia melangkah ke kamar untuk segera mencuci wajahnya agar benar -benar terasa segar dan juga terbangun seratus persen. Camilla yang melihat tingkah suaminya tersenyum, ia merasa senang karena Danieru ada bersamanya sekarang. Wanita itu kemudian menatap pada selang infus yang masih tersambung dengan jarum kecil yang ada pada tangannya. Ia menarik napas, lalu mengelus perutnya. “Maafkan Mommy, maaf membuatmu terluka.” Camilla menarik napas, ia kemudian kembali menatap ke arah kamar, dan Danieru baru saja keluar dari sana. Wajah pria itu terlihat jauh lebih baik, apalagi saat Danieru tersenyum ... ia semakin tampan di mata Camilla. Danieru kembali mendekat ke arah Camilla, ia segera menciumi bibir Camilla. Hanya sebentar saja, kemudian Danieru mengakhirinya. “Maaf sudah membuatmu kesal, maaf sudah terlalu sering mengabaikanmu.” Camilla yang baru saja mendapatkan ciuman dari suaminya tersenyum, apalagi pria itu baru saja meminta maaf kepadanya. Bibir Camilla mengulas senyuman kecil, mata wanita itu berkaca menahan tangis. Danierunya kembali, dan ia berharap Danierunya tidak pergi lagi. Camilla menarik napas, ia kemudian menghapus air matanya dengan kasar. “Doggie ... aku merindukanmu.” Danieru yang mendengar pengakuan istrinya kembali mengecup bibir Camilla, ia kemudian menyudahinya, dan tersenyum saat Camilla juga melakukan hal yang sama dengannya. Keduanya bertatap mata, kemudian mereka kembali berciuman. Ada yang aneh pagi ini bagi Camilla, ia tidak merasakan mual di saat sedang berciuman dengan Danieru, dan ia merasa begitu nyaman dengan hal itu. Keduanya kemudian mengakhiri ciuman, mereka sama-sama tersenyum. “Kitty, mulai sekarang kau harus menuruti apa pun yang aku katakan. Apa kau mengerti?” tanya Danieru dengan raut wajah yang berseri-seri. Camilla yang mendengar ucapan suaminya menatap. “Menuruti bagaimana? Apa aku harus menurutimu jika itu membuatku sakit hati?” Danieru menggeleng. “Bukan itu maksudku. Aku ingin kau mematuhi dan menikmati semua makanan dan minuman yang akan dihidangkan untukmu. Aku sudah mendapatkan saran yang baik dari dokter, dan semua makanan rekomendasi itu juga bisa membuat kandunganmu dan bayi kita tetap sehat dan kuat.” Camilla yang mendengar tentang penuturan suaminya hanya mengangguk. “Apa kau bersedia?” tanya Danieru. Camilla tersenyum. “Ya ... asal kau tidak meninggalkanku.” Danieru menggeleng. “Bagaimana aku bisa meninggalkan istriku ini?” “Kau juga sudah bekerja, kau pasti akan sibuk.” Danieru yang mendengar hal itu tersenyum, ia kemudian duduk di sisi ranjang. “Ada kamar di ruanganku, bagaimana jika setiap hari kau akan bersama denganku dan beristirahat di sana? Untuk masalah makan dan minuman ... koki yang aku siapkan akan menyediakan semuanya di dapur kantor.” Camilla yang mendengar hal itu mengedipkan matanya. “Kita akan tetap bersama meski aku sedang bekerja. Apa kau setuju?” tanya Danieru lagi. Tanpa keraguan Camilla segera mengangguk, “Apa tidak masalah?” “Tidak ... karena aku adalah pemilik perusahaan, aku juga melakukannya karena kau juga memerlukanku. Jadi kita akan selalu bertemu dan tak akan ada alasan untukku mengabaikanmu.” Camilla terlihat begitu senang dengan keputusan suaminya. “Apa kau serius? Apa tak akan ada konspirasi ke depannya?” “Istri pemilik perusahaan sedang mengandung seorang penerus dari perusahaan itu. Bukankan wajar jika seorang suami juga menjaga istrinya dengan baik?” Camilla tak bisa membantah. Mungkin ia akan mati kebosanan karena harus melihat suaminya bekerja dan juga berada di tempat yang sudah pasti sangat ramai. Tetapi itu bukan sesuatu yang berat bagi Camilla. Di saat mereka sedang bicara, ada seseorang yang membuka pintu tanpa mengetuknya. Keduanya kemudian menatap ke arah pintu masuk, dan di sana Rachel sedang berdiri sambil membawa beberapa dokumen di tangannya. Camilla yang melihat hal itu menjadi kesal. “Bahkan orang miskin tahu bagaimana bersopan-santun, tapi kau ... mengerikan sekali.” Danieru menahan napasnya, ia akui jika sekarang Rachel yang bersalah, dan ia juga sangat tahu jika Camilla benci dengan seseorang yang masuk ke wilayahnya tanpa permisi. Jangankan Rachel, Camilla bahkan akan sangat marah jika Danieru melakukan hal yang sama. Rachel yang mendengar ucapan Camilla tak bisa mengucapkan apa pun lagi, ia tersenyum canggung. “Maafkan aku ... aku tak akan mengulanginya lagi.” Camilla menatap Danieru. “Dia bahkan sering melakukannya. Seperti saat kau mengantarnya kembali. Ia bahkan tahu jika kita tak ada di rumah, dan ia tetap menunggu di dalam rumah.” Danieru berusaha agar tidak mendebat Camilla, sedangkan Rachel benar-benar merasa tersudut dengan penuturan wanita itu. Camilla yang melihat keduanya hanya mengabaikan. “Ada apa, Rachel?” tanya Danieru. Ia tidak bisa beranjak dari tempatnya, Camilla memegang tangannya, melarang dirinya untuk melangkah. Rachel yang melihat itu mau tak mau harus melangkah. “Jangan mendekat, aku tak menyukaimu, jika kau punya kepentingan bicara di tempat, jika dokumen itu untuk suamiku segera letakkan di atas lantai, dan segera pergi.” Camilla menatap tajam, ia begitu jengkel melihat Rachel. Danieru yang mendengar penuturan Camilla tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa mengembuskan napasnya dengan perlahan. Sementara Rachel ... ia tak bisa berbuat apa-apa, sekarang ini Camilla berkuasa dan ia tak bisa melakukan apa pun. “Rachel, katakan saja dari tempatmu berdiri.” Danieru sebenarnya juga sangat tak nyaman, tetapi ia mau tak mau melakukan itu. Ia tak mungkin membuat Camilla kesal, apalagi Camilla dan dirinya semalam hampir saja kehilangan seorang anak. Rachel akhirnya meletakkan dokumen yang ia bawa di atas lantai. “Aku permisi, segera selesaikan pekerjaanmu, Danieru.” Danieru yang mendengar ucapan itu hanya mengangguk, dan Rachel juga segera beranjak pergi. Sedangkan Camilla ... ia merasa sangat senang setelah melakukan hal itu. “Jangan sampai kau berdekatan dengannya, aku tak menyukainya.” Camilla kemudian melepaskan tangannya dari Danieru. Danieru menatap Camilla. “Sayang ... apa tak keterlaluan bersikap seperti tadi?” Camilla melirik. “Jika keterlaluan menurutmu, mari kita bercerai, dan kau bisa melakukan apa saja dengan wanita itu.” Danieru yang mendengar ancaman dari Camilla tak bisa berkutik, ia mengerti jika Camilla masih marah karena dirinya sempat tak kembali dan malah tak memberi kabar. Pria itu kemudian membelai rambut Camilla, ia menciumi kening wanita itu lagi, lalu berdiri dan menghampiri tumpukan dokumen yang tadi dibawa oleh Rachel untuk dirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD