Danieru kini sedang duduk dengan wajah cemas, ia sejak dua jam lalu menunggu tim dokter selesai mengurusi Camilla, dan berusaha menyelamatkan bayi yang ada di kandungan istrinya. Pria itu belum memberitahukan kondisi Camilla kepada pihak keluarga, ia mencoba untuk merahasiakan ini sampai mendapatkan kabar yang pasti.
Danieru beberapa kali menatap ke arah pintu, tetapi belum juga ada tanpa-tanda ada yang akan keluar dari dalam sana. Ia merasa gusar sendiri dan segera berdiri, lalu mondar-mandir untuk menghilangkan rasa jenuh.
Tak berapa lama pintu ruangan terbuka, Danieru lekas menatap kepada seorang wanita yang membantu istrinya di dalam sana.
“Bagaimana? Apa mereka baik-baik saja?” tanya Danieru. Nada bicara pria itu terdengar begitu cemas, ada sedikit getaran saat ia mengucapkannya.
Dokter itu mengembuskan napas. “Keadaan Nyonya Camilla baik-baik saja, kandungannya cukup lemah sekarang, dan saya harap Anda bisa lebih memerhatikan tingkat stres Nyonya Camilla. Jika pendarahan seperti ini terjadi lagi, maka tidak ada yang bisa saya lakukan.”
Danieru yang mendengar ucapan dokter itu hanya bisa menahan napas, sekarang ia harus benar-benar menjaga emosi Camilla dan juga mood wanita itu. Salah sedikit saja, maka Danieru akan kehilangan anaknya, dan Camilla akan sangat membencinya karena hal itu.
“Apa istri saya sudah bisa kembali?” tanya Danieru.
“Saya sarankan untuk menginap beberapa hari di rumah sakit. Saya masih perlu memerhatikan kesehatan istri Anda,” balas sang dokter.
“Berikan kamar terbaik di rumah sakit ini,” ucap Danieru.
Dokter yang mendengar hal itu hanya tersenyum. “Saran saya jangan bertengkar di saat istri Anda sedang mengandung. Hal ini bisa menjadi pemicu yang fatal, dan akan merugikan diri Anda dan keluarga. Nyonya Camilla akan segera dipindahkan ke ruang VVIP di lantai sepuluh, saya permisi, Tuan.”
Danieru mengangguk, ia kemudian menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Sekarang ia merasa semuanya bisa berjalan dengan baik, hanya saja ... apa ia bisa menjaga emosi Camilla agar tetap stabil?
Danieru kembali duduk, dan tak lama setelah itu para perawat keluar membawa tubuh Camilla. Danieru menatap, ia bisa melihat Camilla yang kini sedang terbaring lemah di brankar dorong. Wanita itu menutup mata, terlihat begitu pucat, dan lemah.
“Tuan Danieru, kami akan segera memindahkan Nyonya Camilla ke ruang perawatan. Mohon ikuti kami, dan saya akan menjelaskan kondisi Nyonya Camilla secara detail. Mulai dari makanan yang harus dikonsumsi, larangan-larangan yang berlaku, dan berapa persen janin Nyonya Camilla akan bertahan.” Salah satu perawat terlihat begitu lancar dalam menyampaikan pemberitahuan kepada Danieru, ia juga terlihat begitu ramah.
Danieru yang mendengar hal itu hanya mengangguk, ia kemudian melangkah bersama para perawat yang membantu dokter menangani istrinya.
Mereka kemudian melangkah, dan sang suster segera membuka buku catatan yang ia bawa ke mana-mana. “Karena ini trimester pertama, saya menyarankan Nyonya Camilla untuk meminum s**u. Selama trimester pertama penting memenuhi kebutuhan protein dan kalsium ekstra untuk janin yang sedang tumbuh. Kalsium juga penting untuk membangun tulang kuat pada ibu selama kehamilan. Pilih produk s**u rendah lemak atau non-lemak. Jika memiliki intoleransi laktosa, ibu bisa mengonsumsi s**u kedelai yang diperkaya kalsium.”
Danieru yang mendengar hal itu mengangguk, ia sangat ingat jika Camilla sangat membenci s**u, bahkan wanita itu juga jarang membuat s**u untuk dirinya sendiri. Sejenak Danieru sadar jika dirinya begitu lalai. Seharusnya ia bisa meminta Camilla meminum s**u yang sudah dibelinya, walau Camilla akan menghabiskan satu gelas dalam waktu yang lama, paling tidak ia bisa memerhatikan wanita itu dan membuatkan Camilla s**u setiap hari.
Danieru merasa dirinya benar-benar tak berguna, ia selama ini hanya mencoba menahan emosi saat Camilla marah, ia tak sadar jika istrinya itu juga sangat memerlukan perhatian.
“Nyonya Camilla juga bisa menikmati yogurt sesekali untuk menggantikan s**u jika merasa bosan, terutama yogurt Yunani, sangat bermanfaat bagi wanita hamil. Ini mengandung lebih banyak kalsium daripada kebanyakan produk s**u lainnya. Selama trimester awal dan selanjutnya, ibu hamil akan sering mengalami sembelit. Beberapa varietas yogurt mengandung bakteri pro biotik yang mendukung kesehatan pencernaan.”
Sang perawat menandai bagian yang sudah ia jelaskan kepada Danieru, ia kemudian menatap pria itu, dan tersenyum. “Apa Nyonya Camilla tidak menyukai s**u atau yogurt?”
Danieru yang mendapatkan pertanyaan itu segera mengangguk, ia kemudian menarik napas. “Tapi saya akan mengusahakan semuanya. Saya akan memastikan istri saya mengonsumsi minuman yang disarankan.”
“Baiklah, saya akan melanjutkan penjelasan.” Rombongan Danieru dan para perawat yang membawa Camilla masuk ke dalam lift, mereka segera menuju lantai sepuluh.
“Lalu apa lagi yang bisa digunakan untuk memperkuat kandungannya?” tanya Danieru. Ia sekarang harus banyak mengetahui, ia tak ingin sampai masalah terjadi lagi ke depannya.
“Hmmm, saya akan menjelaskannya lagi.” Perawat itu kemudian menarik napas, ia menatap catatannya.
Danieru memasang kuping baik-baik, ia juga akan mengingat apa saja yang dikatakan perawat itu kepadanya.
“Kelompok makanan ini termasuk lentil, kacang polong, buncis, kedelai, dan kacang tanah. Kacang-kacangan adalah sumber nabati yang sangat baik dari serat, protein, zat besi, magnesium, folat atau juga vitamin B9 dan kalsium. Folat adalah salah satu vitamin B. Ini sangat penting untuk kesehatan ibu dan janin, terutama selama trimester pertama. Kekurangan folat selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko cacat tabung saraf dan berat lahir rendah. Saya rasa tidak akan sulit mendapatkan kacang-kacangan seperti ini, dan semuanya juga bisa di olah dengan baik dan sesuai selera Nyonya Camilla.”
Danieru yang mendengar hal itu hanya mengangguk, ia akan memperkerjakan seorang koki khusus setelah ini, dan itu juga hanya akan bertanggung jawab untuk makanan yang akan Camilla konsumsi. Ia jelas tak ingin Camilla menikmati makanan yang salah, ia juga akan berusaha agar Camilla selalu makan dan tidak kekurangan perhatian.
Mungkin benar-benar berat, tetapi Danieru berharap ia benar-benar mampu untuk memikul dua tanggung jawab. Sebagai suami, ayah, dan seorang presdir.
“Lalu, bagaimana dengan buah-buahan?” tanya Danieru.
“Untuk buah-buahan bisa buah apa saja. Tetapi terkhusus untuk kurma, itu merupakan rekomendasi yang saya anjurkan.”
Danieru menggaruk kepala, ia mungkin akan bertanya tentang buah apa yang Camilla inginkan, tetapi tetap ... ia akan menyediakan kurma untuk istrinya. “Bisa jelaskan tentang kurma kepadaku?”
Perawat itu kemudian tersenyum, ia menatap ke arah pintu lift yang sudah terbuka, lalu mereka keluar dan menuju ruang perawatan.
Danieru melirik dua orang suster yang mendorong brankar tempat Camilla berbaring menuju salah satu ruangan, ia kemudian kembali menatap ke arah perawat yang sedang menjelaskan tentang makanan yang bisa memperkuat kandungan Camilla.
Perawat itu kembali menandai penjelasan yang sudah ia berikan, kemudian kembali mengingat beberapa hal. Ia lantas tersenyum kala mengingat tentang manfaat dan kegunaan kurma bagi seorang wanita hamil.
“Kurma mengandung folat, zat besi, vitamin K, dan serat yang penting selama kehamilan. Kurma juga merupakan sumber folat, yang membantu mengurangi kemungkinan cacat lahir. Zat besi pada kurma dapat meningkatkan tingkat energi dan melawan anemia selama trimester pertama. Selain itu, vitamin K membantu bayi yang sedang tumbuh mengembangkan tulang yang kuat. Nutrisi ini juga dapat meningkatkan fungsi otot dan saraf ibu. Kurma juga mengandung serat yang mencegah sembelit terkait kehamilan. Kalium pada kurma membantu menjaga pembuluh darah tetap rileks dan menurunkan tekanan darah.”
Danieru yang mendengar penjelasan itu lagi-lagi mengangguk, ia berusaha mengingat semuanya dan beruntung saja otaknya itu bisa mereka semua hal dengan jelas, dan ia bisa mengingatnya dengan sangat mudah.
Sang perawat yang sejak tadi menjelaskan lantas berhenti. “Tuan Danieru, apa Anda yakin hanya ingin mendengar penjelasan saya dan tak memerlukan catatan?”
“Tidak, saya hanya perlu mendengarkan penjelasan Anda saja.”
Awalnya sang perawat terlihat ragu, tetapi Danieru segera mengulang semua penjelasan perawat itu, dan sang perawat yang mendengarnya begitu kagum.
Baiklah ... kelihatannya ia sedang beruntung saat ini karena bertemu dengan seseorang yang memiliki daya ingat begitu kuat.
“Apa Anda bisa melanjutkan penjelasannya?” tanya Danieru.
Perawat itu mengangguk, ia kemudian masuk ke dalam ruangan VVIP dan memilih duduk di sofa dekat jendela. Memberikan penjelasan adalah bagiannya, dan itu juga sebuah kepercayaan besar yang dokter berikan.
“Lalu, apalagi yang perlu saya usahakan untuk asupan gizi istri saya?” tanya Danieru yang juga duduk di hadapan sang perawat.
Perawat itu kemudian menjelaskan tentang sayuran hijau, lalu telur dan juga daging. Ia terlihat begitu bersemangat karena Danieru terlihat sangat ingin mengetahui segala hal.
Setelah selesai menjelaskan, sang perawat kemudian memberikan catatan kepada Danieru. Ia tersenyum. “Tuan Danieru, ini adalah catatan larangan yang juga sudah saya catat, saya sampai lupa waktu dan lupa jika Dokter Gerald mengharuskan saya datang beberapa menit lagi.”
Danieru yang melihat catatan itu tersenyum. “Baiklah, terima kasih atas penjelasan yang sudah Anda jelaskan tadi, dan terima kasih untuk catatan ini.”
Perawat itu tersenyum. “Saya permisi, semoga istri Anda baik-baik saja setelah ini.”
Danieru tersenyum, dan tiga perawat yang mengantar ia ke tempat itu juga segera keluar.
Pria itu kemudian duduk, ia menatap Camilla yang masih terbaring dengan mata tertutup. “Maafkan aku ... aku akan berusaha untuk menjadi segalanya sekarang ini.”
Danieru segera berdiri, ia memilih menghampiri Camilla dan mengecup lembut kening wanita itu.
Setelah selesai Danieru membuka mata, ia menatap wajah Camilla, dan tersenyum saat wanita itu perlahan membuka mata lalu menatap kepadanya.
“Doggie ....”
“Ssssttt ... kau harus beristirahat. Besok kita akan bicara. Apa kau mengerti?”
Camilla mengangguk, dan Danieru segera melumat bibir wanita itu lembut. Ia mengakhirinya dengan cepat, lalu tersenyum saat Camilla memandanginya lagi.
“Aku mencintaimu.”