Leonard menepis tangan Sheena dengan gerakan tegas. Matanya yang tajam menyelidik, masih memancarkan kewaspadaan terhadap istri barunya. Ada sesuatu dalam sikap agresif Sheena yang membuatnya tidak nyaman, dia tidak mau gadis itu yang memegang kendali atas situasi ini. Sheena tak bergeming, tetap memandanginya dengan tatapan tak terbaca saat Leonard perlahan mundur. Pria itu melangkah masuk ke ruang pakaian, dan Sheena mengikutinya, bersandar di bingkai pintu sambil mengamati Leonard meletakkan arloji mewahnya, dompet, dan ponselnya di laci khusus dengan gerakan teratur. "Kenapa kau menjauh?" tanya Sheena, suaranya datar. "Aku hanya butuh ruang," jawab Leonard singkat. "Heh." Sheena mendesis sebelum berbalik dan meninggalkannya sendirian. Leonard menoleh ke arah pintu yang kini koson

