22. Suka dan Duka

1410 Words

Cahaya pagi menyelinap lewat celah tirai, menyapu lembut wajah Leonard yang masih terlelap. Sheena terbangun lebih dulu, dan untuk pertama kalinya, dia bisa memandang wajah itu dari jarak sedekat ini tanpa merasa diawasi. Garis rahangnya yang tegas, bayangan jenggot yang mulai menghitam di pipi, dan alisnya yang hitam pekat membentuk lekukan sempurna. Semua detail itu dia simpan dalam diam. Tiba-tiba, sepasang mata itu terbuka. Tatapan tajam Leonard langsung menangkap pandangannya yang terpaku. Sheena mendadak merasa seperti rusa yang disorot lampu mobil, napasnya tertahan di kerongkongan. "Suka dengan yang kau lihat, hm?" Suara Leonard terdengar serak dan berat, mengisi ruang sunyi di antara mereka. Sheena berusaha menelan ludah yang terasa mengganjal. Dia mencoba bergeser dan menggant

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD