bc

Tipu Muslihat Nona Black

book_age16+
9
FOLLOW
1K
READ
HE
brave
boss
drama
bxg
affair
addiction
like
intro-logo
Blurb

“Setidaknya tutup pintunya atau carilah hotel untuk b******a, bajingan.”

Dikatakan dengan acuh dan dingin, Belvina berbalik untuk meninggalkannya. Tatapan mata yang begitu tajam itu menghantui pikiran Septimus. Ia tidak bisa melupakan wajah datar tanpa emosi Belvina ketika menemukannya tengah b******a dengan Elladora, adiknya, dikamar wanita itu.

Tidakkah Belvina merasa kesal dan sakit hati padanya? Tetapi mengapa justru dirinyalah yang merasa takut akan Belvina?

chap-preview
Free preview
1. Pengkhianatan
Belvina tidak bisa mengalihkan pandangannya pada dua orang yang kini tengah sibuk b******a di dalam kamarnya. Ia tidak bisa mempercayai apa yang tengah disaksikannya saat ini. dua orang yang tak lain adalah tunangannya dan adiknya sendiri telah mengkhianati dirinya. Padahal baru saja ia bertukar cincin dengan Septimus, tamu-tamu undangan masih berada di bawah sana, dan yang terpenting adalah bahwa ini masih hari pertunangan mereka. Bagaimana bisa laki-laki itu bermain api di hari yang begitu penting ini? “Hanya ingin memberitahumu, bahwa semalam aku b******a dengan tunanganmu.” Dari sekian banyaknya wanita diluar sana, Belvina tak bisa mempercayai bahwa satu-satunya wanita yang akan menjadi selingkuhan Septimus adalah adiknya sendiri. Mengapa? Mengapa Elladora melakukan ini padanya? Apa yang telah Belvina lakukan pada wanita itu hingga dia mampu menyakitinya sedemikian rupa? Apakah Elladora mencintai Septimus? Lalu mengapa dia tidak memberitahu Belvina? Jika apa yang Belvina pikirkan benar, dirinya bisa saja mengalah kepada Elladora. Dia bisa berbicara kepada kedua orangtua mereka dan membatalkan pertunangannya dengan Septimus. Mengapa harus dengan cara seperti ini Elladora menunjukkannya? “Aku tidak akan pernah mengkhianatimu Belvina. Meskipun kita berdua akan menikah tanpa dasar cinta, aku masih menjunjung tinggi kehormatanmu sebagai istriku nanti.” Tidak akan mengkhianatinya, katanya? Menjunjung tinggi kehormatannya? Persetan dengan itu! Seharusnya Belvina tidak pernah percaya pada lelaki b******n itu. Kini Belvina mengerti mengapa Thorfiin Rowley dicoret dalam ahli waris House Of Selvyn, karena kelakuan b***t Septimus sungguh mencoreng nama baik keluarga Selvyn. Belvina mulai bertanya-tanya, apakah Septimus anak terlarang Thorfiin? Kemungkinan itu pastinya ada. Belvina mendengus jijik melihat perbuatan kedua orang itu. Betapa menjijikannya mereka melakukan hal itu di kamarnya sendiri. Sebegitu kotorkah mereka saling menginginkan satu sama lain sampai-sampai mereka lupa menutup pintu? Tidak bisakah mereka menunda kegiatan mereka dan menunggu sampai acara pertunangannya selesai? Lebih parahnya lagi, haruskah mereka melakukannya di dalam kamar Belvina? Apa mereka berdua tidak bisa menyewa hotel?! Belvina mengedarkan pandangannya dan melihat kondisi sekitar. Ia mendesah lega karena tidak melihat satupun pelayan rumahnya. Dengan hati yang penuh emosi Belvina menghampiri dua orang tersebut dan berdiri di ambang pintu kamarnya. Ia mempertahankan wajah datarnya dan sekuat mungkin menahan air matanya jatuh. Diketuknya pintu kamar itu dan membuat dua sejoli itu tersentak kaget. Ketika mereka bertemu pandang dengan Belvina yang tengah menyaksikan kegiatan panas mereka, Septimus terkejut bukan main. Septimus segera menjauhkan dirinya dari Elladora dan dengan cepat meraih kemeja yang tergeletak di lantai. Belvina tidak peduli dengan apa yang tengah Septimus lakukan, ia lebih peduli untuk memandang adiknya yang masih terbaring dengan kaki terbuka lebar diatas kasurnya. “Setidaknya tutup pintunya atau sewalah hotel jika kalian ingin b******a, bajingan.” Dikatakan dengan dingin dan acuh tak acuh, Elladora mengangkat pandangannya dan balas menatap Belvina sama tajamnya. Dia dengan enggan mendudukkan dirinya di ujung ranjang dan menurunkan gaunnya untuk menutup kaki telanjangnya. “Belvina, aku bisa menjelaskannya-“ tangan Belvina terangkat dan memotong ucapan Septimus. Ia menoleh dan menatap Septimus sebagai gantinya. “Jika kau ingin mengatakan bahwa adikku yang menggodamu maka hentikan itu. Entah kau berada di bawah pengaruh alkohol, yang mana aku ragu kau akan mabuk hanya dengan dua gelas champagne, atau kau sendiri yang memang tergoda oleh adikku. Tidak peduli alasan mana yang akan kau gunakan, hanya selesaikan urusan kalian dengan cepat dan segera turun. Prince Albert akan datang dan aku mengharapkan kehadiranmu dalam keadaan bersih.” Belvina memiringkan sedikit kepalanya dan segera bertolak pergi meninggalkan kedua orang itu. Tak lupa ia membantu menutup pintu kamarnya untuk mereka berdua. Membiarkan Septimus dan Elladora melanjutkan lagi kegiatan kotor mereka, ia berjalan cepat menuju lorong lantai 2. Sebelum ia mencapai tangga, Belvina berhenti sebentar tepat didepan kaca besar di samping kanannya. Belvina mengatur nafasnya dan mencoba meredam emosinya sejauh mungkin. Jangan sampai emosinya yang tengah kacau menguasai dirinya dan malah membuatnya bertindak ceroboh. Semenggoda apapun pemikiran tentang menyeret kedua orang yang tengah membuat dosa dan menendang keduanya keluar dari mansion ini, Belvina harus mempertahankan fasad bangsawannya dan mengubur niat jahatnya dalam-dalam. Dibawah sana berkumpul para bangsawan dari berbagai keluarga, diantara mereka ada beberapa sekutu, relasi dan juga tamu kehormatan. Salah satunya adalah Prince Albert II yang akan hadir sebentar lagi. Dia harus mengesampingkan emosinya dan menunjukkan gambaran sempurna dari seorang ahli waris keluarga Black dan seorang gadis yang tengah dimabuk cinta. Kehormatan House Of Black berada dalam dirinya. Belvina merapikan kembali penampilannya. Menatap pantulan dirinya yang tampak sedikit menyedihkan dengan kedua mata merah karena menahan tangis. Belvina menolak dengan keras untuk menjatuhkan air mata itu. Septimus tidak pantas mendapatkan kesedihannya. Sebaliknya, laki-laki itu pantas mendapatkan pembalasan darinya. Bahkan ketika Elliot -sekertaris dan pengawal pribadinya- menyerahkan sebuah sapu tangan padanya, Belvina tak mengucapakan apapun dan menerima sapu tangan tersebut untuk ia usapkan ke sudut matanya. “Apa Yang Mulia Pageran sudah datang?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya pada pantulan dirinya. “Mobil Yang Mulia Pangeran baru saja memasuki gerbang utama, Nona. Anda masih memiliki waktu beberapa menit untuk menyambut kedatangan beliau.” Jawab Elliot. “Bagus.” Belvina berbalik dan menyerahkan kembali sapu tangan Elliot yang diterima dengan baik oleh pria itu. “Siapkan setelan baru dan pastikan Septimus dalam keadaan bersih. Jangan berani untuk masuk kedalam jika mereka belum selesai. Aku tidak ingin orang lain menemukan mereka.” “Bagaimana dengan cctv-nya Nona?” Belvina terdiam sebentar. “Singkirkan itu.” “Dimengerti Nona.” Dengan salam pendek untuk Belvina, Elliot pergi dari sana untuk melakukan tugasnya. Meninggalkan Belvina yang kini harus turun sendirian ke lantai bawah. Satu per satu ia menapaki tangga rumahnya menuju ke lantai bawah, tempat dimana para tamu undangan tengah berkumpul dan bercakap-cakap. Entah itu membahas bisnis, membangun relasi dan mencari sekutu, beradu kekayaan atau malah saling menjual anak-anak mereka. Belvina mencomooh dalam hati melihat perkumpulan orang-orang i***t ini. sebelum para tamu menyadari kehadirannya, Belvina sudah lebih dulu memasang wajah bahagia dengan senyum manis yang membuat rahangnya tegang. Ia berjalan mendekati mereka dan sesekali memberikan salam hormatnya pada orang-orang yang ia pikir pantas mendapatkan salam darinya. Belvina tidak akan pernah mau membungkukkan punggungnya pada orang yang tak memiliki kontribusi lebih pada keluarganya. Ia berjalan dengan langkah ringan menuju kedua orangtuanya dan juga calon mertuanya. Phineas Nigelus Black, pemimpin keluarga sekaligus ayahnya, menatap kedatangan Belvina dengan wajah bahagia. Penampilan pria tua itu begitu mempesona malam ini, walau Belvina tidak pernah meragukan ketampanan sang ayah. Phineas memiliki wajah kuat yang mencerminkan dirinya sebagai Lord Black. Sedangkan ibunya sendiri, Ursula Black nee Flint, sama mempesonanya. Belvina tidak akan berbohong, walaupun kedua orangtuanya hampir mencapai kepala tujuh, keduanya masih sangat cantik dan tampan. Tatapannya beralih pada Lord and Lady Rowley… Belvina tidak ingin menghina mereka berdua, namun hatinya tidak bisa dicegah untuk mengutuk dua orang yang kini tersenyum juga ke arahnya. Belvina tidak ingin repot-repot untuk memuji penampilan mereka ketika hatinya menyimpan dendam untuk anak mereka. Kalau saja Belvina tidak ingat bahwa Thorfiin adalah ketua House Of Lord and Lord President Of The Council, Belvina akan dengan senang hati menyeret Septimus ke hadapan mereka dan membatalkan pertunangan serta rencana pernikahan mereka saat ini juga. Sial baginya bahwa sang ayah tengah mengincar posisi Thorfiin di perlemen. Jika tidak memikirkan tujuan untuk membawa kejayaan pada House of Black, Belvina sungguh-sungguh ingin membatalkan pertunangan ini. “Kau sendiri sayang? Dimana Septimus?” tanya Phineas. Belvina bersyukur menjalani pindidikan etiket bangsawan sejak dini, karenanya ia bisa dengan mudah mengubah ekspresi wajahnya dari bahagia ke penyesalan palsu. “Aku minta maaf untuk yang satu ini… aku tidak sengaja menumpahkan wine ke kemeja Septimus. Dia sekarang tengah membersihkan diri Papa.” Ucap Belvina dengan penyesalan pura-pura. Tepat seperti dugaan Belvina, ayahnya mempercayai alasan yang ia buat dan tersenyum memaafkan padanya. “Tidak apa-apa sayang, tidak perlu menyesal. Papa yakin kalian terlalu bahagia malam ini.” kekehan kecil muncul dari Urusula dan keluarga Rowley karena godaan Phineas untuk Belvina. Layaknya gadis pemalu karena digoda, Belvina menyembunyikan rona merah pipinya yang entah bagaimana suhu tubuhnya bisa berkompromi dengannya. “Kau harus memakluminya Lord Black, mereka baru saja bertunangan dan tengah dilanda kebahagiaan.” Phineas dan Thorfiin tertawa bersama karena candaan mereka untuk Belvina. “Anda benar Lord Rowley dan tolong panggil aku Phineas, kami keluarga sekarang.” “Kalau begitu Thorfiin untukku, Phineas.” Dengan cepat perhatian mereka teralihkan oleh pengumuman kedatangan Prince Albert II. Kedua keluarga itu dengan baik menyambut kedatangan Prince Albert dan meninggalkan percakapan santai mereka. Sementara mereka tengah memulai percakapan santai dengan Prince Albert, Elliot kini dengan sabar berdiri di samping pintu kamar Nona mudanya yang tertutup. Menulikan telinganya dari suara-suara menjijikkan dari dalam sana, Elliot berusaha menahan sumpah serapah yang kini sudah bergantung di ujung lidahnya. Dia telah bersumpah untuk hanya melayani Belvina, terlepas pria di dalam sana adalah calon suami Belvina, Elliot tidak sudi jika harus menundukkan kepalanya pada pria b******k ini. Pintu tiba-tiba saja terbuka dan menampilkan sosok Septimus dengan jas dan kemeja yang sedikit berantakan. “Heir Rowley” Elliot menurunkan pandangannya sebentar lalu menyerahkan setelan baru kepada Septimus. Septimus terkejut melihat kehadiran Elliot, ia tidak mengatakan apa-apa dan memilih untuk menerima setelan jas baru yang disodorkan Elliot. “Nona Belvina menunggu kehadiran anda, beliau saat ini tengah menjamu Yang Mulia Pangeran. Harap untuk segera bersiap, Heir Rowley.” Ucap Elliot. “Hm, pergilah.” Dengan satu perintah itu Elliot bergegas pergi meinggalkan Septimus yang kembali masuk ke dalam kamar Belvina. Kembali pada pesta pertunangan, Belvina saat ini tengah bercakap santai dengan Prince Albert. Tanpa disadari oleh Belvina, seseorang yang berdiri di sudut ruangan memberikan senyum miring yang tersembunyi dibalik gelas champagnenya untuk Belvina. “Belvina Phineas Black… akan kupastikan kau menjadi milikku.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
13.2K
bc

My Secret Little Wife

read
97.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook