Arya menarik napas dalam-dalam, merasakan melodi kemenangan dan harapan yang membara mengalir melalui suling tulang dan dirinya. Dengan keyakinan yang baru ditemukan, ia meniup suling itu. Suara yang keluar kali ini berbeda dari sebelumnya. Bukan lagi kesedihan atau keberanian yang tenang, melainkan serangkaian nada yang penuh semangat dan membangkitkan, seperti matahari terbit setelah malam yang panjang – dooo... reee... miii... faaa... soool! Saat nada-nada itu bergema di kawah gunung berapi, energi gelap Yang Tertua yang mengancam tiba-tiba bergetar hebat, kehilangan koherensinya. Kegelapan itu tampak menciut dan meredup, seolah cahaya melodi itu membakarnya dari dalam. Yang Tertua meraung frustrasi, cengkeramannya pada energi gelap itu melemah. "Tidak! Kekuatan kehampaan tidak bisa d

