"Kalian... kalian ingat aku...? Kenapa... kenapa kalian meninggalkanku...? Aku hanya ingin... kembali... pada kalian..." Suara Ketiadaan Mutlak yang penuh kerinduan dan kesedihan itu menusuk hati Senja dan Bayu lebih dalam daripada raungan amarahnya. Platform di bawah mereka bergetar semakin hebat, dan cahaya bintang di sekitar mereka meredup seolah kegelapan yang merindukan itu semakin mendekat, merespons ingatan yang perlahan pulih. Air mata terus mengalir di pipi Senja saat ingatan-ingatan itu membanjiri benaknya. Ia melihat sosok itu – namanya... Elara... seorang teman yang penuh tawa dan cahaya, seseorang yang pernah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya dan Bayu. Ia mengingat senyumnya, kehangatan pelukannya, dan mimpi-mimpi yang pernah mereka bagi bersama. Lalu, ingatan itu

