Cahaya putih keperakan dari liontin Senja menyebar di perpustakaan yang remang-remang, membawa serta kehangatan yang menenangkan namun terasa begitu kuat. Di benak Arya, suara ibunda Senja bergema, "Ingatlah, Arya... inti dari kehampaan... bukanlah ketiadaan... melainkan... potensi." Kata-kata itu terasa bagai kunci yang membuka pemahaman baru tentang kekuatan purba yang mengelilingi mereka. Yang Tertua mundur, keterkejutan bercampur amarah terpancar dari auranya yang bergetar. Senja mencengkeram liontinnya, ekspresi wajahnya menunjukkan pergulatan hebat. Sosok agung itu menatap Senja dengan tatapan penuh harap dan kesedihan. "Kau masih di sana, keturunan. Ingatlah dirimu sebelum kegelapan menguasai." Suaranya penuh wibawa namun lembut. Harapan membuncah dalam diri Bayu melihat cahaya p

