Prolog
Sebuah persahabatan yang didasari oleh kasih sayang yang murni. Menerima apa adanya satu sama lain. Menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Persahabatan yang tidak sewajarnya dilakukan oleh Brave dan Lynelle. Brave dan Lynelle adalah dua sahabat yang memulai persahabatannya mulai masih kecil sampai beranjak dewasa. Banyak orang yang menganggap mereka berdua adalah sepasang kekasih. Tapi tidak untuk Brave dan Lynelle. Mereka berdua lebih nyaman sebagai sahabat. Sahabat terbaik dalam segala hal. salah satunya saling berbagi kepuasan di atas ranjang. Kebiasaan aneh yang cuma mereka berdua yang tahu.
“Brave Addison” Pria tampan berhidung mancung, dengan postur tubuh Atletis. Sang idola kampus. Tak ayal Setiap Brave berjalan, selalu disuguhi tatapan lapar para gadis-gadis di kampusnya. Meskipun Brave sendiri sudah mempunyai kekasih, kebiasaan Brave bersama Lynelle tidak pernah berubah. Brave sangat memuja tubuh Lynelle dan apa yang ada di diri Lynelle, semua sangat disukai oleh Brave. Meskipun kekasihnya sendiri tak kalah seksi dari Lynelle. Buat Brave, Lynelle adalah yang terbaik.
“Lynelle Marizta Halbert” Wanita cantik berkulit putih, dengan mata sebiru laut. Dengan body layaknya gitar spanyol. Menempuh pendidikan yang sama dengan Brave. Tapi berbeda jurusan akademik. Brave mengambil jurusan bisnis dan Lynelle mengambil jurusan hukum. Karena kecerdasan yang dimiliki Lynelle, Lynelle menjadi salah satu wanita terpopuler karena bidang akademiknya. Lynelle tak jauh beda kalo membahas kebiasaannya dengan Brave sang sahabat. Kebiasaan aneh yang membuat tepuk jidat siapa saja orang yang tahu. Tapi sayangnya, mereka berdua sangat pandai untuk menutupinya. Prinsip mereka berdua saat diatas ranjang adalah dipuaskan dan memuaskan satu sama lain. Kedua orang tua mereka percaya kalau tidak akan terjadi apa-apa saat mereka berdua berada dalam satu apartemen dan tinggal bersama. Kedua orang tua Lynelle menitipkan Lynelle pada Brave untuk menjaga Lynelle saat berada di inggris. Dengan kesepakatan kedua orang tua, akhirnya mereka berdua tinggal bersama dalam satu apartemen.
“Lyn lo nanti pulang jam berapa kuliahnya?” tanya Brave sambil memakan sandwich yang dibuatkan Lynelle.
“Keluar dari kelas jam 3 sore, tapi cowok gue mau ngajak belanja ke mall nanti. Paling pulang malam,” ucap Lynelle santai. Brave yang mendengar cuma menghela nafas panjang.
“yaudah, gue juga jalan sama cewek gue kalo gitu. Kalo lo nya jalan. Malas kalo di apartemant sendirian.” Lynelle terkekeh mendengar perkataan Brave.
“Lyn lo kalo pakai baju jangan terlalu seksi lha. Anak-anak banyak yang mengagumi keseksian lo. Gue sebel jadinya,” ucap Brave dengan ketus.
“Ngapain ngurusin orang Brave. Memang gue dari dulu stylenya kayak gini. Lo kan udah tau juga gimana gue. Dan ngapain lo sebel. Toh yang bisa nyentuh gue dan puasin gue cuma lo,” ucap lynelle santai. Gantian brave yang terkekeh mendengar perkataan sarkas Lynelle.
“Dan yang bisa muasin gue cuma lo doang Lyn. Yang lain lewat,” ucap Brave dengan senyuman terpampang di wajah tampannya. Mereka berdua saling tertawa. Menertawakan kegilaan mereka berdua. Yang mereka berdua saja yang tahu. Kegilaan yang akan menjadi dilema untuk keduanya suatu saat nanti.