Di Lihat Dari Sedotan

864 Words
Di sore hari yang sejuk dan mendamaikan hati setiap insan yang masih bernafas, Caramel, Catty dan Gisella sedang bersantai ria di halaman belakang kediaman keluarga Agenta. Gisella sedang asyik merajut di kain putih sambil mendengar lagu BTS. Ets, jangan salah. Meski Gisella sudah menjadi seorang ibu dan umurnya sudah memasuki kepala empat, tapi jiwa muda Gisella masih membara. Caramel hanya mendelosor bermain dengan Catty. Seperti biasa, Caramel terlalu malas untuk melakukan berbagai hal, kecuali bermain dengan Catty dan bertaman di taman pribadi miliknya. Beuhh, enggak ada obat!. Terdengar suara mobil mewah memasuki gerbang singgasana, ehh maksudnya kediaman keluarga Agenta. Suara semangat tapak kaki yang sedang bersahutan dengan keramik terdengar sangat jelas dan sangat tidak sabaran. Meski bagaimanapun nyaring suara tapak kaki itu, tidak mengganggu sedikitpun kegiatan Gisella dan Caramel. "Halohaaa! Orang rumah tercintanya papa!. Papa ganteng nan tampannya sejagad raya pulang nih!" Teriak seorang laki-laki kepedean versi keluarga Agenta. Siapa lagi kalau bukan Deon. Deon berteriak saat baru saja kakinya sampai di ruang tengah. Dia berhenti, menarik nafasnya dalam dan berteriak seperti berada di hutan belantara. Deon Takut enggak ada yang dengar kehadiran dirinya, apalagi Caramel. Bagi Deon, dirinya terlalu penting untuk di abaikan. *** Mendengar teriakan dari ruang tengah, Gisella melepas rajutan bunganya dan berlari menghampiri sang suami tercinta. Saking buru-burunya, Gisella sampai menendang tempat makan Catty. Entah itu di sengaja atau memang di sengaja. Jawabannya, sudah pasti di sengaja. Gisella sengaja melakukannya supaya Caramel bisa menyambut kepulangan Deon. "Mamaaaaa!.... Tempat makan Catty berserakan. Mama mah suka gitu!" Kesal Caramel. Caramel bangun dari posisi mendelosor terwuenak versinya dan memungut makanan Catty. Bahkan sampai kesalnya, dia menendang ponselnya dan jatuh ke rumput tebal di dekatnya. Untung saja ponsel Caramel masih sehat,segar, bugar. "Sambut dulu papamu yang ganteng nan tampan ini. Lihat, papa udah keliatan lelah banget" Suruh Gisella. Bukannya menghampiri orang tuanya, Caramel malah mengejek Deon dengan memeletkan lidahnya. Tapi tenang, ini adalah hal yang lumrah bagi keluarga beranggotakan empat orang yang tabiatnya sedikit somplak ini. Empat?. Satunya siapa lagi?. Sabar, nanti kita cerita tentang satu orang ini. "Ganteng nan tampan dari mana? Dari sedotan aja gak kelihatan!. Papa mah gitu, sukanya kepedean" Ejek Caramel. Gisella dan Deon tertawa mendengar ejekan putrinya. Mereka menghampiri Caramel yang masih sibuk memungut sisa makanan Catty yang terbuang sia-sia. Ini semua gara-gara Gisella. Karena dia sukses membuat Caramel tidak mendelosor lagi sampai petang nanti. "Padahal udah sengaja mama tendang biar Amel bangun sambut papa pulang kerja. Ehh, malah di ejek papanya" Ujar Gisella jujur mengakui kesalahannya. "I know you so well, mom. Ini semua akalan pasti mama" Ucap Amel dan kemudian salim ke Deon. "Maafin mama ya.... Liat tuh papa, kelihatan lelah banget" Ujar Gisella dan menyentuh wajah suaminya. "Iya, papa keliatan lelah banget. Maafin Amel ya pa, Amel enggak sambut papa tadi" Ujar Caramel meminta maaf. Deon hanya tersenyum, tangannya mendarat ke rambut panjang nan kotor dan mengacaknya rambut putrinya sayang. "Iya, enggak apa-apa. Ini semua demi kalian kok" Sahut papa Deon. "Yaudah, papa sama mama naik ke atas dulu ya. Mama mau nyiapin air untuk papa. Papa mau mandi, Amel ganti aja makanan Catty. Ada di laci kedua kok" Ujar Gisella dan menunjuk laci yang di maksudnya. Gisella dan Deon meninggalkan Caramel dan Catty bermain di bawah, sedangkan mereka berdua naik ke kamar mereka berdua. Karena Deon, Gisella sampai melupakan rajutan bunga di kain putih. Itu semua demi Deon, Gisella sampai rela menendang makanan Catty dan membuat putrinya merasa kesal dengan tingkahnya. *** Deon berlari turun ke lantai bawah dengan riang dan gembira menemui sang isteri dan putrinya tercinta. Gisella sedang menonton acara gosip artis. Caramel? Jangan ditanya lagi, sudah pasti sedang bermain dengan Catty karena acara gosip bukanlah style favoritnya. Dia lebih memilih bengong dan tidur seharian daripada mendengarkan berita simpang siur kehidupan orang lain. Good Job Caramel!. "Isteri dan putri papa tercinta serta terkasih selamanya, bagaimana penampilan papa malam ini?" Tanya papa Deon saat berada di lantai bawah, tepatnya di tempat dua orang itu sedang berada. "Papa mau kemana?" Tanya Gisella penasaran. "Papa mau bertemu klien. Katanya sekretaris papa, dia itu ganteng dan muda. Papa enggak mau kalah dong sama anak ABG" Ujar papa Deon kepedean. "Iya, iya. Papa debest lah pokoknya" Ucap Gisella. "Gimana?. Udah oke belum?" Tanya Deon sekali lagi. "Hmm... Kalau di liat dari mata mama yang cantiknya tiada tandingan ini, gantengnya papa udah luar binasa. Ehh, luar biasa" Jawab Gisella saat memperhatikan penampilan Deon. "Kalau menurut Amel gimana? Papa udah ganteng, enggak?" Tanya Deon pada Caramel yang masih asik bermain dengan Catty. "Hmm... Kalau di liat dari sedotan, papa enggak ganteng, tambah jelek, makin tua" Jawab Caramel s***s, padahal dia tidak melihat ke arah Deon. "Berarti papa udah ganteng, makin oke, dan tambah muda. Oke, udah makin pede papa ketemu klien. Papa berangkat dulu yaa!" Ujar Deon dan berlalu meninggalkan dua orang yang masih tergeleng-geleng melihat tingkahnya. Meskipun Caramel mengatakan hal yang begitu menyakitkan, tapi Deon mengartikannya berbeda karena dia tahu kalau Caramel punya style yang tersendiri untuk perhatian dengan orang tuanya. "Udah di bilang makin jelek, makin tua, makin pikun. Ehh, malah semakin kepedean. Awas aja nanti kalo pulangnya nangis gara-gara kalah saing sama kliennya" Caramel mendumel sambil mengelus Catty.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD