Antara Kakek Muda dan Dede Tua

1084 Words
Setelah mencoba berperang melawan pengguna mobil lain di jalanan Jakarta yang macet, akhirnya mobil mewah Deon Werdan Agenta tiba di Cafe YoungGen, cafe khusus anak muda. Pantas saja Deon ingin terlihat lebih muda dari kliennya meski sebenarnya dia belum tahu usia yang akan menjadi partnernya nanti. Deon keluar dari mobilnya dan memperhatikan Cafe yang ada di hadapannya. Dia mengambil ponselnya dan Video Call dengan sang isteri tercinta. Biasa, laporan. Biar ntar pas pulang tidurnya enggak di teras rumah. Kalau sampai tidur di luar, alamat tubuh beku. Deon menunggu Gisella menerima panggilannya. Sambil menunggu, Deon berkaca dan memperbaiki rambutnya seperti anak muda kekinian. "Halo hola isteriku tercinta!" Sambut Deon saat melihat layar ponselnya sudah ada wajah cantik isterinya, Gisella. "Halo juga suamiku tersayang!. Dimana tuh?" Sambut Gisella juga dengan riang. Gisella menanyakan keberadaan Deon karena melihat gedung dibelakang tubuh suaminya yang terlihat asing di matanya. Gisella takut kalau Deon izin pergi meeting, ujung-ujungnya malah keluyuran kemana-kemana kayak anak muda sekarang yang hits. "Ini meetingnya di Cafe YoungGen, papa enggak tahu kalau janji temu sama klien di sini. Papa cuma di kasih ShareLoc aja. Jangan marah yaa" Bujuk Deon dan menampilkan senyumannya. "Ooo... Enggak apa-apa. Papa fokus meeting aja, mama mau buat kue dulu" Ujar Gisella santai. "Loh, mama enggak cemburu?" Tanya Deon. "Cemburu kenapa? Emang ada yang mau sama papa? Yang ada papa kali yang cemburu kalau nanti mama juga ke Cafe sama temen-temen. Mama mau buat kue dulu, byee" Pamit Gisella. Gisella mematikan Video Call dengan sepihak karena sibuk membuat kue, sedangkan Deon cemberut mendengar ucapan isterinya yang telah mengatakan kebenaran. Ya, Deon sangat anti melihat Gisella pergi keluar rumah tanpa dirinya. Apalagi kalau Gisella pergi hangout dengan teman-temannya. Posesif amat papa Deon. Dengan raut muka cemberut dan perasaan hati yang kurang enak, Deon masuk ke Cafe. Deon menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan kliennya. Karena semua pelanggan Cafe yang terlihat hanyalah anak muda, mau tidak mau Deon menghubungi kliennya. "Halo, ini saya udah di tempat yang di janjikan. Anda di mana ya" Tanya Deon namun tidak ada suara yang membalas ucapannya. Seseorang mengangkat tangannya setelah menelepon calon partnernya kerja. Deon menghampiri orang itu, saling menyapa dan berjabat tangan khas para pejabat elit. "Perkenalkan saya Rey Moccasizo, CEO Mocca Group. Senang berkenalan dengan anda" Sapa pria muda yang akan menjadi partner Deon, Rey Moccasizo. "Saya Deon Agenta, CEO Agenta Group. Senang berkenalan dengan anda juga" Jawab deon menanggapi Rey. Deon meneliti penampilan Rey. Deon merasa tertohok. Rey jauh lebih muda, lebih ganteng dan lebih fresh darinya. Deon tersenyum palsu, tidak menerima kenyataan kalau ternyata dirinya sudah kalah telak dari segi fisik. "Apa kita sedang menunggu seseorang?" Tanya Deon. Pasalnya sejak perkenalan singkat mereka, belum ada satu patahpun perjanjian kerja sama yang akan mereka bahas. Rey diam, maka Deon pun diam. Dua pria sedang beradu merebutkan gelar " The King of Cool Man". "Iya, kita menunggu seseorang. Dia sedang ke toilet. Sebentar lagi balik kok" Jawab Rey. Tidak lama setelah itu muncul seseorang dari lorong bilik khusus toilet. Seorang pria yang tidak bisa lagi dikatakan muda, masuk ke Cafe khusus anak muda!. Salahkan dia yang ingin terlihat awet muda. "Itu dia!" Tunjuk Rey. Baik Rey dan Deon menoleh ke arah seorang pria tua yang sedang kesusahan berjalan, memegang tongkat dan terlihat ngos-ngosan. Rey pergi menyambut orang itu dan membimbingnya menuju meja mereka. "Dia kak--" Ujar Rey berniat memperkenalkan namun ucapannya terpotong. "Kakek muda!" "Dede tua!" Deon dan kakek Frans berseru satu sama lain saat mereka saling bertemu pandang. Rey terheran-heran melihat sebutan mereka yang awkward. Rey tidak bisa menahan tawanya saat melihat tingkah Deon dan Frans yang saling berpelukan dan berjingkrak seperti teletubies. "Hahaha... Kalian lucu banget deh. Ternyata kalian udah saling kenal. Yaudah, hentikan pelukan teletubies kalian dan duduk. Malu di liat pelanggan yang lain. Kalian udah tua masih aja berlagak seperti anak muda" Perintah Rey karena malu jadi pusat perhatian Cafe YoungGen. Coba saja Cafe yang mereka datengi bernama OldGen, cocok dah Deon dan Frans berpelukan kayak gitu. Lah ini YoungGen. Young Generation, khusus anak muda. Kalau Deon dan Frans, masa mudanya sudah kadaluarsa. "Enggak nyangka kamu udah segede ini, Dede tua" Ujar Frans kesenangan. "Dede juga enggak nyangka kakek udah semuda ini" Ejek Deon membalas ucapan Frans. Rey tersenyum melihat tingkah mereka yang berlagak seperti anak muda. Karena Rey punya janji setelah meeting, Rey memutuskan untuk memulai membahas kerja sama antara Mocca Group dengan Agenta Group. *** "Ehh, katanya kamu punya putri" Tanya Frans setelah mereka selesai makan di restaurant. Mereka pindah tempat nongkrong, hanya berdua. Quality time. Rey izin pergi lebih dulu dan menyerahkan Frans menjadi tanggung jawab Deon malam ini. Tentu saja mereka berdua sangat senang. Sudah lama tidak bertemu dan saling bertukar kabar. "Iya, aku punya seorang putri. Si cantik kesayangan Agenta" Jawab Deon bangga. "Siapa namanya?" Tanya Frans lagi. "Caramel Resti Agenta, putri kebanggaan Agenta" Jawab Deon "Berapa umurnya?" Tanya Frans penasaran. "24 tahun" Jawab Deon. "Usia yang pas untuk menikah. Ingat kali waktu itu, aku dan papamu, Gio berjanji untuk menjodohkan cucu kami nanti. Namun sayang, Gio sudah di panggil lebih dulu sebelum melihat cucunya berjalan di altar" Ujar Frans bercerita dengan nada yang cukup sedih, matanya berlinang. Melihat Frans bersedih karena mengenang papanya yang sudah berpulang, Deon pun ikutan sedih dan menundukkan kepalanya. "Bagaimana kalau kita meneruskan janji kalian? Lagipula Dede juga butuh orang yang bisa membimbing putri Dede. Kita pertemukan saja dulu Rey dengan Caramel. Aku yakin mereka pasti cocok!" Ujar Dede. Mendengar ucapan Deon yang respect dengan perjanjian mereka dulu, Frans begitu excited. "Tentu saja. Apa Dede tidak keberatan?" Tanya Frans. "Tentu saja tidak, selagi itu bisa memimpin putriku ke jalan yang lebih benar, kenapa tidak?" Jawab Deon "Oke. Deal" "Kira-kira kapan mereka di pertemukan?" Tanya Frans penasaran. "Ini kan hari rabu, jadi mereka bertemu 3 hari lagi. Hari minggu" Jawab Deon memperkirakan pertemuan Rey-Caramel. "Lah kenapa harus minggu. Besok ajalah" Ajak Frans tidak sabaran. "Enggak bisa. Jadwal mandi Caramel setiap hari minggu" Jawab Deon jujur. "Ooo... Gitu yaa. Oke juga" Frans menyetujui tanpa memikirkan kenapa Caramel hanya mandi di hari minggu. Kakek muda memang polos deh orangnya. *** Deon dan Frans bahagia dengan pertemuan pertama mereka setelah beberapa tahun lamanya tidak bersua. Menceritakan kisah mereka selama tidak berjumpa sampai melupakan waktu. Untung saja Gisella menelepon dan menyuruh Deon cepat pulang. Jika tidak, mereka bisa menghabiskan waktu seharian. Tentu saja sebelum pulang ke rumah, Deon terlebih dahulu mengantar Frans. Masa iya, kakek tua di tinggal sendirian, mana jomblo lagi!. P-A-M-A-L-I!.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD