Damar hampir melompat karena terkejut saat ponselnya berdering. Lebih tak bisa berkata-kata lagi ketika melihat kontak yang memanggil. "Ini beneran dia yang nelpon?" Alih-alih diterima, ponsel itu hanya ia tatap. Pria itu salah tingkah sendiri bak cacing kepanasan. Diulurkannya tangan untuk meraih benda canggih berbentuk pipih itu lalu kembali menarik tangannya lagi. Di detik berikutnya, ia akhirnya meraih ponsel itu. Tetapi bukan untuk menerima panggilan, melainkan membalikkan benda yang masih meraung-raung itu. "Perasaan ini cuma telepon. Kenapa aku jadi deg-degan, ya?" gumam sang pria sambil mengusap dadda. "Sayang, itu HP bunyi malah dipelototin.' Damar terperanjat saat seseorang menepuk pundaknya. "Astaghfirullah, Mama ... bisa gak sih jangan suka ngagetin orang?" "Hei, ngagetin

