89. Undangan

1209 Words

"Nenek Cantik!" Dion berlari menghampiri sang nenek yang menunggu di depan sekolah saat ia tiba bersama ibunya. Fani membungkuk kemudian memeluk sang cucu. "Cucu nenek makin besar aja sekarang." Dikecupnya puncak kepala anak itu. "Iya dong. Dion kan sebentar lagi mau masuk SD," sahut Dion. "Pagi, Ma," sapa Dania. Fani kembali berdiri tegak, tersenyum ke arah mantan menantunya. "Pagi, Nia." "Nenek ke sini mau ketemu Dion?" tanya Dion. "Iya. Tadi nenek lewat sini, jadi sengaja nungguin Dion. Abisnya nenek kangen. Dion juga sekarang jarang main ke rumah nenek," angguk Fani sembari mengusap kepala cucunya. "Itu Rayyan udah datang," tunjuk Dion pada temannya yang turun dari mobil seorang diri. Harum hanya melambaikan tangan pada Dania dan Fani setelah itu ia kembali melajukan kendaraan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD