Senasib
Degup jantung Athena berdetak karuan saat Julio semakin mendekati kearahnya, semakin dekat dan semakin intim.
Athena benar-benar tersudut diruangan ini, tak ada celah untuknya melarikan diri, baginya situasi seperti ini sungguh tidak menguntungkan untuknya.
Julio semakin mendekat bahkan dia berani memiringkan wajahnya bersiap untuk meraup bibir tipis nan sensual milik Athena.
Ketakutan mulai menyerang dirinya, tubuhnya mulai bereaksi, tatkala keringat dingin mulai membasahi dahinya hingga dengan refleks dia lantas menahan tubuh Julio dengan kedua telapak tangannya.
"Julio please, jangan." lirihnya dengan memohon.
"Jangan apanya, ayolah longgarkan sedikit prinsipmu." bisik Julio yang semakin mendekatkan bibirnya pada bibir Athena, degup jantungnya kian bertalu talu tak karuan, disaat Julio semakin intim dengannya Athena langsung menoleh kesamping, sehingga bibir Julio hanya mendarat di pipinya saja.
Hanya karena hal itu saja sudah membuatnya begitu sangat ketakutan. "Ini bukan soal prinsip tapi ini soal.."
"Sudahlah, aku pergi." Julio pun lantas meninggalkan Athena begitu saja, hatinya terasa nyeri lagi lagi bayangan horor tentang hubungan fisik itu menghancurkannya.
2 Hari Kemudian.
Jakarta di hari ini terasa begitu sangat panas, sesekali Athena melihat mahakaryanya, yang begitu sangat menganggumkan, ini adalah rancangan kesekian yang dipakai oleh salah satu artis papan atas Indonesia, dan jelas Athena sudah mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya untuk membuat sebuah gaun istimewa untuk calon pengantin tersebut.
Wanita itu masih sibuk dengan jarum pentulnya, memastikan bahwa baju yang ia buat sudah sesuai dengan lekuk tubuh kliennya.
Sesekali ia melihat jam tangan Fossil berstrap kulit coklat muda yang melekat di tangan kirinya, memastikan bahwa ia dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.
Wanita ini kidal, tapi jangan tanyakan kemampuan mendesign sebuah gaun yang ia ciptakan, semua karyanya semua adalah sebuah masterpiece yang memiliki nilai jual tinggi, namun ia memilih untuk tidak terlalu mengekspose dirinya, ia memilih bersembunyi dibalik hingar bingar keindahan gaun yang ia ciptakan.
Derap langkah sepatu high heels terdengar berderap memecah keheningan diruang kerjanya
"Na.. bad news." ucap Sisil yang merupakan sahabatnya dan berprofesi sebagai Dj.
"Hah.. bad news gimana?" tanya Athena tanpa melihat ke arah Sisil yang kini duduk di side chair dengan motif bergaris zebra, ia duduk dengan menyilangkan kaki, dan menghisap Vape favoritnya.
"Ni lo liat deh, ini gue dapet dari Tere dia yang potoin dia juga yang mergoki mereka." jawab Sisil sembari mengeluarkan Samsung galaxy z fold2 miliknya, "Lo liat dulu deh." lanjutnya lagi.
Athena mendesah, ia tahu apa maksud dari perkataan Sisil, dan itu pasti akan membuatnya menjadi Hulk lagi, jika melihat foto itu.
Dengan berat hati Athena berbalik dan mengambil ponsel dari tangan Sisil, walaupun sempat ragu dengan mendelik terlebih dahulu ke arah Sisil namun akhirnya Athena pun membuka galery ponsel tersebut.
Begitu ia melihat foto tersebut, darahnya langsung mendidih panas, matanya menyipit dengan tajam, tangannya menggenggam erat ponsel yang ada di tangannya tanpa peduli kalau ponsel itu adalah ponsel keluaran terbaru dan harganya sangat mahal.
Gemeretak gigi pun terdengar, sudah dipastikan bahwa Athena saat ini dalam mode marah.
"Dimana dia sekarang?" tanya Athena dengan nada dingin bercampur emosi.
"Di PIK, Tere sama Ratu masih disana." jawab Sisil sembari bangkit berdiri.
"Kita berangkat sekarang, kudu dikasih pelajaran tuh buaya!" tak perlu berpikir lagi, Athena langsung menarik tasnya dan menyeret Sisil agar berjalan cepat seiring dengannya.
"Elu yakin mau ngamuk-ngamuk lagi depan banyak orang?" tanya Sisil saat mereka sudah di perjalanan menuju PIK.
"Yakin! Gue nggak akan kasih longgar buat cowok buaya macam dia." jawab Athena dengan menggebu-gebu.
Ia pun langsung menginjak pedal gasnya dalam, dan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah kepadatan ibukota Jakarta ini.
Sesampainya di PIK Athena berjalan dengan langkah memburu, ia tak memperdulikan lagi high heels yang saat ini ia kenakan, yang ia inginkan adalah sesegera mungkin sampai di tempat yang sudah Tere dan Ratu tunjukan.
Dari kejauhan Athena sudah melihat pemandangan yang tidak sedap dipandang olehnya, tangannya terkepal erat, kedua bola matanya menyipit dan ia kembali melangkah, terlihat tenang, namun di dalamnya ada bara api yang siap ia muntahkan terhadap 2 orang yang saat ini berada tak jauh darinya.
"Athena." ucap Julio yang tidak menyangka bahwa Athena akan ada di depan matanya saat ini, disaat dia tengah bersama wanita lain.
Rahang Athena mengeras, menahan ledakan emosi yang siap meluncur dari mulutnya. "Apa karena aku tidak bisa memberikan apa yang kamu minta, jadi kamu mencari dari wanita lain?"
"Sorry, Na." jawab Julio tanpa ragu.
Tanpa rasa ragu pula, segelas green mojito Athena siramkan dengan kasar pada wajah Julio, kekasih yang sudah ia pacari selama 7 bulan ini, tanpa memperdulikan wanita yang ada disampingnya.
"Mulai hari ini kita putus!" ucap Athena dengan suara lantang dan mata melotot ke arah Julio.
Julio lantas berdiri tegak dihadapannya, walaupun Athena kalah tinggi darinya, ia tak takut, pandangannya menantang Julio tanpa rasa takut.
"Putus?" tanya Julio dengan wajah mengejek.
"Iya, Aku tidak ingin menjalin hubungan dengan pria b******k macam kamu, dasar buaya, PK!" balas Athena dengan sinis.
"Kamu jangan bicara sembarangan Athena!" kata Julio dengan keras sembari mengacungkan jari telunjuknya kearah Athena.
"Sorry, aku terlalu emosi." balas Athena dengan senyuman miring padanya.
Athena pun lantas menoleh pada temen-temannya yang sedari tadi ada dibelakangnya. "Girls, cabut!!"
"Dasar cewek aneh." ucap Julio saat dia kembali duduk, namun suara ejekan itu terdengar begitu jelas ditelinga Athena.
Kesal dikatain cewek aneh, Athena kembali berbalik ia berjalan dengan tenang dan mengambil sepiring spaghetti yang ada di depan Julio lalu menempelkannya diwajah Julio, hingga wajahnya berlumuran saus spaghetti.
"You are such an asshole!" ucap Athena tanpa memperdulikan lagi balasan umpatan aneh yang keluar dari mulut Julio.
Mereka berempat berjalan beriringan dengan tertawa bersama, "Gue suka gaya lo, Na!" ucap Ratu saat mereka sudah sampai di parkiran.
"Kali-kali cowok b******k itu emang kudu digituin, Na." tambah Sisil.
Athena mendesah lelah, setelah ekspresi kemenangan ada diwajahnya, kini malah berganti menjadi wajah sendu dan tak b*******h, mengingat betapa menyedihkannya drama percintaan yang ia jalani dengan beberapa pria yang menjalin hubungan dengannya, mereka semua meninggalkan Athena dengan alasan yang sama karena Athena tidak pernah mau melakukan hubungan tubuh bersama sebagai tanda pembuktian drama percintaan mereka.
"Emang harus ya kalo misalnya kita pacaran terus kita harus 'itu' untuk pembuktian sebagai tanda bahwa kita itu mencintai pasangan kita, enggak kan?" seloroh Athena yang langsung mendapatkan tatapan aneh dari sahabat-sahabatnya itu.
"Balik lagi ke prinsip sih ya, kalau kata gue." jawab Tere dengan santainya.
"Tapi kan lu tau sendiri dong temen-temen lo ini gesrek semua dan yang masih perawan itu cuman lu doang." ucap Ratu menambahi kata-kata Tere.
"Sebenarnya sih kalau kata gue nggak masalah lah, kalau misalnya cuman buat happy happy doang, lagian juga enak dan menyenangkan dan bisa membawa kita terbang ke nirwana, lo cobain sesekali deh, enak lho." mendengar perkataan Sisil yang seenak jidatnya sendiri, membuat perut Athena melilit dan terasa mual, membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik ngeri.
Baginya hal yang seperti itu sungguh sangat menakutkan, bayangan tentang rasa sakit, jeritan malam dan efek yang ditimbulkan setelahnya, terpampang jelas dalam bayangannya yang begitu teramat sangat horor, itu salah satu sebabnya Athena tidak pernah ingin bercinta dengan siapapun, dia terlalu takut untuk merasakan apa itu yang disebut dengan 'Pertama kali'
"Ah... gila kalian! Udahlah nggak usah bahas kayak gitu lagi ngeri gua ngebayanginnya juga." sanggah Athena dengan keras, sembari mengayunkan tangannya, kode keras agar teman-temannya ini berhenti untuk berbicara mengenai seks yang mengerikan itu.
"Hai.. kayak begituan mah jangan dibayangin, tapi dirasakan, betul gak genk?" ucapan dari Sisil sontak mendapatkan balasan tertawaan keras dari dua teman yang lainnya, sementara Athena hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar dia terlalu frustasi mendengarkan ocehan temannya yang tidak berfaedah itu.
**
Axton merenggangkan dasi yang seharian ini mencekik lehernya sama seperti pekerjaannya yang hari ini begitu bertumpuk, belum lagi pertemuan dengan rekanan bisnisnya yang ribet dan memusingkan.
Axton Requel Jr. bukanlah nama yang asing di dunia bisnis ini, semua orang sudah mengenal kerajaan bisnis dari Requel Jr.
Kesuksesannya membawa Requel Jr coorporation sudah sangat diacungi dan diakui oleh dunia bisnis, hanya sayangnya dunia percintaannya selalu saja berakhir tragis.
3 tahun hidup tanpa pasangan, bukanlah bisa menjadikan seorang Axton atau menjudge Axton bahwa dia tidak menyukai wanita, jelas dia adalah pencinta wanita, jelas dia adalah penyuka hubungan dewasa, tapi itu semua tidak serta merta menjadikan Axton sebagai pria bastard, karena dia hanya akan berhubungan badan dengan wanita yang merupakan kekasihnya saja.
"Sayangnya wanita terakhirmu itu hanya mengincar uangmu saja, aku turut prihatin, bro." ujar Derrick saat ia menyambangi kantor sahabatnya.
Axton tertawa kecil, saat ini dia menertawakan nasib cintanya yang selalu tragis, entah ada kutukan apa yang menyertai hidupnya, sehingga ia harus menerima kisah cinta yang seperti itu.
"Jangan kebanyakan mengejek deh, kamu sendiri juga, hubungan percintaan mu juga tidak terlalu bagus." balas Axton dengan menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya.
"Tapi aku sudah menikah, beda dengan kamu yang masih melajang sampai detik ini." jawab Derrick telak.
Mendengar jawaban dari Derrick, membuat Axton terkekeh dibuatnya, ia menunjuk Derrick dengan ejekan khas darinya, "Kamu cuma lagi beruntung aja, ada wanita yang mau kamu nikahin."
"Sialan kamu." balas Derrick sembari terkekeh.
Derrick pun lantas menyesap sampanye miliknya, "Mau sampai kapan kamu bro sendirian kayak gini? Ini sudah 3 tahun berlalu semenjak Caiya meninggalkan kamu."
Axton termenung sejenak sembari mengingat bagaimana sosok Caiya yang pernah mengisi hari-harinya, beberapa tahun lalu pertemuannya dengan Caiya karena akibat perjodohan orang tuanya, dia sangat menyukai Caiya dan mencintai Caiya, semua yang berhubungan dengan materi ia berikan untuk Caiya tanpa pilih-pilih, namun sayangnya Caiya meninggalkan dia begitu saja setelah mendapatkan informasi penting tentang perusahaannya dan membocorkannya ke pesaing bisnisnya.
Mengingat hal itu ia lantas mendesah, "Bisa tolong carikan IT terbaik nggak?" tanya Axton pada Derrick.
Mendengar permintaan sahabatnya Derrick lantas menyatukan kedua alis matanya, "Buat?"
"Tolong hapus semua data ku ataupun informasi mengenai aku, termasuk data ku di LinkedIn."
"Aku mulai tertarik dengan permintaan mu, jelaskan apa rencana mu?" balas Derrick yang mulai antusias dengan permintaan Axton, namun Axton tampak tidak menghiraukannya, ia malah asik tenggelam dalam dunianya, dalam rencananya yang sudah ia susun dengan matang.
Merasa diabaikan Derrick mulai gusar, dan kembali bertanya, "Bro, aku serius deh, apa rencana kamu berikutnya?" tanya Derrick yang masih penasaran dengan permintaan sahabatnya ini.
Axton mendelik dengan wajah mengejek, ia pun lantas meminum sampanye yang ada didepannya, kemudian ia mendesah pelan.
"Kamu bilang aku harus punya pasangan kan?" tanya Axton pada Derrick sembari memainkan gelas sampanye miliknya.
"Oke." jawab Derrick singkat.
"Lalu kamu bilang, ada baiknya aku cari pengganti Caiya kan?" tanya Axton lagi.
"Yupzz." jawab Derrick tanpa ragu.
Axton tersenyum memperlihatkan wajah jahilnya, pada Derrick.
"Tolong dong jangan buat aku mati penasaran, dengan melihat wajahmu yang seperti itu." ujar Derrick.
Axton lantas berjalan dengan caranya yang elegan, lalu kemudian ia duduk di sofa dengan bersilang kaki di samping Derrick sahabatnya ini.
"Aku ingin mendaftarkan diriku di situs kencan online, aku ingin mencoba peruntungan ku disana, tapi sebelumnya aku ingin semua data informasi mengenai ku dihapus tanpa ada yang tersisa sedikitpun dan aku tidak ingin ada seseorang yang bisa melacaknya jadi dari itulah, aku minta carikan aku IT handal dan terbaik di seluruh negeri ini, buat agar dia menghapus semua jejak digital ku."
"Hah.. serius?? Kamu mau cari pasangan lewat kencan online? Dalam rangka apa bro?" mendengar jawaban dari Axton, membuat Derrick spontan terkejut saat mendengarnya, bahkan ia tertawa hingga terbahak-bahak, karena menurut Derrick ini adalah hal konyol yang seumur hidup baru ia saksikan dari sahabatnya yang super perfect ini.
Axton lantas mendelik sadis pada Derrick, ia pun lantas melemparkan majalah yang berada tepat di sampingnya, pada Derrick.
"Apa pesona seorang Axton sudah lenyap begitu saja, hingga akhirnya ia harus mencari cinta dengan mengikuti kencan online?" tanya Derrick dengan sisa tawanya.
"Aku hanya ingin mencari cinta yang luar biasa tulus dengan cara yang biasa dan menjadi pribadi yang biasa, jika aku mencari cinta dengan identitasku sebagai Axton Requel Jr. aku tidak perlu bersusah payah untuk mendaftarkan diriku di kencan online itu, sekali lirik semua wanita pasti akan histeris melihatku dan membuka kedua kakinya lebar-lebar untukku." jawab Axton dengan sombongnya.
Bagi seorang axton, untuk mendapatkan seorang wanita itu adalah sesuatu yang sangat mudah untuknya, tanpa perlu bersusah payah mencari wanita, mereka akan datang sendiri dan menyerahkan dirinya pada Axton.
Namun untuk saat ini, ia sungguh tidak ingin bermain-main dengan wanita yang seperti itu, ia ingin mencari wanita yang tulus dan benar-benar mencintai dia apa adanya tanpa embel-embel uang di belakangnya.
Dan ia berharap bisa menemukan wanita itu lewat situs kencan online tersebut, walaupun semuanya masih terlihat abu-abu.