Tubuh Athena menegang seketika, pria itu benar-benar ada didepan matanya, pria yang tadi pagi menahan tubuhnya agar tidak jatuh terjerembab kelantai dengan tangannya yang kokoh.
Perut Athena terasa menegang dan melilit saat pria itu menatapnya dengan tatapan yang sulit dia artikan, Athena lantas membuang wajahnya kearah lain, kemana saja asal jangan melihat kearah pria itu.
Sementara Axton hanya tersenyum menatapnya tanpa berucap sepatah katapun dan hal itu semakin membuat Athena salah tingkah, dan berharap acara meeting ini segera berakhir, dia ingin secepatnya menarik semua oksigen sebanyak-banyaknya, disini dia sudah merasakan sesak yang teramat sangat, terlebih dibawah tatapan tajam Axton yang membuatnya semakin tidak bisa berkonsentrasi.
"Selamat siang hari ini kita akan mulai meeting awal bulan kita, tapi sebelumnya kami akan memperkenalkan anggota baru dari 3 kepala departemen yang ada di kantor kita hari ini." ucap Lusi pada membuka meeting hari ini.
"Representative Office Manager yaitu Thomas Matulessy, Project Monitoring Commisioning - Genie Rutherford, dan Market Strategic Lead Specialist - Athena Hillary Julianto." 3 orang yang disebutkan namanya oleh Lusi lantas mengangguk dan memberikan hormat kepada seluruh audience yang ada di ruangan meeting ini termasuk kepada sang bos besar yaitu Axton atau lebih dikenal dengan CEO Requel.
Seluruh audience memberikan tepuk tangannya untuk 3 orang yang disebutkan tadi, tidak terkecuali Axton, dia memberikan tepuk tangan dan sambutan yang meriah kepada tiga pegawai barunya.
Jangan lupakan, sorot matanya yang tetap mengarah pada Athena, pria ini sungguh memandang kagum sosok Athena wanita yang terlihat cerdas dalam balutan kesederhanaan.
"Inilah agenda kerja kita hari ini." dan selang beberapa saat kemudian meeting pun dimulai.
Semua orang fokus pada pembicara hari ini, namun ketika semua orang fokus mendengarkan setiap materi yang diberikan hari ini, hanya satu orang yang nampak lebih memilih untuk memandangi sosok cantik yang ada di ujung matanya, siapa lagi jika bukan Axton, saking asyiknya memandangi wajah cantik Athena, ia melupakan bahwa meeting ini adalah meeting yang penting.
Sesekali ia bertopang dagu dengan punggung tangan kanannya, kemudian bersedekap tangan di d**a dan tersenyum sendiri saat melihat bagaimana Athena tampak mengangguk seolah mengerti apa yang dibicarakan pada meeting kali ini.
Dan meeting ini pun selesai dalam kurun waktu 95 menit kemudian.
Semuanya keluar dari dalam ruangan, dan hanya tertinggal Axton dan orang terdekatnya yang masih berada di ruangan tersebut.
Axton lantas merogoh ponsel yang ada di saku celananya, melihat daftar kontak miliknya, dan nama Athena masih tertera jelas disana.
Axton mengangkat tangan kanannya kemudian mengusap bibir dengan jari telunjuknya beberapa kali sebelum akhirnya ia mengetikkan pesan untuk Athena.
"Hi."
Pesan terkirim dan Axton kembali menutupnya layar ponselnya.
"Kita lanjutkan pekerjaan kita selanjutnya."
--
Athena berjalan dengan memegangi dadanya yang terus bertalu talu tak karuan, Riki yang menangkap ketegangan diwajah Athena lantas mendekatinya.
"Kenapa? Tegang yah?" tanya Riki yang kini berjalan disamping kirinya.
Athena tersenyum simpul, "Iya, tadi tegang banget. Oiya tadi.. Pak Requel itu, bos besar kita yah?"
"Iya, dia bos besar kita yang turun gunung, Headquarter kita kan aslinya di Dublin, dan gak tau kenapa dia malah memilih memegang kantor disini."
"Dublin?" Athena menaikan pupil matanya keatas seolah teringat sesuatu.
"Iya Dublin, headquarter kita itu berada di sana, memangnya sebelum kamu melamar pekerjaan ke sini, kamu nggak lihat dulu apa riwayat perusahaan ini atau sejarah perusahaan ini terlebih dahulu?"
"Enggak begitu memperhatikan sih, cuman.. aku gak inget aja kalau Headquarter nya ada di Dublin." jawab Athena yang nampak ragu, dengan sesuatu yang tiba-tiba muncul di benaknya.
"Tapi selama hampir 6 tahun lamanya aku bekerja di perusahaan ini, baru kali ini aku melihat bos besar kita, karena selama ini setiap kali ada meeting perusahaan yang datang langsung ke kantor pusat itu cuma orang-orang khusus yang dikirim ke sana dan Pak Requel itu, belum pernah menginjakkan kakinya di Indonesia alias belum pernah memperlihatkan wajahnya di kantor cabang ini, kita hanya mendengar namanya saja, dia muda atau tua kita gak pernah tau."
Athena hanya manggut-manggut, dan kembali fokus dengan kegiatannya hari ini.
Athena mulai fokus dengan pekerjaannya yang setumpuk dan seabrek banyaknya, ponsel Athena berdering nyaring dan ia pun lantas merogoh ponsel dari tas kecilnya.
"Hai Justin, ada apa?" tanya Athena disambungan teleponnya.
"Kamu weekend jadi kesini kan?"
"Jadilah, kan mau ketemu Mama." jawab Athena sembari memainkan pulpen ditangannya.
"Oke, mau dijemput?"
"Sendiri aja."
"Ya udah, lagi kerja yah?"
"Iya nih, lagi sibuk-sibuknya, kenapa?"
"Enggak, ya udah, met kerja ya, see you later."
"Oke."
Athena pun lantas menutup panggilan teleponnya, dan disaat yang bersamaan dia melihat salah satu pesan masuk di telegram miliknya.
Athena mengerutkan kedua alis matanya saat melihat pesan yang masuk, sudah lama menurutnya jika akhirnya orang ini mengirimkan pesan lagi padanya.
Axton :Hai
"Hai, kamu apakabar?"
Axton tengah sibuk dengan pekerjaannya, tiba-tiba terdengar notifikasi pesan telegram masuk. Bibir tipisnya langsung melengkung, membuat sebuah senyuman yang begitu sangat mempesona siapapun yang melihatnya.
Athena :Hai, kamu apakabar?
"Aku baik, kamu? Maaf aku baru sempat mengirimkan mu pesan."
Athena yang sedang mengetik di keyboard komputernya, lantas menghentikan pekerjaannya dan beralih pada ponselnya.
Athena :Aku tentu saja baik, kamu jadi ke Indonesia?
Axton yang sudah kembali dengan pekerjaannya, saat melihat pesan tersebut lantas melakukan hal yang sama, ia menyandarkan punggungnya dikursi dan mengambil ponselnya.
"Iya, aku jadi ke Indonesia, dan sudah mulai bekerja."
Athena pun melakukan hal yang sama, duduk bersandar senyaman mungkin di kursinya.
Athena :Oya? Terus gimana? Ada kesulitan gak kerja di Indonesia?
Axton :Tidak, aku sudah bisa beradaptasi dengan baik disini.
Athena :Maaf soal pertemuan itu, ada sesuatu yang membuatku terlambat datang menemui mu.
Axton :Tidak apa, aku bisa mengerti, maaf aku juga baru bisa menghubungi mu, aku terlalu sibuk dengan pekerjaan baruku, sekarang apakah kamu sedang bekerja?
Athena :Iya aku sudah bekerja, tapi bukan sebagai perancang lagi, tapi sebagai karyawan di perusahaan asing.
Axton :Benarkah? Kenapa? Ada apa dengan galeri mu?
Athena :Galeri ku kebakaran :(
Axton :Sorry, aku
Dibagian balasan ini, Axton bolak balik mengetik sebuah rangkaian kata namun berkali-kali juga dia menghapusnya, hingga akhirnya kalimat ini yang bisa dikirim pada Athena.
Axton :Sorry, aku turut sedih, oiya untuk mengganti pertemuan kita yang gagal saat itu bisakah kita melakukan pertemuan ulang?
Athena :Tentu, kapan?
Axton tersenyum lebar, dan perasaan bahagia menyelimutinya.
Axton :Malam ini sepulang kita kerja, tempat kamu yang tentukan, aku tidak begitu tahu soal Jakarta.
Athena :Oke, jam 6 di Roof Cheesecake, nanti aku kirim map nya.
Axton : Oke, aku tunggu :)
Athena :See you there.
Axton :Yupzz.
Mereka sama-sama mengakhiri sesi berkirim pesan, mereka juga sama-sama tersenyum ketika layar ponsel mereka sama-sama gelap, mereka mengusapnya dan meletakkannya diatas d**a, dengan lengkungan senyuman indah yang saat ini mereka lakukan.
Entahlah perasaan apa yang saat ini tumbuh dihati keduanya, hanya saja perasaan senang dan bahagia jelas terpancar dari kedua raut wajah mereka, dan tentunya memberikan energi baru bagi keduanya.
Disaat Axton tengah sibuk dengan pekerjaannya, tiba tiba terbesit satu pemikiran yang mengusik konsentrasinya.
Dia lantas bangkit berdiri, merapikan setelan jas yang dia pakai, dan memastikan ketampanan dan kewibawaannya tidak pudar tatkala sesaat lagi ia akan bertemu dengan seseorang.
"Lusi, tolong kamu panggilkan Athena kepala MSLS, suruh dia membawa sebagian laporan bulan lalu yang dikerjakan oleh kepala MSLS sebelumnya." perintah Axton pada Lusi sekertarisnya.
Sementara diruangan Athena, ketika ia tengah menyusun laporan, dering telepon memecah konsentrasinya.
"Iya."
(........)
"Oke, saya kesana sekarang."
Athena pun lantas merapikan beberapa dokumen yang akan ia bawa dan diserahkan kepada CEO utama perusahaan ini.
Derap langkah kakinya, menunjukkan bahwa Athena adalah pribadi yang penuh energi dan juga selalu optimis. High heels yang dipakainya tidak menghalangi langkah kakinya yang penuh dengan keyakinan, berjalan menuju ruangan kebesaran direktur utama sekaligus pemilik perusahaan ini.
Athena tiba di depan ruangan Axton dan disambut oleh Lusi dengan ramah.
"Masuk." suara itu terdengar menggema, dingin dan penuh tekanan namun mengisyaratkan sebuah wibawa yang tidak bisa disepelekan.
Dan ketika suara berat itu terdengar sampai di telinganya, degup jantung Athena berdetak lebih kencang dari biasanya, tangannya terasa begitu dingin bahkan kakinya terasa gemetar, terlebih bayangan sosok Axton seorang pemimpin perusahaan dengan pesona wajahnya yang begitu sangat tampan sudah mampu meluluhlantahkan harinya di pagi tadi, dan membuat konsentrasi Athena ambyarr.
"Please Athena, fokus fokus, jangan bikin salah, ini hari pertama." ucapnya dalam hati, sembari menarik nafasnya dalam-dalam, dan menghembuskannya lewat mulut sekaligus.
Athena mulai mengayunkan langkahnya, membuka pintu berbahan kayu jati dengan cat bergaya modern klasik.
Pintu terbuka, Axton mengangkat wajahnya, memperlihatkan wajahnya yang tampan dan tatapan mata biru yang langsung menyentuh lembutnya hati Athena, namun juga membuat tubuh Athena terasa begitu tegang saat berada dalam tatapan itu.
Axton lantas menopang dagu dengan kedua punggung tangannya, dan tersenyum pada Athena.
"Sudah disiapkan seluruh laporannya?" tanya Axton dengan nada suaranya yang tenang tanpa emosi sama sekali.
"Iya.. ini, bapak bisa periksa seluruh laporannya." ucap Athena seraya menyerahkan berkas laporan yang diminta oleh Axton.
"Bisa kamu tunggu sebentar? Saya harus memeriksanya dengan lebih teliti lagi." ujar Axton, dan Athena lantas mengangguk kemudian duduk didepannya.
Athena duduk dengan ketegangan tingkat tinggi, sesekali dia meremas kedua tangannya mencoba untuk dapat tenang dan menghilangkan rasa grogi yang sungguh sangat menjengkelkan ini.
Entah mengapa setiap kali berada dekat dengan Axton, dia merasa nyawanya sudah di ujung tanduk, lagi-lagi perutnya terasa melilit, dan kondisi seperti ini, membuatnya menjadi salah tingkah sendiri, karena menghitung detik demi detik menuju menit terasa begitu sangat lama untuknya.
Axton terlihat sangat fokus memeriksa setiap dokumen laporan tersebut, namun nyatanya sesekali ujung matanya menangkap ketegangan yang dia lihat dari sosok Athena yang duduk tepat di depan matanya.
Bahkan seulas senyuman tipis terlihat di wajahnya, baginya.. situasi yang seperti ini begitu sangat menyenangkan dan bahkan dengan sengaja Axton mengulur-ngulur waktunya agar bisa lebih berlama-lama dengan Athena di ruangan ini.
"Kamu bisa perbaiki ini?" suara Axton yang berat, memecah lamunan Athena, sehingga membuatnya tersentak seketika dan nampak begitu sangat lucu ketika ia memperlihatkan wajahnya yang polos.
"Oh.. iya Pak, dibagian mana yah yang perlu saya perbaiki?" tanya Athena secara spontan.
"Ini." jawab Axton seraya menyodorkan berkas itu.
"Rancangannya kurang begitu bagus, terlebih dari hasil kalkulasi bulan kemarin dengan bulan sekarang terlihat perbedaan yang begitu sangat mencolok, jadi saya minta, coba kamu telusuri dibagian laporan bulan kemarin dan bulan ini, kamu lihat perbedaannya ada disebelah mana, san kamu selesaikan itu, kemudian berikan laporannya kepada saya besok pagi." jawab Axton, yang pandangan matanya kemudian beralih pada Athena, namun itu hanya sekilas kemudian ia kembali menjadi sosok direktur utama yang penuh wibawa.
"Baik Pak, akan saya selesaikan sesuai dengan tenggat waktu yang bapak minta." jawab Athena dengan yakin dan Axton, hanya mengangguk dengan seulas senyuman tipis di bibirnya.
"Oke, kalau begitu silahkan kembali bekerja, saya tunggu laporannya besok pagi." balas Axton dengan nada puas.
"Permisi Pak." Athena mulai beranjak dan lantas membelakangi Axton, mungkin jika Axton saat bertatap muka dengan Athena, dia akan memperlihatkan sosok petinggi yang penuh wibawa, kalem dan tenang.
Namun tidak ketika Athena membelakanginya, Axton kembali menopang dagu dengan telapak tangannya, bahkan senyuman itu tidak pernah pudar dari wajahnya, ketika melihat setiap langkah demi langkah sosok tubuh tinggi ramping Athena mulai meninggalkan ruangannya.
Athena benar-benar tidak mengenalinya ketika Axton menjadi direktur tempat ia bekerja, dan itu adalah sebuah kesempatan bagus untuknya.
**
Jam pulang kantor pun tiba, Athena sudah bersiap-siap untuk keluar dari ruangannya namun langkahnya sempat tertahan ketika Ricky sudah ada di hadapannya.
"Sudah mau pulang?" tanya Ricky dari ujung pintu ruangannya.
"Iya, aku duluan yah." jawab Athena.
"Oke."
Athena jelas terburu-buru untuk segera keluar dari ruangannya, karena ia sudah berjanji untuk bertemu dengan Axton kali ini pertemuan mereka tidak boleh gagal lagi.
Sementara Axton, ia langsung merubah penampilannya, tentu saja dengan mengganti jas yang dia pakai sebelumnya menjadi hanya sebuah kemeja berwarna biru langit yang bagian tangannya digulung hingga setengah sikunya, kemudian rambutnya yang tadinya klimis dengan pomade, sekarang berubah menjadi rambut ala boyband Korea, dia buat nampak berantakan, lalu Axton menambahkan aksesoris kacamata berbingkai hitam di wajahnya dan tentu saja hal itu mengubah penampilannya menjadi 180°
Dia bukan lagi seorang Direktur utama sekaligus pemilik Requel, inc. Melainkan karyawan biasa di sebuah perusahaan asing.
Derap langkah kaki mereka dari sudut ruangan yang berbeda, semakin memacu adrenalin mereka untuk segera sampai di tempat tujuan, dimana mereka akan bertemu pada sore hari ini.
**
Yeayyyyy.. minthor datang menyapa kaliannnn..
Gimana nih, pada suka gak ceritanya sampai bab ini? Jangan lupa tinggalkan jejak lewat vote and review nya yah.. maacih