bc

Surrogate Mother

book_age16+
2
FOLLOW
1K
READ
contract marriage
BE
forced
lighthearted
city
polygamy
like
intro-logo
Blurb

Menjadi tidak dianggap oleh orang tua juga keluarga ternyata belum sepenuhnya jadi penderitaan seorang Kim Hana.Setelah pertengkaran juga dicap sebagai anak tidak berguna Hana terpaksa melakoni satu pekerjaan yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.Menjadi surogate mother atau Ibu pengganti. Berawal dari seseorang tidak dikenal datang padanya setelah para rentenir kembali menagih hutang, Hana ditawari pekerjaan tersebut dengan gaji yang terbilang lebih dari cukup untuk melunasi semua hutang keluarganya.Berkat pekerjaan surogasi inilah ia bertemu dengan dua orang yang memiliki kepribadian saling bertolak belakang.Adalah Lee Minseok juga Oh Sean, dua orang yang membuat kehidupan Hana berubah 180° dari apa yang sebelumnya ia jalani.Lee Minseok yang memiliki kepribadian terang layaknya matahari berbanding terbalik dengan Sean yang juga merupakan lelaki yang menggunakan jasanya untuk menjadi ibu pengganti.Bagaimana kelanjutannya? Kisah apakah yang terjadi diantara mereka dan juga apakah alasan dibalik Sean yang memperkerjakan Hana untuk menjadi Surogate mother?

chap-preview
Free preview
Bab 01
Gadis pembawa sial. Ku rasa julukan itu cocok buatku. Bukannya apa, aku hanya merasa presentase hidupku lebih banyak mengandung kesialan daripada hal lain. Jika kau bertanya apa hanya aku yang berpikiran demikian, maka kurasa jawabannya tidak. Semua orang tak hanya berpikir jika aku si pembawa sial, tapi mereka mengakuinya. Aku sendiri tak terkejut saat semua orang menjauhiku. Mereka takut menjadi sial jika berdekatan dengan ku. Itu hal wajar. Tapi jika aku dibolehkan jujur, aku kesepian. Jauh di lubuk hatiku, aku menangis terlalu sering. Terlalu sesak hingga sulit hanya untuk menghela napas. Ini bukan salah siapapun. Ini hanya aku yang memang kurang layak mendapatkan keberuntungan seperti orang kebanyakan. Bukannya aku tak mau bersyukur, aku melakukannya. Tapi … rasanya berbeda. Hari itu tepat di bulan Juli, aku yang tengah bersiap untuk bekerja harus terhenti karena panggilan seseorang. Ia temanku, mungkin satu-satunya temanku. "Sudah mau pergi?" aku mengangguk. Informasi tambahan, pekerjaanku hanya sebagai salah satu karyawan di sebuah pabrik garmen bagian packing. Cukup cocok dengan pendidikanku yang hanya lulus bangku Sekolah Menengah Atas. Ia menghela napas sebentar, kemudian menyodorkan sebuah kotak berukuran tak terlalu besar padaku. "Apa ini?" "Buka lah," ia tersenyum kecil. Dengan ragu kubuka pelan-pelan. Aku menatapnya terkejut saat sebuah ponsel pintar kudapati sebagai isi kotak. "Ini ...." "Untukmu. Bukankah kau bilang ponselmu sudah rusak?" Aku menatapnya sebentar sebelum kembali mengemas kotak itu dan mengembalikannya. "Terimakasih untuk perhatiannya. Tapi aku tak bisa menerima ini, lagipula ponselku masih menyala. Masih bisa digunakan," ujarku sambil menunjukan ponsel. "Ya. Tapi hanya untuk menerima panggilan saja. Lihatlah, bahkan layar ponselmu sudah retak di beberapa bagian. Itu sudah tidak layak pakai Hana," Aku menggeleng. Memang benar yang ia katakan, tapi aku tak ingin menyusahkan siapapun. "Tak apa, lagipula siapa yang akan mengirimiku pesan atau menelepon selain dirimu?" kataku terkekeh. Meski sebenarnya dalam hatiku teriris sakit. Ia mendengkus. Ia dengan paksa meletakan ponsel itu dalam tasku, kemudian melipat tangannya di d**a sambil memberiku tatapan mengintimidasi. "Jika kau berani mengembalikan ponsel itu padaku, maka pertemanan kita cukup sampai disini," katanya berpura-pura kesal. Aku tersenyum kecil, sedikit dalam hatiku terasa hangat. Ia satu-satunya orang yang mau peduli denganku, satu-satunya orang yang dekat denganku meski tahu mereka memanggilku si pembawa sial. *** "Kau gila?" celetuk singkat itu mampu membuat senyum ku hilang dalam waktu singkat. Aku menunduk, menggeleng kecil sebagai tanggapan akan pertanyaan yang diajukan. "Syukurlah. Akan makin menyedihkan jika kau juga kehilangan kewarasanmu setelah keberuntunganmu," katanya mendengkus. Hari ini, aku mengajaknya pergi ke satu tempat. Rumah makan sederhana yang berada tak jauh dari tempat kami bekerja. Kepala ku mendongak begitu ia kembali selepas memesan, aku menatapnya lekat sebelum mengatakan apa yang ada dalam otak ku. "Aku memang tidak gila, tapi aku yakin dengan keputusan ku," ujarku mantap. Ia yang awalnya bersemangat mengaduk bibimbap langsung berhenti, sorot matanya tajam mengintimidasi. "Bisa kau ulangi?" Aku terdiam, menghela napas kemudian berujar. "Aku akan melakukannya," sahutku tegas. Ia meletakan sendok dengan sedikit keras hingga menimbulkan bunyi berdebum. Beberapa kali ia menghela napas, mencoba meredam emosi meski terlihat sulit. "Kau benar-benar gila rupanya. Kau tahu konsekuensi dari apa yang kau putuskan bukan?" Aku mengangguk. Aku paham, sangat. Tapi aku tak mempunyai solusi lain, hanya ini jalan satu-satunya. "Aku tahu. Tapi hanya ini satu-satunya cara, aku tak bisa membiarkan keluarga ku terlilit hutang. Anggap saja ini sebagai balas budi atas kebaikan orang tuaku yang sudi merawatku hingga kini," kataku mencoba menenangkan. "Kau tahu, kau termasuk ke salah satu manusia paling bodoh yang pernah ku temui. Satu-satunya cara? Lalu kau anggap aku ini apa?" "Aku bisa membantumu. Kita bisa mencari solusi bersama Hana," ia berujar lagi. "Kau benar. Tapi tiga puluh juta won bukanlah uang yang sedikit, seberapa keras pun kita berusaha sulit untuk mendapatkan uang sebanyak itu. Lagipula ini hanya sebentar," "hanya satu tahun. Bukan waktu yang lama," ujarku mencoba menenangkan. "Ya satu tahun. Lalu setelah itu? Kau akan menjadi Ibu Pengganti, kau akan melahirkan..." "Lalu? Itu bukan suatu masalah. Toh memang sudah menjadi kodrat seorang perempuan jika harus hamil dan melahirkan." Ya. Aku memang akan menjadi seorang Ibu Pengganti. Beberapa waktu lalu, tepatnya satu minggu setelah depkolektor datang menagih hutang, seseorang menghubungiku. Ia menawari ku pekerjaan. Menjadi seorang Surrogacy Mother. Dengan gaji yang cukup banyak, ku rasa itu setimpal dengan apa yang akan ia dapat.... Aku tak terlalu paham siapa dia, aku hanya pernah melihatnya sekali di televisi. Yang kutahu pria itu bernama Oh Sean, seorang pria kaya juga berpengaruh (ini kata temanku). Sebenarnya aku tak terlalu peduli siapa dan apa pekerjaanya, selama ia orang baik dan bisa memberiku uang itu sudah cukup. Terkesan murahan? Terserah saja kau ingin menganggapnya bagaimana. Aku hanya ingin membalas budi. Setidaknya aku berharap jika setelah ini perlakuan orang tua juga saudaraku akan bisa jadi lebih baik. Hari ini, aku akan bertemu dengan Tuan Oh. Kami akan membahas soal kontrak kerja, dan uang muka. Aku sengaja meminta pembayaran di awal, kau tahu alasannya. Untuk membayar hutang. Segera. Butuh waktu lima belas menit untuk ku menunggu, hingga mobil audi hitam melintas tepat di depan ku. Ia berhenti lalu menurunkan kaca mobil, ia mengamati ku sejenak kemudian memberi gesture agar aku naik ke mobil. Ia tak memakai supir pribadi, ia bilang jika surrogacy ini hanya aku, ia dan beberapa anak buahnya yang tahu. Tapi sungguh, ini terasa canggung saat hanya ada aku dan Tuan Oh dalam mobil. Itu terasa seperti beku karena tak sepatah katapun keluar di antara kami. Kami tiba di mansion mewah yang terletak di pinggiran kota. Aku tak tahu pasti dimana letaknya, yang jelas masih berada di Seoul. Aku turun mengikuti Tuan Oh, tak ada yang ku lakukan selain mengekorinya. Tak lama kemudian seorang pria berperawakan lebih kecil datang menghampiri kami, senyumnya mengembang lebar membuat matanya menyipit lucu. "Hai. Perkenalkan aku Minseok, sepupu sekaligus asisten Manusia Batu ini," ujarnya menunjuk Tuan Oh. Reaksiku hanya tersenyum kikuk. Kepribadian keduanya amat berbeda, bagaikan kutub utara dan selatan. "Hai. Namaku...." "Hana, Kim Hana. Anak ketiga dari tiga bersaudara, alumni sekolah Midam, umur dua puluh tiga, tinggi 160cm dan berat...." "Berisik Hyung," ucapan Minseok terputus begitu Tuan Oh menginterupsi. Minseok tersenyum kecil kemudian menggandeng tanganku ke arah ruang tamu. Sebenarnya ada satu yang mengganjal dalam pikiran ku. Bagaimana ia bisa tahu soal data diriku?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.2K
bc

My Secret Little Wife

read
95.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook