bc

BLUE MOON KNIGHT

book_age16+
7
FOLLOW
1K
READ
HE
tragedy
no-couple
loser
campus
mythology
war
naive
like
intro-logo
Blurb

Stuart Foster adalah seorang pelayan kesayangan dari Count Anthony of Kendall. Dia seorang pelayan yang bodoh dan pelupa. Dia banyak mengetahui pengkhianatan di sekitar majikannya, perselingkuhan istri Count Anthony, dan rahasia besar lainnya, tapi selalu tak bisa mengingatnya dengan baik. Sehingga dia dianggap pelayan bodoh yang setia.

Ketika Count Anthony tewas dibunuh, dia mendapat warisan sebuah kalung berbentuk Blue Moon yang menyebabkan Stuart tiba-tiba bisa mengingat semua hal yang pernah dilihatnya dengan sangat detil. Dan sebuah kemampuan luar biasa yang selama ini dimiliki Count Anthony, yang menjadi rahasia gelap majikannya–kini menjadi miliknya.

chap-preview
Free preview
1 - Kereta Kuda Yang Bergoyang
Stuart tersenyum senang melihat keranjangnya penuh dengan buah plum.  “Akhirnya penuh juga,” ucapnya senang sembari mengibas rumput-rumput yang menempel di celana dan bajunya. Setiap mengantar majikannya untuk urusan bisnis di tepi hutan, Countess Elena selalu menyuruhnya mencari buah plum sebanyak-banyaknya. Padahal Countess Elena tidak begitu suka buah plum. Sesampai di Istana dia akan menyuruh pelayan untuk mengolahnya menjadi kue agar rasa buah Plum-nya tidak menyengat. Tentu saja, Stuart tahu apa alasannya dia harus memenuhi keranjangnya dengan buah Plum. Agar Countess Elena dibiarkan berdua dengan lelaki yang kerap ditemuinya untuk urusan bisnis rahasia di tepi hutan. Mencari buah plum tentu saja tidak mudah, apalagi selalu di area yang sama dengan pekan sebelumnya. Sehingga membutuhkan waktu lebih lama. "Sepertinya sudah cukup pertemuan Countess dengan lelaki itu. Sebentar lagi gelap. Count  Anthony pasti akan memarahi aku bila masuk Kastil Kendall saat gelap." Stuart melangkahkan kaki keluar dari hutan, menuju kereta kuda yang berada di tepi hutan. Dia adalah satu-satunya pelayan yang diperkenankan untuk mengantar Countess Elena untuk urusan bisnisnya. Majikannya itu sedang menjalankan sebuah bisnis yang hanya boleh diketahui oleh Stuart–meski Stuart tidak paham apa bisnis yang sedang dijalankan oleh majikannya. Di tepi hutan dilihatnya, ada kuda hitam pekat tertambat tidak jauh dari kereta kuda. Kuda yang biasa dipakai oleh rekan bisnis Countess Elena bila mereka bertemu. Sudah setahun ini, Countess Elena menjalin bisnis dengan lelaki yang Stuart tidak boleh tahu wajahnya, apalagi namanya. Tentu saja karena Countess Elena tidak ingin suaminya Count Anthony mengetahui apa yang dilakukannya untuk membantu suaminya mendapatkan kepercayaan Yang Mulia Raja. Meski Stuart sudah berjanji tidak akan mengatakan pada siapapun tentang apa saja yang dilakukan oleh Countess Elena di tepi hutan, setiap awal pekan, Sang Countess merasa lebih aman bila hanya dia saja yang menyimpan rahasia. Bahkan untuk menuju ke tepi hutan ini, hanya boleh Stuart yang membawa kereta kudanya. Stuart duduk di atas bongkahan batu dan menatap kereta kuda tempat majikannya menjalankan pertemuan bisnis. Majikannya tidak suka diganggu bila sedang berbisnis, jadi Stuart hanya boleh mendekat bila dia dipanggil dan lelaki teman bisnisnya sudah pergi.  Tapi langit sudah gelap dan kabut mulai turun. Mereka harus segera kembali ke kastil sebelum kabut semakin tebal. Jalan akan tertutup kabut dan mereka bisa lebih lama lagi untuk sampai ke kastil. Stuart menatap kereta kuda yang kali ini tampak ada yang aneh. Kereta kuda itu bergoyang-goyang, seolah mengalami gempa bumi. Stuart menjadi khawatir pada keselamatan Countessnya. Dia berlari mendekat. Mengindahkan keranjang buah plumnya yang jatuh dan buah plum berceceran di atas rumput. Semakin dekat, jantungnya semakin berpacu kuat, namun justru membuat langkahnya semakin melambat. Dari dalam kereta kuda yang bergoyang-goyang semakin kencang itu, terdengar suara Countess Elena.. Mendesah panjang, seperti kesakitan namun juga memekik tapi pelan, dan suara geraman lelaki yang baru kali ini didengar oleh Stuart. Stuart sangat mengenal suara-suara majikannya. Bila dia sedang kesakitan, atau sedang menikmati hidangan yang sangat lezat. Dia adalah satu-satunya pelayan yang diijinkan oleh majikannya untuk berada di dekat mereka–dibandingkan pelayan lain.  Dua jenis suara itu, kini tak bisa lagi dibedakannya. Dan geraman lelaki itu, apakah itu suara rekan bisnis yang hendak mencelakainya?  Apakah Countess Elena dalam bahaya? Rekan bisnisnya adalah orang asing, bisa jadi dia adalah penjahat dan sekarang sedang mengancam keselamatan majikannya. Stuart sudah berkali-kali mengingatkan resiko bahaya yang diambil Countess Elena, memiliki rekan bisnis diam-diam tanpa sepengetahuan Count Anthony. Meski alasan yang didengar Stuart bahwa bisnis ini untuk membantu suaminya, dan Elena ingin menjadi istri yang berjasa.  Stuart mendekati pintu kereta kuda, menyentuh hendak membukanya. Namun ragu, ketika mendengar suara majikannya menjadi berbeda. Stuart merasa lututnya bergetar. Majikannya tidak sedang terancam. Dia pernah juga mendengar suara-suara seperti ini di kastil, tapi dia selalu tidak bisa mengingatnya di mana dan suara siapa. Kadang-kadang dia mendengar di kandang kuda, kadang juga di gudang anggur. Tapi dia selalu tak bisa mengingat dari bibir siapa suara itu berasal. Dia mudah sekali lupa dengan apa yang sudah dilihatnya. Tiba-tiba sebuah hentakan keras dari dalam kereta kuda, membuat salah satu jendela kereta kuda itu terbuka. Stuart mendelik, di saat yang bersamaan bertatapan dengan majikannya. Countess Elena sedang memeluk kepala seorang lelaki dan membenamkan kepala lelaki itu di dadanya yang terbuka. Tidak ada yang bisa dikenali Stuart dari lelaki itu selain pita rambut hitamnya yang bersulam emas di bagian tepi. Countess Elena menarik daun jendela dan menutupnya lagi.  Hanya tiga detik, namun Stuart sudah bisa menerjemahkan apa yang tanpa sengaja dilihatnya. Jadi, itu sebabnya kereta kuda ini bergoyang. Dan sekelebatan, Stuart mengingat sedikit kejadian, bahwa dia juga pernah melihat majikannya dalam posisi demikian. Tapi dia tidak ingat, kapan dan di mana. Juga dengan lelaki yang mana. "Pergi, Stuart. Cari buah plum lagi!" Stuart perlahan menjauhi kereta kuda yang kembali berguncang dan suara desahan majikannya semakin keras terdengar di telinganya. Stuart merasa lututnya bergetar hebat. Dia tahu apa yang dilakukan oleh majikannya dengan rekan bisnis lelakinya–yang Stuart tidak bisa mengenali wajahnya. Sembari memungut buah Plum yang berceceran, Stuart berusaha menulikan telinga. Dia sama sekali tidak menyangka, Countess yang dimuliakannya telah berbuat nista tepat di depan matanya. Jadi, selama ini apa benar bisnis yang dilakukan oleh majikannya adalah bisnis seperti ini? Sungguh menjijikkan. Bahkan dia yang melihatnya saja sudah gemetar ketakutan, apalagi bila Count Anthony tahu. *** "Count Anthony pasti menghukum Countess." Stuart benar-benar khawatir. Langit sudah gelap dan mereka berdua masih di tepi hutan. "Tentu tidak, Stuart. Kau yang akan dihukum." Elena mengembang senyum penuh kepuasan. Dalam keremangan di bawah sinar bulan yang akan mencapai purnama, Stuart bisa melihat senyum majikannya seolah seringai serigala yang licik.  "Jangan, Yang Mulia Countess. Aku akan menjaga rahasia bisnis Yang Mulia Countess," Stuart berusaha keras membantu Elena memakaikan bajunya. Dia bisa melihat punggung putih majikannya dengan garis-garis merah bekas cakaran kuku. Perbuatan gilanya di dalam kereta saja sudah nyaris membuat roda kereta nyaris lepas, Stuart tidak bisa membayangkan lebih dari yang dia lihat senja tadi. "Cepat Stuart! Kau menyulitkan aku memakai baju ini!" gertak Elena kesal sembari menarik baju bagian depannya yang tak kunjung pas di menutupi dadanya "Kau pikir aku akan membiarkanmu melapor pada Count, bahwa kau sudah mengintipku? Tidak akan. Kau harus dihukum karena kurang ajar menggangguku saat aku berbisnis dengan temanku!" Stuart hampir menangis. Baru kali ini dia diperintah untuk memakaikan baju majikannya. Baju yang tampak rumit baginya karena dipenuhi banyak tali di bagian punggung. Melakukannya dengan tergesa dan tangan gemetar, semakin membuat Elena kesal karena tak kunjung selesai.  "Ampuni saya, Countess. Saya benar-benar tidak tahu. Saya kira Countess sedang dicelakai rekan bisnis Countess? Apakah dia penjahat yang …" Elena berbalik dan meremas dagu Stuart kesal. "Dengar Stuart. Tidak ada yang kau lihat dan kau dengar hari ini. Atau kepalamu ini menggelinding dari badanmu. Count Anthony tidak akan mempercayai ucapan pelayan sepertimu. Jadi lebih baik, lakukan saja tugasmu, seperti yang biasa kau lakukan selama ini." Air mata Stuart sudah menderas, namun dia hanya seorang pelayan rendahan yang tak kuasa melawan. Elena tak peduli. Dengan tangkas dia naik ke kemudi kereta kuda. Dia yang akan mengendarai kereta kuda kembali ke Kastil, dan membuat skenario bahwa Stuart nyaris membuat roda kereta kuda terlepas. Dia ketakutan dan tak bisa lagi mengendarai kereta kuda, sehingga majikannya yang menggantikan. Untuk itu, maka dia yang akan mendapat hukuman karena telah membuat Yang Mulia Countess Elena kemalaman di jalan. "Ini tidak akan berjalan dengan baik, Yang Mulia," isak Stuart. Elena menyeringai puas. Entah kenapa, sejak majikannya mengenal lelaki asing di tepi hutan, Stuart merasa ada kegelapan melingkupi Countessnya. "Kau harus berusaha menjaga nama baikku, Stuart. Ingat itu. Atau rekan bisnisku sendiri yang akan memenggalmu. Berdoalah kau tidak akan pernah bertemu dengannya. Ayo naik. Yang harus kau ingat adalah, bisnis ini demi membantu suamiku untuk mendapat kepercayaan King Louise. Ingat itu!" Elena mendorong Stuart masuk ke dalam kereta kuda. Sedangkan dia sendiri menjadi kusir, menggantikan Stuart. Stuart duduk dengan tangis yang berusaha ditahan, di dalam kereta kuda. Dia bergidik jijik, sembari memeluk badannya sendiri di sudut kereta, karena menduduki bangku bekas Countess Elena dan rekan bisnisnya. Bahkan tangannya tadi sempat menyentuh cairan kental dan lengket di dalam kereta–yang karena gelap Stuart tak tahu cairan apa itu.  Entah sudah berapa kali mereka melakukannya, Stuart baru mengetahui satu kali saja. Tentu saja saat dia mencari buah plum, mereka bebas melakukan apa saja. Kereta ini telah menjadi saksi bisu perbuatan nista majikannya, yang bila Count Anthony tahu, justru Stuart yang akan menerima hukuman. Jadi apa benar, selama ini bisnis rahasia yang dijalankan majikannya adalah bohong belaka? Seperti isu yang beredar di kalangan pelayan?.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.8K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook