Cobaan Terberat

1016 Words
"Al! Jangan berbicara seperti itu, Sayang! Mama Michelle adalah ibu kandungmu." Jasmine mencoba memberikan pengertian pada anaknya. Dia tak ingin jika Albert tumbuh menjadi seorang anak durhaka. Panggilan 'mama' yang ditujukan untuk Michelle, semata-mata hanya karena Kendrick berharap sebuah hubungan yang baik antara ibu dan anak itu. Meskipun pada kenyataannya, hanya sedikit waktu saja yang diluangkan perempuan itu untuk bersama Albert. Albert hanya menundukkan kepala dengan perasaan takut. Tak sepenuhnya ia bersalah atas hal itu. Sejak dia kecil, Michelle sama sekali tak memberikan perhatian apapun padanya. Hal itu yang membuat Albert seakan menjadi orang asing bagi ibunya. "Sudahlah, Mine. Kita juga tahu jika Michelle tak pernah memperlakukan Al seperti anaknya. Kamu juga pasti ingat kejadian beberapa tahun silam .... Di saat Albert sedang sakit, dia justru meninggalkannya untuk bersama lelaki lain." Hati Kendrick terasa tercabik-cabik saat itu. Seberapa kerasnya ia berusaha untuk membujuk istrinya, Michelle seolah tak peduli akan keadaan anaknya. Sejak saat itu, Kendrick Geffrey menyerah atas hubungan pernikahannya dan juga Michelle Veloz. Lelaki itu telah merelakan seorang istri dan juga ibu dari anaknya. Segala perasaan dan juga rasa cintanya lenyap begitu saja saat melihat selembar surat permohonan perceraian. Yang lebih menyakitkan lagi, Kendrick harus mendengar jika perempuan itu langsung menikahi lelaki lain begitu mereka berdua telah resmi bercerai. "Aku mengerti, Ken. Saat itu ... untuk pertama kalinya aku tersentuh pada setiap penderitaan Al. Hatiku ikut terluka melihat Al terbaring lemah tak berdaya." Jasmine mencoba mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Saat itu, dia masih menjadi seorang guru musik bagi Albert. Perempuan itu masih belum merasakan perasaan berbeda dengan ayah dari anak didiknya itu. "Kalian segera bersiap-siap saja. Aku akan mandi sebentar." Kendrick langsung bergegas masuk ke kamar mandi yang berada di sudut ruangan. Dia tak ingin membuat anak dan juga istrinya itu menunggu terlalu lama. Di sebuah kursi panjang yang menghadap ke jendela kaca, Albert duduk sendirian di sana. Anak itu merasa sangat sedih dan juga tak nyaman saat mendengar perkataan Jasmine yang penuh penekanan. Andai saja ia bisa memilih, Albert tak ingin bertemu dengan seorang ibu yang tak pernah menyayanginya. "Al! Apakah kamu marah dengan Mommy?" tanya Jasmine pada anak itu. Dia merasakan perubahan ekspresi Albert sejak dia memberikan sedikit pengertian pada anaknya. "Tidak, Mommy," jawab Albert singkat. Anak itu tak ingin membicarakan banyak hal yang tak disukainya. Mendadak, Jasmine merasa sangat bersalah dan juga tak memahami anaknya. Jelas-jelas ia sudah mengetahui kisah kelam antara Albert dan juga Michelle. Hanya penyesalan yang kini tengah menghimpit dadanya. Perempuan itu merasa sangat bersalah karena memaksa Albert untuk menerima ibunya. "Setelah Daddy selesai mandi ... Al temani Mommy menjenguk Mama Michelle di rumah sakit ya ... " bujuk Jasmine dengan suara lembut yang penuh kasih sayang. Dia tak ingin membuat Albert terpaksa melakukan sesuatu yang tak diinginkannya. "Iya, Mommy. Al akan menemani kemanapun Mommy akan pergi." Bukan karena ingin ikut menjenguk ibunya, Albert bersedia ke rumah sakit hanya karena keberadaan Jasmine. Anak itu selalu gembira saat bersama ibu barunya itu. Terlebih ... Jasmine selalu saja menunjukkan sebuah kasih sayang tulus pada Albert. Hal itu juga yang membuat anak dari Kendrick itu juga sangat menyayangi ibu barunya. Hingga tak berapa lama, Kendrick sudah keluar dari kamar mandi. Dia langsung berpakaian agar bisa segera berangkat ke rumah sakit. "Haruskah kita berangkat nanti siang atau sore saja, Mine?" tawar Ken pada sosok perempuan yang baru dinikahinya. "Tak perlu, Ken. Kita bisa menemuinya sekarang lalu kembali pulang ke rumah. Aku bisa menghabiskan banyak waktu bersama Al nantinya." Sebenarnya ... Jasmine sudah tidak sabar untuk menjadi seorang ibu yang sebenarnya bagi Albert. Rasanya sudah tak tahan untuk menunggu lebih lama lagi. Mereka bertiga langsung membereskan barang-barangnya dan bergegas meninggalkan hotel. Tak ingin membuang waktu, Kendrick segera melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit. Dia ingin segera menemui Michelle sebentar lalu pulang. Ada banyak hal yang harus ia lakukan bersama dengan istri barunya itu. Salam beberapa menit, Kendrick dan juga anak dan istrinya telah sampai di depan sebuah rumah sakit di mana Michelle berada. Lelaki itu menggendong anaknya sekaligus menggandeng tangan Jasmine. Mereka benar-benar tampak seperti sebuah keluarga yang sangat bahagia. "Kita masuk bersama saja, Mine. Aku tak ingin kamu dan Al menunggu di luar ruangan," bujuk Kendrick pada istrinya. Jasmine hanya tersenyum lembut lalu menganggukkan kepalanya. "Al ... bersiaplah baik pada Mama Michelle, Sayang. Setelah pulang, Mommy akan memberikan hadiah untukmu," rayu Jasmine dengan kata-kata manis agar Albert mau bersikap baik pada ibu kandungnya. Dia khawatir jika anak dari suaminya itu akan menolak pertemuan itu. Tanpa memikirkan lagi, Albert langsung mengangguk sebagai tanda ia telah menyetujui hal itu. Apapun yang dikatakan oleh Jasmine, anak itu pasti akan menurutinya. Seolah perempuan itu sanggup menghipnotis anak dari suaminya. Pasangan itu bisa sedikit lebih tenang setelah Albert menyetujui hal. Setidaknya anak itu tidak akan membuat kekacauan di hadapan ibu kandungnya. Kendrick tampak sangat ragu dengan langkahnya yang begitu berat, saat akan memasuki ruangan itu. Antara rela dan juga tak rela, sayangnya ia tak memiliki pilihan lain yang lebih baik. "Mari kita masuk," ajak lelaki itu pada istrinya. Kendrick akhirnya mendorong pintu ruangan rawat inap di mana mantan istrinya berada. Tampak Sophia Veloz sedang duduk di sebelah anaknya. Mereka berdua langsung menyadari keberadaan Kendrick dan keluarganya. "Ken!" Lagi-lagi Michelle berteriak histeris saat melihat Kendrick sudah berada di sana. Perempuan itu berlari menghampiri anak dan juga seorang lelaki yang dia pikir masih menjadi suaminya itu. Tanpa pikir panjang, Michelle memeluk Kendrick yang masih menggendong anaknya di hadapan Jasmine yang hanya bisa mengulum senyuman tipis untuk menutupi hatinya yang mulai terbakar. "Mengapa kamu selalu bersama guru musik Al, Ken?" Michelle merasa ada yang aneh dengan hubungan mereka berdua. Setiap kali mendatanginya, Kendrick selalu membawa sosok perempuan yang selama ini menjadi guru musik untuk Albert. Tak langsung menjawab pertanyaan itu, Kendrick lebih dulu memandang Jasmine penuh arti. Rasanya terlalu sulit untuk menjelaskan kebohongan itu di hadapan istrinya sendiri. "Apakah kalian berdua memiliki hubungan khusus selain guru dan wali murid saja?" tuduh Michelle atas lelaki yang sedang menggendong anak semata wayangnya. Muncul lagi sebuah pertanyaan yang semakin sulit. Kendrick merasa jika dirinya sedang berada di antara cobaan terberat di dalam hidupnya. Dia tak rela jika kebohongannya nanti akan melukai hati Jasmine.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD