Ana yang sedang menungging terus menerima hantaman-hantaman dari belakang bokongnya yang semakin cepat hingga lenguhan kepuasan keluar dari pria itu.
Lahar panas dirasakannya menyembur di dalam lobang vaginanya.
Pria itu pun tergolek di atas ranjang dengan napas memburunya. Dirinya merasa kecapean padahal ini baru satu ronde. Biasanya dia bisa melakukan beberapa ronde.
Memang kali ini dia mengerahkan tenaga yang besar. Dirinya menjadi liar dan membabi buta bahkan brutal menggumuli Ana. Dia merasakan sensasi yang berbeda saat menggumuli Ana.
Tapi terlihat Ana tampak biasa saja. Dia hanya duduk menatap pria itu tanpa ekspresi. Napasnya pun datar tak terlihat lelah padahal dia habis digempur membabi buta oleh pria itu.
Pria yang duduk di samping Gina pun beranjak berdiri. Dia merasa kali ini adalah gilirannya.
Dihampirinya Ana yang menanti di atas ranjang. Seolah menantangnya untuk menjajal dirinya.
" Sekarang giliranku" gumam pria itu sambil melucuti seluruh pakaiannya.
Pria yang kelelahan diatas ranjang pun segera beranjak menyingkir sambil memunguti celananya dilantai. Kemudian bergabung bersama Gina menjadi penonton pertunjukan berikutnya.
Setelah dirinya bugil. Dia pun melucuti sisa pakaian yang masih melekat di tubuh Ana.
Kemudian dilumatnya bibir Ana yang memberi candu bagi setiap pria yang menatapnya.
" Buka mulutmu" bisik pria itu disela-sela ciumannya.
Ana dengan patuh melaksanakan perintahnya membuka mulutnya yang kemudian rongga mulutnya dimasuki lidah pria itu dan menjelajah di dalam rongga mulutnya disela-sela cumbuannya.
Tangan pria itu merayap ke pangkal paha Ana. Masih dirasakannya a******i temannya di pangkal paha itu. Dengan kedua jarinya dimasukkannya ke dalam lobang v****a Ana dan mengocok-ngocok isinya hingga a******i yang lengket itu ada yang keluar membasahi ranjang.
Masih dengan tangan yang sibuk di bagian pangkal paha Ana. Pria itu berlahan memindahkan cumbuannya ke leher Ana kemudian semakin turun menuju dua buah gundukan ranum menyambutnya.
Dengan tangan satunya yang bebas direngkuhnya sebelah gundukan d**a Ana diremasnya d**a yang kenyal itu. Dan Ana pun bereaksi.
" Ahhh...." Desis Ana.
" Oh...ternyata titik sensitifmu di d**a. Ternyata kamu bisa terangsang juga" ujar pria itu senang.
Dengan pandangan penuh napsuau melihat bagaimana reaksi ana.
Dijilatinya puncak d**a berwarna merah muda Ana yang di genggamnya, kemudian di emut-emutnya hingga ujung putingnya mengeras kemudian dikenyot-kenyotnya p****g itu sambil memandangi Ana.
"Oughh..." Erang Ana nikmat. Tubuhnya mengeliat-liat meminta lebih. Tangannya meremas rambut pria itu. Dan menuntun kepala itu agar lebih merangsangnya.
Pria itu pun dengan penuh nafsu mencumbui dua buah d**a itu. Yang semakin direspon Ana dengan desahan nikmat dan tubuh yang terus menggelinjang.
Tangan Ana meraih batang pria itu yang sudah keras dan ber otot. Batang kemaluan yang lebih besar dari pria sebelumnya. Dielus elusnya benda di bawah itu..
" Masukkan..Aku sudah tak tahan" desah Ana.
Pria itu juga sudah tak tahan, batang k*********a sudah berkedut-kedut mencari rumahnya.
Dia pun memposisikan tubuhnya untuk memasuki Ana.
"Oughh..." Erang pria itu nikmat saat batangnya meluncur masuk ke liang v****a Ana yang tetap terasa sempit dan nikmat itu padahal sebelumnya lobang itu telah digempur habis-habisan.
Erangan pun keluar dari mulut mwreka saat semua nya telah masuk hingga pangkalnya. Pria itu mulai bergerak perlahan. Menarik dan memasukkan batang k*********a di dalam lobang sempit itu. Memompa perlahan.
Semakin lama ritme pompaannya pun semakin cepat. Diiringi oleh gerakan tubuh Ana yang diselaraskan dengan ritme pria itu
"Ahh..ahh.. akhhh...uughh" Erang Ana penuh kenikmatan." Lebih cepat.aasshh." desah Ana disela-sela desahan kenikmatannya.
Dia menginginkan lebih. Dan pria itu pun menggenjot dengan lebih cepat dan keras. Menimbulkan suara hentakan yang memenuhi ruangan kamar.
" Sial Aku jadi terangsang" desah pria disamping Gina. Suara desahan Ana yang erotis dan pergumulan di atas ranjang membuat dirinya b*******h.
" Aku juga" balas Gina dengan serak yang menandakan bahwa dia dipenuhi oleh nafsu.Hal ini membuat pria disebelahnya takjub.
Karena tidak mudah membuat Gina terangsang hanya dengan menyaksikan persetubuhan manusia di hadapannya karena dia sudah sering menyaksikan adegan ranjang itu berpuluh-puluh kali.
Gina memasukkan tangannya kedalam rok mini yang dikenakannya, menarik celananya.
" Jilat" erang Gina mengangkat roknya dan melebarnya kedua pahanya.