Sherry

1281 Words

Cindra berdiri di hadapan Leo dengan keheranan total. Pangeran kodok itu sudah rapi, duduk tenang di hadapan teh hangat dan sepiring Croissant kesukaannya. Cindra mendekat, menyentuh kening Leo dengan tangannya. "Tumben banget. Kebentur apa bisa serajin ini?" tanyanya, mengerutkan kening. Leo melirik sekilas. "Nanti kalau sampai di kampus telat, kamu juga yang berisik!" Tukasnya. Tangannya kini sibuk mengoleskan roti dengan butter. Cindra tersipu. "Begitu dong... Kalau setiap hari kayak gini, kerjaanku kan, jadi lebih ringan," ujar Cindra seraya duduk di hadapan Leo, lalu menuang teh ke dalam cangkir. "Kamu enggak sarapan?" Tanya Leo melihat Cindra hanya meminum teh. Cindra menggeleng. "Sarapannya udah aku bungkus. Buat di kampus," sahutnya, menunjuk bungkusan di dalam tasnya. Leo m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD