Dengan langkah cepat, Cindra keluar dari dalam kelas. Ia tak mempedulikan suara Tamy yang memanggilnya sejak tadi. "Cindra, please!" Tamy akhirnya berhasil mengejar Cindra, lalu menariknya ke tepi koridor. "Please, Cin, sebentar aja...!" pintanya mengiba. Cindra melepaskan pegangan tangan Tamy. "Mau ngomong apa?" Tanyanya, menatap wajah Tamy dengan dingin. Tamy menatap Cindra sungguh-sungguh, "Percayalah, Cin, aku enggak balikan sama Andra. Sumpah! Dan aku juga enggak tahu kalau dia mau mutusin kamu." "Terus kamu ke kos-nya mau ngapain?" Tanya Cindra, suaranya masih dingin. "Kos aku sama kos dia kan, berdekatan. Dia sering titip makanan. Cuma itu aja. Dan kalau ketemuan juga kita selalu di ruang tamu. Enggak lebih!" Cindra menatap Tamy, ragu. "Aku minta maaf, Cin. Tapi sumpah, bu

