Bab 44 Ditembak Ajeng terlihat melamun saat sedang memakai sepatunya. Ia masih memikirkan masalah yang menimpanya. Berusan dengan Adam membuat hidupnya tak tenang. Andai ada cara agar ia bisa ke luar dari situasinya saat ini. “Huft....” Ajeng mendesah pelan karena hanya menemukan jalan buntu. Aku harus bagaimana ya? Pikir Ajeng. Bu Raina baru saja berbelanja sayuran di tukang sayur. Ia pulang ke rumah kost sambil menenteng satu kantong plastik berukuran besar. “Ajeng, lagi ngapain?” tanya Bu Raina yang menyadari Ajeng yang sedang melongo. Menoleh, Ajeng pun tersenyum. Ia tersadar akan lamunannya. “Pagi, Bu Raina. Habis belanja sayur ya?” tanya Ajeng berbasa-basi saat melihat belanjaan ibu kostnya. “Iya nih. Ibu hari ini mau masak sayur lodeh sama te

