Arya berada di balkon kamarnya. Sepulang dari pesta pernikahan Elyas dua jam yang lalu, ia bahkan tidak bisa memejamkan matanya untuk tidur. Dia hanya berdiri menatap hamparan bintang-bintang yang menghiasi langit pekat dengan ditemani secangkir kopi yang sudah dingin. Kopi yang biasanya bisa menjernihkan pikirannya itu kali ini sepertinya tidak bisa memberikan efek apapun. Ia terus teringat dengan gerakan kecil yang ia rasakan saat merangkul pinggang Kinan tadi. Gerakan yang mampu membuat hatinya berdesir dan seperti ingin ia rasakan kembali. ××× "Mbak!" Dian mengusap peluh keringat yang bercucuran di dahi Kinan. Gadis itu terbangun karena gerakan gelisah di sampingnya. Kakaknya itu tidur meringkuk sambil memegangi perut dan Kinan juga memejamkan matanya erat seperti menahan kesakitan.

