BAB 16. STEVAN

900 Words
Dua bulan sudah berlalu sejak Rayhan dan Mia liburan bersama. Dua sejoli itu terlihat sangat bahagia dengan cinta yang bersemi diantara keduanya. Mia telah mengatakan kepada Daniel saat Ia kembali dari liburan, Mia bercerita dirinya dan Rayhan telah sepakat merajut kasih. Daniel terkejut ketika mendengar berita itu, "Aku turut bahagia untuk mu." Ia memeluk seraya mengelus Punggung Mia hangat. Pelukan Daniel terasa masih hangat seperti biasanya. Daniel adalah sahabatnya, kakaknya, keluarganya, Malaikat penjaganya. Mia Sangat bahagia ada Daniel yang selalu disisinya,"Terimakasih telah mempertemukan ku dengannya Daniel" Mia tersenyum. Ia ingin membagi kebahagiaan. "Tentu saja kamu harus berterimakasih padaku. Bukankah aku pembawa kebahagiaan untuk mu?" Daniel tersenyum sambil meletakan telapak tangannya di pipi kanan Mia. ****** Di sebuah cafe di kota Batu Rayhan sedang berbincang dengan Relasi bisnisnya. Dia adalah seorang pemilik galery seni yang cukup besar di kota B. Mereka telah bekerja sama cukup lama. Stevan adalah teman dari ayahnya Rayhan, mereka memulai bisnis bersama. Ayah Rayhan yang seorang pelukis, Seringkali Ia mengirimkan hasil karya lukisannya kepada Stevan untuk di jual lagi pada turis di kota B. kota B adalah kota kujungan Wisata nomor 1 di negeri ini. Turis manca negara pun datang ke kota ini. "Om Stevan." Rayhan memeluk dengan hangat lelaki paruh baya di depannya" apa kabar?" "Baik Rayhan, Om baik." Stevan tertawa renyah. Kamu apa kabar? Bagai mana keadaan ayah mu. Apa dia sehat?" "Saya dan Ayah sekeluarga sehat Om." Rayhan menepuk punggung Stevan dengan hangat. "Mana Ayahmu? Mengapa tidak datang?" "Ayah sedang keluar kota Om, Ia mencari lukisan antiq dari *dinasti Ming, Ada Pembeli yang mencarinya." "Oh ya? wah Baguslah. Lukisan antik memiliki value yang lebih." Steven tersenyum Mereka berdua larut dalam pembicaraan bisnis. Setelah cukup lama berbincang, Mereka pergi ke galery Rayhan. Stevan bermaksud melihat lihat lukisan Ayah dan anak itu ***** Puas berkeliling melihat lihat. Sepertinya belum ada yang yang menarik minatnya Hingga sampailah Stevan pada sebuah lukisan yang tertutup kain. "Apakah lukisan ini belum selesai?"Steven terdengar penasaran. Rayhan tersenyum "Sudah selesai om. Tapi yang itu tidak di jual" "Ah kamu ini ,kenapa? apa belum ada harga yang cocok?" "Tidak seperti itu Om. Tapi memang tidak untuk dijual." Rayhan tersenyum hambar "Masa sih? Semua ada harganya." Stevan menimpali Rayhan tertawa mendengarnya "Saya tidak akan menjualnya Om. Karena itu saya menutupnya." "Hum begitu? Apakah ini master piece-mu." Steven menggosok hidungnya. Ia semakin penasaran. "Bisa di bilang begitu." Rayhan mengangguk. "Setidak nya izinkan aku melihatnya." Steven sangat ingin tahu. Apa sebenarnya yang di lukis pemuda ini. Stevan bergumam didalam hati. "Baiklah." Rayhan serta merta membuka kain penutup kanvas . Steven terdiam sejenak... "Mia?! Ini Mia kan?" Steven terdengar sangat yakin. "Iya. Om kenal dia?" Rayhan terkejut. "Wah Iya, Aku lebih dari sekedar mengenalnya. Aku beberapa kali bertemu dengannya.Aku sering memakainya jika datang berkunjung ke kota Batu." "Maksud om memakainya?" Alis Rayhan mengkerut. "Iya, Menemaniku tidur di hotel, aku kenal dia di kelab malam. Dia kerja di sana kan? Saat pulang aku sering kali mengajaknya ke hotel." Rayhan terhuyung... Pandanganya nanar seketika. Dia bagaikan disambar petir pada siang hari yang terik. "Rayhan kamu punya nomor telponnya? Aku sudah beberapa kali menelponnya tapi tidak pernah pernah activ lagi, mungkin dia ganti nomor. Dia kerjanya bagus. Stevan tersenyum nakal. Rayhan tak sanggup lagi mendengar celotehan steven. Ia menarik dan menggenggam kerah baju Stevan sangat kuat, kemudian mendorong Tubuh steven dengan kasar hingga membentur dinding. "Shut up your mouth old man!"Rayhan terbakar Amarah, Diri nya hampir meledak terbakar cemburu. Rahangnya mengeras. "Hahahaha, Realize young man. Siapa wanita yang kamu bela mati matian itu? Dia hanya seorang p*****r. Entah sudah berapa lelaki menikmatinya." Bugh ... Bugh... Bugh! Pukulan demi pukulan telak menghujani wajah stevan. Darah segar telah mengucur dari hidung dan bibirnya. Namun itu sepertinya tak membuat Rayhan Puas. Sebuah tendangan yang sangat keras Rayhan daratkan di tubuh steven. Hingga Ia terjengkang jauh ke belakang mengenai meja, Memecahkan Vas di atasnya. Rayhan yang gelap mata mengambil pecahan vas itu dan siap menusukannya pada steven. "Rayhaaaan, Rayhan hentikan. Kamu tega pada orang tua seperti ku?" "Aku seperti ayahmu. Aku sahabat ayahmu Rayhan!" Itu sangatlah benar, Steven Lelaki tua diatas 50-an akhir, Berjibaku dengan seorang pemuda. Tentulah tak sebanding. Rayhan tersadar, Dia terduduk. Ia melihat kesekeliling. Semua berantakan, Baju dan wajah Steven bersimbah darah. "Aaaaaaaa...." Rayhan berteriak sambil menangis. "Tidaaaaaak ini tidak mungkin!" Rayhan beringsut membawa tubuhnya bersandar pada dinding. "Ini tidak mungkiin!" Rayhan meraung seperti singa jantan di padang Savana. Ia menepuk nepuk dadanya dengan sangat kuat menahan sakit yang bersangatan. Air mata membanjiri wajah Rayhan ,"Mengapa kamu tak mengatakan nya pada ku Mia?" suara nya terdengar lirih "Mengapa kamu tak jujuuuuuuuur" Rayhan kembali berteriak marah sambil membentur kepalanya ke dinding berulang-ulang kali. Stevan tercenung sambil meringis menahan sakit. Hampir saja nyawanya melayang. Melihat Rayhan yang begitu terpukul Dia merasa sangat bersalah atas ucapannya "Rayhan aku akan kerumah sakit. Aku tidak akan menuntut atas perbuatanmu ini demi persahabatan ayahmu denganku" Stevan segera keluar dari tempat itu. Rayhan tak peduli... Rayhan larut dalam tangis kesedihannya yang mendalam. Ia Tau Mia bekerja di Club malam, Tapi dia tidak mengetahui Bahwa Mia juga menemani lelaki hingga ke dalam kamar. Dan selama ini Mia tak pernah menyinggung hal ini sekalipun. Dia merasa begitu sakit hati. Mungkin aku dapat menerimanya Mia, andai kamu jujur padaku, Sangat menyakitkan saat mengetahuinya dari orang lain, bahkan dengan cara seperti ini. Rayhan terus larut dalam fikiran nya sendiri * Dynasti Ming Kekaisaran tiongkok berkuasa antara tahun 1368- 1644
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD