12. SECERCAH HARAPAN

910 Words
Satu bulan telah berlalu sejak Mia berhenti bekerja di kelab malam. Sekarang dia bekerja di restoran pizza terkenal. Ia juga telah pindah dari rumah kontrakannya yang lama, dan menempati rumah kontrakan milik Daniel. Daniel sebenarnya tak ingin mengambil uang sewa dari Mia, tapi karena gadis itu mengancam tidak mau berteman lagi dengannya, maka dengan sangat terpaksa Daniel menerima uang itu Di tempat Mia bekerja terbagi dua shift. Dia dapat pergantian shift dua minggu sekali. Mia juga Bekerja Paruh waktu pada rumah makan yang buka 24 jam Saat Mia masuk bekerja di resto pizza pada pagi hari, jam 7 ia harus sudah berada di restoran pizza. Dia pulang jam 4 sore, Jam 5 sore kembali masuk bekerja di rumah makan dan pulang jam 12 malam Rumah makan itu tak jauh dari tempat tinggalnya, Mia cukup bersepeda sekitar 15 menit Mia tidak Membeli Sepeda motor dengan gajinya yang terakhir dia dapatkan di kelab malam. Ia hanya membeli sepeda untuk Mia pakai pergi bekerja. Mia memberikan kepada Ibunya sisa dari gajinya untuk Ibu-nya berjualan Nasi kuning di depan rumah Kebetulan rumah orang tua Mia berdekatan dengan Puskesmas, Sehingga dagangan Ibu-nya cukup ramai. Mia tak lagi terlalu pusing memikirkan Tentang kebutuhan keluarganya Mia tersenyum bahagia. Sepertinya semua berjalan dengan baik. Terkadang saat Mia sedang dapat libur bekerja Rayhan mengajak Mia untuk sekedar makan ataupun jalan-jalan mengitari kota menaiki sepeda motor. Daniel juga sering mentraktir Mia makan, dia merasa sangat bersalah karena telah menerima uang Mia, Jadi dia menebusnya dengan sering mengajak Mia makan di luar. Walaupun sebenarnya, Mia sering memasak sendiri makanannya untuk menghemat uang Tok tok tok ... Suara pintu di ketuk, Memaksa Mia terbangun dari buaian mimpi. Ia melihat jam di dinding kamarnya Menunjukan waktu jam 10 pagi .Hai Mia" Rayhan tersenyum "Aku tadi mampir ke tempatmu bekerja untuk membeli Pizza ternyata kamu tidak ada disana. Temanmu bilang kamu dapat cuti" Rayhan mengerjapkan mata melihat Mia yang tetap cantik dimatanya walaupun gadis itu baru bamgun tidur "Iya, aku dapat OFF dua hari. Duduk, Rayhan." Mia mempersilahkan Rayhan duduk di kursi depan teras rumah "Kamu mau kopi?" "Boleh, tapi aku lapar, kamu masak apa?" "Aku tidak memasak hari ini. Saat libur aku hanya bersantai saja" "Baiklah tolong buatkan kopi untuk ku." Mia mengangguk dan masuk kedalam rumah Rayhan memasang telinganya, Lamat lamat dia mendengar suara sepeda motor Seseorang yang di kenalnya Benar saja Daniel datang Daniel memarkir sepeda Motor dan mengambil Sekantong plastik belanjaan "Wah,kamu sudah berada disini pagi-pagi begini" Daniel menggoda Rayhan "Kamu juga, bukankah kamu bilang akan pergi keluar kota ada tugas?" Rayhan melihat wahah Daniel dengan seksama "Sengaja ! Aku mau menangkap penjahat yang sering kalinyantronin sahabat ku" Daniel menyindir Rayhan sambil tersenyum sinis "Hahahahaha"Rayhan tertawa dengan keras. Mia keluar membawa kopi untuk Rayhan "Eh Daniel kamu juga mau kopi?" "Tidak, aku tadi pergi kepasar. Ini kita masak hari ini." Daniel menyerahkan sekantong plastik belanjaan "Aku beli ayam tadi. Kita bikin barbaque. Aku tau pasti Rayhan ada disini." Mereka serempak tertawa bersama . Mia sangat bahagia. Hidupnya terasa sangat menyenangkan Mereka memasak bersama, para lelaki Memanggang ayam di teras rumah dan Mia menyiapkan bahan pelengkap di dapur. Di sore hari Daniel pamit pulang. "Kamu ngak pulang?" Daniel melihat Rayhan pandangan yang rumit. Kamu jangan sampai malam! Kasihan Mia nanti jadi omongan orang.” "Aku tau. Sebentar lagi aku pulang" Rayhan berjanji. Setelah Daniel pulang Mia dan Rayhan bedua duduk di teras. Mereka diam membisu cukup lama. Rasa canggung hadir di antara keduanya. "Rayhan, kenapa kamu bikin lukisan aku? Aku rasa itu bukan untuk di jual." Mia berharap dia mendengar mendengar jawaban yang selama ini ditunggu-tunggunya. Rayhan tersenyum, ”Kamu unik. kamu berbeda dari perempuan lain." "Berbeda? Apanya?" "Entahlah. Aku sering mendapati perempuan dengan sangat agresif. Terkadang Mereka tak sungkan menarik tanganku, Memaksa untuk mengajakku bercinta dan aku tidak suka.”Rayhan menggelengkan kepala. "Benarkah?" Mia terkejut. “untung aku tidak melakukan hal bodoh.” Mia menggumam dan bersyukur di dalam hati. "Memangnya aku lelaki murahan? Aku juga punya harga diri." Rayhan menambahkan "Mia aku punya sesuatu untuk kamu,” Rayhan mengambil sesuatu kedalam mobil dia membawa bungusan besar di tangannya kepada gadis itu. "Apa ini?”Mia penasaran. "Bukalah." Rayhan tersenyum Saat Mia membukanya, dia tersenyum bahagia. Itu adalah lukisan mereka duduk di atas kapal waktu itu. Beratapkan langit malam yang bertabur bintang. Mereka duduk di atas atap kapal. Mia menyandarkan kepalanya pada pundak Rayhan. Pesisis sama seperti malam itu. "Terimakasih, Rayhan. Ini sangat indah terimakasih." Mata Mia membulat senang. "Syukurlah kalau kamu suka,” Rayhan tersenyum, "Mia kamu besok masih libur?" "Iya aku besok masih libur. Kenapa?" "Aku mau mengajak kamu kepantai besok. Kita lihat sunset." "Baiklah kita pergi besok." Mia tersenyum lebar. Ia sangat senang "Aku jemput besok pagi ya... jam 8. Perjalanan kesana sekitar 4 jam. “Iya.” Mia mengangguk Antusias "Baiklah aku pulang." Rayhan pun pulang. ********** Malam itu Mia sangat gelisah, Dia tak bisa tidur Wajah Rayhan, senyumannya, kata-katanya, semua membayang di pelupuk mata Mia, Semua bagai film yang diputar ulang. Mia memajang lukisan yang Rayhan berikan pada dinding kamarnya. Dia sangat bahagia. "Aku tak sanggup lagi menahan perasaan ini. Aku akan mengatakannya pada Rayhan besok. Apa pun yang terjadi aku tak akan menyesalinya, Yang penting aku telah mengutarakan perasaanku." Mia bertekad di dalam hati. Gadis itu gelisah menunggu pagi menjelang. Saat ia merasakan kantuk, saat itu sudah jam 4 pagi. Dia membuat kopi untuk menghilangkan kantuknya. Dia takut besok pagi akan bangun kesiangan. Besok hari adalah besar. Mia optimis
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD