6. ANDRE

1149 Words
Andre dan Mia berbincang sangat serius di sebuah restoran eksklusif yang berada di kota Batu. Ini pertemuan mereka yang kesekian kalinya, sejak mereka bertemu di klub malam empat minggu yang lalu. Hampir setiap malam Andre datang menemui Mia tempat Ia bekerja. Ia terus datang guna memastikan Mia tak dibooking pengunjung lain. "Ayolah Mia, berhentilah dari pekerjaan itu. Apalagi yang kamu tunggu dan pikirkan?" Andre bingung dengan keputusan Mia yang terus menolak dinikahi. "Andre kita belum saling kenal. Baru empat minggu sejak pertemuan kita." Mia menjelaskan pemikirannya. "Apa sebenarnya yang mengganggu pikiranmu? Aku akan bertanggung jawab. Kamu boleh berwirausaha. Aku juga akan memberikanmu modal yang cukup untuk kamu memulai bisnis. Aku pemilik perusahan batu bara salah satu yang terbesar di pulau ini. Aku juga memiliki perkebunan dan perusahaan minyak Sawit. Kamu tidak akan kekurangan." Suara Andre menyiratkan nada penekanan. Andre memang pengusaha yang cukup terkenal. Dia tampan dan mapan. Ia juga memiliki pribadi yang menarik. "Kita coba jalani dulu, Kita coba saling mengenal dalam satu sama lain." Mia mulai mencair hatinya. Mia berharap hubungan ini bisa berhasil. Menurutnya kehidupan yang lebih baik layak untuk dia dapatkan. "Baiklah, Kapan pun saat kamu siap Mia, Jangan 'pergi' dengan siapa pun dan berhentilah bekerja." Andre menatapnya penuh tekanan. "Baiklah aku tidak akan tidur dengan siapapun. Tapi biarkan aku bekerja. Hanya bekerja di klub saja. Aku akan langsung pulang setelahnya." "Untuk apa kamu masih bekerja aku akan berikan uang yang lebih dari cukup untukmu. Aku tidak ingin lelaki lain menyentuhmu. Kamu tidak mengerti? Andre meninggikan suaranya. Dia geram kenapa Mia tidak mengerti hal mudah seperti ini. Sebenarnya bukan Mia tak mau berhenti bekerja, hanya saja dia akan senang jika menghasilkan uang sendiri "Baiklah akhir bulan aku akan berhenti setelah aku mendapatkan gajiku." Mia tersenyum "Astaga Mia." Andre menggelengkan kepalanya. Ia menghela napas panjang. Ia sebenarnya merasa kesal, tapi ia tak ingin memancing keributan dengan Mia. "Baiklah aku akan menunggu. Aku pun tak ingin jika terlalu memaksamu, biarlah keinginan itu datang atas dasar kesadaranmu sendiri." Andre menyerah pada kekerasan hati Mia. "Kamu memang lelaki penuh pengertian." Mia tersenyum senang "Mia kapan kamu akan memperkenalkanku kepada orang tuamu? Aku ingin mengenalmu dan juga keluargamu." Andre terdengar sangat serius "Jika kita nanti sudah akan menikah." Mia nampak enggan membicarakan orang tua nya "Baiklah begitu kamu siap, kita pergi ke rumah orang tuamu." Andre menangkap kilatan ketidak sukaan di dalam mata Mia saat ia membicarakan orang tuanya. "Setelah kita selesai makan, temani aku ke suatu tempat." Andre tersenyum sangat manis dengan tatapan memohon. "Kemana?" Mia penasaran "Aku mau membeli mobil baru, aku mau meminta pendapatmu mobil mana yang bagus." "Ada apa dengan mobilmu? Sepertinya masih bagus dan terlihat baru" "Iya mobil itu agak kebesaran, Aku mau beli yang lebih kecil, jenis sedan," ucapnya cuek. Sepertinya membeli mobil baru hanya seperti membeli baju untuk Andre. Setibanya di showroom mereka segera menemui bagian marketing dari showroom tersebut. Andre meminta pendapat Mia, akhirnya jatuhlah pilihan pada mereka pada mobil yang cantik. Menurut Mia harga mobil itu sudah luar biasa mahal. Bahkan dia belum pernah melihat uang 600 jt lebih langsung dengan kedua matanya. Saat pengurusan administrasi, Andre meminta KTP Mia untuk diserahkan kepada tim administrasi "Kenapa pakai KTP-ku?" Mia tetap menyerahkannya meskipun bingung. "Iya karena aku tadi terburu-buru KTP-ku ketinggalan di rumah." Andre memasang wajah menyesal. Mia terdiam. Ia bingung, bagaimana bisa andre membawa dompetnya tapi tidak ada KTP-nya? "Tapi... ya sudah lah" Mia menepis semua pemikirannya. "Mbak Mia, tandatangani surat serah terimanya." Seorang perempuan pegawai Showroom mendekat membawa banyak berkas yang perlu ditandatangani. Setelah semua selesai Andre berbisik "Mobil itu untuk mu Mia." Andre tersenyum. "A-apa? Jangan bercanda, ya." Mia terkejut, tapi ia berharap apa yang didengarnya adalah kenyataan. "Iya, tapi itu tidak gratis. Malam ini kamu milikku" Andre tersenyum nakal dan licik. "Besok kamu kursus mengemudi. Aku tau tempat yang bagus" Andre menyerahkan kartu nama sebuah LPK mengemudi. "Ok aku akan datang ke alamat ini besok" Mia memasukan kartu nama itu ke dalam tasnya. Setelah semua selesai Andre mengantarkan Mia pulang. Ada rapat perusahaan yang harus dihadirinya. ~Di Sore hari~ {Mia kirimkan nomor rekeningmu. Aku mau kirimkan uang. Belanjalah untuk kebutuhanmu dan beli gaun yang bagus. Kita dinner malam ini}" Andre. {Ok} Balas Mia. Dia mengirimkan foto buku bank miliknya dan mengirimkannya kepada Andre. Tak lama kemudian ponsel Mia berbunyi. Notifikasi dari bank. Mata Mia terbuka lebar saat melihat jumlahnya. "Aku belum pernah punya uang sebanyak ini." Mia tersenyum. **** Mia memasuki restoran mewah di kota Batu. Dia cantik sekali memakai gaun warna hitam berlengan panjang. Terbuka lebar di bagian punggung. Panjang Baju itu menutup hingga mata kakinya Ia terlihat Cantik sekali. Rambut ikal panjangnya diarahkan ke bahu sebelah kiri untuk memperlihatkan punggungnya yang indah nan mulus yang dimilikinya. Andre menyambutnya dengan menarik kursi untuk Mia. Mia sangat bahagia, dia diperlakukan seperti wanita terhormat. Mereka menikmati makan malam dengan bahagia sembari membicarakan masa depan. Masa depan yang dipersiapkan Andre untuk Mia. Gadis itu merasa sangat bahagia. Penderitaan hidupnya akan segera berakhir. Tiba-tiba! Ada seorang wanita yang mendekati meja mereka. Ia berdiri tepat di belakang Andre dengan wajah merah padam langsung menghadap ke arah Mia "Andre !!! " Wanita itu memanggilnya dengan suara tinggi dan napas yang tersengal. Andre terkejut, segera dia memalingkan wajahnya. Wajah andre pun seketika berubah menjadi putih karena memucat. Ia melihat seorang wanita cantik, sebening kristal dengan perut yang besar karena mengandung tengah berdiri di belakangnya. "Tata?" Kata-kata Andre tercekat. Ia merasa ingin lari saja, bersembunyi ke dasar bumi "Kamu laki laki tak tau diri! Kamu berselingkuh dari istrimu padahal susah payah aku mengandung anakmu?!!" Suaranya begitu lantang dan memilukan. Sontak saja seisi restoran memandang ke arah mereka. Mia tak kalah terkejutnya. Ia bungkam seribu bahasa. Mia merasa sangat bersalah dan malu, sehingga dia mengunci mulutnya rapat-rapat. Tata mendorong Mia hingga tersungkur bersama kursi yang dia duduki. Tata menjambak rambut Mia sekuat tenaga, "Kamu perebut suami orang!" Matanya terbelalak. Amarahnya menggelegak hingga ke ubun-ubun. "Maafkan saya. saya tidak tau dia sudah beristri." Mia menangis penuh penyesalan. Rasa perih di pipinya tak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Tata kemudian menampar pipi Mia sangat keras. Andre segera menarik istrinya menjauh agar tidak lebih lagi menyakiti Mia. "Ayo kita pulang. Malu sama orang orang." Andre berbicara pelan dan berbisik kepada istrinya. "Kamu yang tidak tau malu." Pekik Tata kepada suaminya. Dia mendorong tubuh Andre sangat kuat. Tata mengambil gelas di atas meja dan melemparkannya ke wajah Mia. PRANG!!! "Uggh!!!" "Kamu?! Kamu di sini?!" Mia terkejut, wajahnya dekat dengan seorang lelaki. Gelas itu jatuh ke lantai, berkeping-keping. Kepala Mia selamat dari hantaman gelas, karena lelaki itu melindungi kepalanya dengan memeluknya, sehingga hantaman gelas itu mengenai punggung si lelaki itu. "Bawa istrimu pulang!" ucap lelaki itu dengan tegas. Andre segera menarik istrinya keluar dari restoran. Setelah mereka menjauh, Mia mencoba berdiri sambil berlinangan air mata di pipinya. Laki itu mengulurkan tangannya dekat wajah Mia, "Ayo kita pulang, Mia." Rayhan mengulurkan tangannya. Mia menyambut tangan Rayhan dengan perasaan yang mengharu biru.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD