10. TITIK BALIK

1111 Words
"Bagaimana keadaanmu?" Daniel mendekati Mia dan langsung meletakan telapak tangannya di kening Mia. "Aku merasa lebih baik. Cuma masih sedikit lemas." Mia tersenyum. Sepasang mata memperhatikan kedekatan mereka. Ia merasa terganggu saat menyaksikan Daniel dan Mia sangat akrab. "Tentu saja keadaannya membaik. Aku sudah merawatnya dengan baik." Rayhan menimpali dengan bibir yang manyun. Daniel dan Mia tertawa bersama melihat wajah Rayhan yang cemberut. "Terima kasih, Pak Dokter." Mia tersenyum seraya menyatukan kedua telapak tangan. Mereka tertawa bersama. "Mia, aku membawakan sup kentang  ayam. Makanlah, baik untukmu. Supaya kau tidak lemas lagi." Daniel mengambil lunch box yang tadi Ia letakan di atas meja makan. "Nanti lah. Aku sudah sarapan bubur. Rayhan yang menyiapkan untukku." Mia tersenyum sambil melihat ke arah Rayhan. "Berarti dia memang merawatmu dengan baik. Hati- hati kau bisa jatuh cinta dengan Pak Dokter." Daniel menggoda Mia. Mia tersenyum dan tersipu malu. Rayhan menyenggol lengan Daniel " Paling-paling pak dokter yang jatuh cinta dengan pasien secantik ini." Rayhan menatap Mia sambil tersenyum penuh makna. Pipi Mia merona. Ia merasa senang dengan pujian yang Rayhan lontarkan kepadanya. Ponsel Mia berbunyi. "Sebentar." Mia berkata kepada mereka berdua. "Halo Andre." "Mia kau di mana? Aku sangat khawatir." Suara Andre terdengar cemas. "Kau tidak perlu memikirkan aku. Kau urus saja istrimu," sahut Mia ketus. "Mia jangan seperti itu. Aku mencintaimu." Andre membujuk dengan berkata lembut. "Kita sudahi saja hubungan ini. Hari ini aku akan ke dealer mengubah alamat pengiriman mobil itu. Tolong kau kirimkan alamat serta rekening bankmu. Aku akan kembalikan uangmu. Mungkin tidak semua. Sebagian sudah aku gunakan." Mia terdengar putus asa dan sedih. "Mia semua itu untukmu. Kau tidak perlu mengembalikannya." "Aku tidak bisa menerima pemberianmu. Aku takut istrimu akan terus menerorku. Aku hanya ingin hidup dengan tenang. Jadi tolong kirim alamat dan nomor rekeningmu." Mia memutus panggilan telepon tanpa menunggu jawaban. Mia merenung. Ia menundukkan wajah. Mia melepaskan hela napas panjang dan berat. Dua lelaki yang berada di depan Mia melihat kesedihan yang mendalam dalam riak matanya. "Mia sebaiknya kau berhenti dari pekerjaanmu. Hal-hal semacam ini akan sering terjadi. Kau ingat seorang wanita yang melemparmu dengan pisau saat kau keluar dari tempat kerjamu? Dia dengan sabar menunggumu pulang." Daniel menggelengkan kepalanya teringat hal-hal buruk yang menimpa Mia. "Iya aku juga sudah lama sekali ingin berhenti. Tapi Keluargaku yang menjadi pertimbangan. Ayahku kerja serabutan. Aku punya empat orang adik. Kalau aku tidak bekerja mereka putus sekolah."  Mia membenamkan wajahnya di atas lutut. Gadis itu sangat tertekan dengan keadaan ini. "Mia kau bisa cari pekerjaan lain." Rayhan berkata dengan lembut "Pekerjaan apa? Aku pergi dari rumah sebelum aku lulus sekolah. Dengan ijazah hanya SMP, pekerjaan apa yang bisa kudapatkan. Mungkin bisa jadi cleaning service. Namun, gaji yang aku terima akan sangat sedikit. Hanya sekitar 800 ribu hingga 1 juta. Itu hanya cukup untuk membayar kontrakan dan transportasi bekerja. Bagaimana aku mencukupi kebutuhan hidup dan juga memberikan pada keluargaku?" Mia terdengar putus asa. "Mia aku punya teman, dia seorang manager di restoran Pizza. Aku bisa bicara dengannya. Mungkin kau bisa bekerja di sana dengan ijazah hanya SMP. Bagaimana? Kau mau?" Rayhan sangat tulus ingin membantu. "Kau pun harus ikut ujian persamaan tahun ini. Kau bisa memiliki ijazah SMA. Kau bisa melanjutkan ke universitas." Rayhan menambahkan. "Wah, bagus itu, Mia. Terima saja. Aku punya punya warisan kontrakan dari orang tuaku. Kontrakan itu ada empat pintu. Aku dan saudaraku dapat masing-masing dua pintu. Kau bisa menepati milikku. Kau tidak perlu membayarnya. Kau bisa menyimpan uang untuk keperluanmu dan juga untuk keluargamu," ujar Daniel. "Kalian sangat baik kepadaku. Terima kasih. Dengan apa aku bisa membalasnya?" Mia bergumam dengan mata berkaca-kaca. Dia bahagia memiliki harapan hidup yang baru. Kedua lelaki itu tersenyum bahagia. Mia menerima bantuan mereka "Nah, Mia. Aku harus segera pergi ke kantor. Aku sudah sangat terlambat. Kau jadi pergi ke dealer? Nanti Rayhan yang mengantarmu." Daniel bersiap untuk pergi. "Iya jadi." Mia memastikan, tapi Andre masih belum kirim alamat rumah dan nomor rekening." "Aku akan mengantarkanmu. Kita mampir dulu ke galeriku. Aku harus membuka toko terlebih dahulu. Setelah Ayahku datang kita pergi ke dealer." Rayhan bersiap mau pergi. "Eh... Nanti dulu, setelah Mia memakan supnya baru kalian pergi. Aku sudah susah payah memasak untuknya. Masa tidak dimakan?" Nampaklah raut wajah kekecewaan di wajah Daniel. "Aku pasti memakannya. Tenang saja." Mia tertawa pelan. "Aku pergi lebih dulu. Rayhan tolong kau letakkan kunci di bawah pot bunga yang berada di teras ruko." Daniel mengingatkan "Di teras banyak pot bunga.Yang mana?” Rayhan bingung "Yang nomor 2 dari barisan sebelah kiri." Daniel memberikan petunjuk. "Baiklah." Rayhan mengerti. Mereka berdua pergi setelah Mia menghabiskan sup yang dimasak Daniel. Mereka mengendarai sepeda motor Rayhan pergi ke galeri. Seperti biasa Rayhan memajukan duduk untuk menjauhi Mia. Mia menggelengkan kepala melihat hal itu. Akhirnya Mia memundurkan duduknya agar Rayhan memiliki ruang. Mia sedikit sedih, "Apakah Rayhan tidak menyukaiku? Kenapa dia terus menghindariku? Dia juga sering memalingkan wajahnya saat aku menatapnya. Dia sangat berbeda dengan lelaki yang kukenal."  Biasanya lelaki selalu menatap Mia penuh minat. Sampai-sampai terkadang Mia merasa tidak nyaman karena mengetahui apa yang mereka pikirkan. Pikiran itu terus menempel di kepala Mia. Tidak mau lepas seperti cicak di dinding. Sepanjang perjalanan mereka Mia terus saja melamun. "Mungkin Rayhan memang tidak menyukaiku. Mungkin sikap baiknya hanya kasihan kepadaku. Mana mungkin dia tertarik pada wanita sepertiku. Sementara mungkin di luar sana puluhan wanita mengharapkannya." Mia terus larut dalam lamunannya Tiba tiba Rayhan menghentikan motornya "Kenapa kita berhenti?" Mia mengedarkan pandangan. Dia tidak menemukan galeri Rayhan memarkirkan sepeda motornya di bawah pohon rindang. Di bawah pohon itu terdapat bangku panjang. "Mia, kita istirahat sebentar. Aku tak sanggup melanjutkan perjalanan, cuacanya panas sekali." Rayhan segera duduk dibangku dan menyalakan rokok. "Baiklah." Mia mengangkat alis dan bahunya masih sambil berdiri. "DuduklahIah, Mia." Rayhan menepuk lantai bangku. "Baiklah " Mia duduk disebelah Rayhan. Mia sengaja mengambil jarak cukup jauh dari Rayhan. Dia tahu Rayhan pasti akan menggeser duduknya untuk menghindar. Mereka membisu beberapa lama. Mia Memainkan pada batu kerikil kecil di bawah kakinya." Rayhan, kau tau dimana membeli sepeda Motor bekas yang masih bagus? Kurasa gajiku cukup untuk beli motor bekas." Mia melihat ke arah Rayhan. Rayhan yang tidak menyangka Mia tiba tiba menatapnya. Dia langsung memalingkan wajahnya. Dia sangat terkejut. Dan malu. “Apakah Mia mengetahui Aku diam-diam menatapnya?” Rayhan tersenyum, dia memalingkan wajah ke arah lain. “Dia selalu begitu. Kalau aku melihatnya dia pasti memalingkan wajahnya.” Mata mia berubah sayu. Dadanya terasa menyesak. "Aku bisa membantumu untuk mencarinya." Rayhan berdiri lalu menaiki motor "Ayo kita berangkat." Rayhan memberi isyarat agar Mia duduk di belakangnya. Sepanjang perjalanan mereka tidak berbicara sepatah kata pun. Mia terus bersedih "Cintaku bertepuk sebelah tangan." Mia merasa kecewa Rayhan bernyanyi mengisi kesunyian perjalanan mereka *Kau tau sejak pertama bertemu Terbayang senyum indah di matamu Kau berikan tatapan cinta untukku Jatuh cinta ku jatuh cinta Rindu terasa mengancam dadaku Saat kau selalu hadir di mimpiku Hati jiwaku selalu memanggilmu kasihku Ku cinta kau ku cinta kau Hanya kamu di hatiku Takkan pernah kan terganti Sampai kau jadi milikku* Mia menikmati lagu yang dinyanyikan Rayhan "Suara Rayhan bagus." Mia menyandarkan kepalanya di punggung Rayhan tanpa menempelkan tubuhnya. *Lirik lagu Sampai kau jadi milikku. By :judika*
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD