"Tuan, sudah waktunya untuk anda pergi ke sekolah si kembar." pintu ruang kerja Daniel diketuk dan sosok Bahari mengingatkan tuannya itu. "Ubah schedule saya. Hapus agenda ke sekolah itu karena saya sudah tidak ada urusan dengan dua bocah itu lagi. Jika ada meeting mengenai rencana pembangunan gedung sekolah itu, arahkan meeting di hari libur." Daniel sudah enggan menginjakkan kaki di sekolah si kembar setelah tahu apa yang terjadi. Daniel sendiri tidak tahu kenapa dia bodoh sekali dan mudah terpesona dengan dua bocah kembar itu bahkan pria itu sering memikirkan apakah kedua bocah itu suka dengan makanan yang dia bawakan, apakah mereka suka dengan mainan yang dia belikan namun beruntung Daniel sadar lebih cepat dan berhenti terjerumus lebih jauh. "Baik Tuan." Bahari menganggukkan kepalan

