"Ya, hallo?" Tangan Kania langsung meraih ponsel diatas nakas yang sedari tadi berbunyi nyaring, menerima panggilan telepon itu dengan mata terpejam, mengantuk. "Ini saya, Bahari. Saya mohon datanglah ke rumah Tuan Daniel pukul 5 pagi!" suara serak diujung sana langsung membuat Kania sadar dari awang-awangnya yang belum terkumpul. Menatap layar ponselnya yang menunjukkan pukul 4 pagi. "Untuk apa saya kesana dipagi buta?!" pekik Kania tertahan, moodnya rusak seketika. "Saya sakit, Kania." suara batuk mengalun disertai suara gigilan mengalun, "Saya mohon gantikan pekerjaan saya hari ini." "Begini Tuan Bahari. Anda tahu saya ini seorang ibu, kan? Mana mungkin saya pergi kesana sepagi itu sedangkan saya punya tanggung jawab untuk mengurusi anak saya dirumah!" Kania menarik nafas panjang me

