Perasaan Mengganggu

1259 Words

Tentu saja Livia terkejut dengan pernyataan Risa, wanita itu tak memikirkan kehormatan mereka jika William menikah dengannya, anak seorang pembunuh, dan perebut suami orang. "Nah, masalah udah selesai." William menepuk tangan, "Gak ada lagi yang perlu kamu khawatirkan." Livia mengangguk tersenyum. Ibra dan Risa saling pandang, lalu menghela nafasnya. "Jadi, kapan kalian akan menikah?" tanya keduanya berbarengan. **** Livia menghela nafas saat keluar dari rumah William. "Orang tuaku bukan orang yang berpikiran picik." Livia mengangguk "Sepertinya emang gitu." Tak dapat di pungkiri Livia juga merasa lega, sebab dia juga tak perlu memusingkan lagi tentang pernikahannya. Meski pria b******k, setidaknya dia tahu William cukup teguh memegang janjinya. Dan yang lebih penting adalah orang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD